01✔️

538 48 0
                                    

"Jirann!!" Shia manggil gue waktu gue baru sampe kelas.

"Apaan sih Shia? Buru-buru amat," tanya gue. Mukanya panik bener dah, gue ga ngerti lagi dia kenapa.

"Lo kenal Jeon Somi?"

"Yang anak kelas sebelah itukan? Kenapa?"

"Katanya dia bakal pindah ke kelas ini!"

"HAH?? Gak salah denger gue?!" gue teriak. Untungnya masih pagi banget jadi kelas kami sepi gak ada orang.

"Iya! Gila banget kan? Gue punya firasat buruk tentang dia!"

"Lo jangan nakut-nakutin gue dong Shia! Kan gue–" ucapan gue terhenti waktu pintu kelas kami dibuka.

Lee Daehwi baru aja masuk kelas ini.

Shia mulai batuk-batuk gak jelas. Kayak biasa ngode ke gue, ngangguin supaya salting.

"Apaan sih..?"

"Tu nah pacar lo dateng," kata Shia pelan.

"Bukan pacar gue anjing," bisik gue ke Shia.

"Jangan asal ngomong," tiba-tiba ada suara lain yang bicara di deket gue.

"Astaga Daehwi! Sejak kapan lo disini?" teriak gue.

"Haha, lo lucu banget deh. Gue baru dateng dan tiba-tiba denger ada yang teriak anjing," katanya dengan kalem. Bisa ya ada orang ngomong anjing sekalem itu?

"Emangnya suara gue gede banget ya?"

"Iya lah kan lo yang ngomong. Udah pasti kedengeran sampe Antartika sana," Shia ikutan ngomong.

"Gak lucu," tutur gue sambil mukul tangan Shia dengan pelan.

"Haha.. Gue ke ruang OSIS dulu ya?" kata Daehwi yang langsung jalan kearah pintu dan pergi.

Setelah sekitar setengah jam, kelas mulai penuh. Dan ya, gue dan temen gue ngegosip kayak biasa.

"Eh, beneran Somi pindah ke kelas ini?" Eunji nanya ke gue.

"Sumpah gue gak seneng sama Somi dari dulu. Gak tau ya tapi vibenya ngeselin ga sih?" kata Hana.

"Asli! Agak sebel kalo ngeliat dia!" teriak gue.

Gak lama setelah itu, ketua kelas kami, Samuel masuk ke dalem kelas bareng wali kelas kami, Pak Minseok. Mereka gak cuma berdua, ada Jeon Somi.

"Mungkin kalian sudah dengar. Ada murid dari kelas sebelah yang akan pindah ke kelas kita. Jeon Somi, silahkan perkenalkan diri," waktu Pak Minseok selesai bicara, Somi maju beberapa langkah dari posisi dia tadi.

"Halo, kalian semua pasti udah tau nama gue karena tadi disebut sama Pak Minseok. Tapi, in case kalian gak denger, nama gue Jeon Somi." Somi langsung senyum-senyum gak jelas. Dia kenapa sih?

Jeon Somi. Jeon Somi. Jeon Somi.

Kenapa dia harus pindah ke kelas ini sih? Padahal kan kelas lain ada banyak.

Emangnya kenapa dengan kelas dia yang dulu? Gak betah di IPS? Lagi pula emangnya boleh ya pindah dari IPS ke IPA?

Seminggu setelah Jeon Somi masuk kelas kami.. gue ngeliat pemandangan yang ngerusak.

Hari ini gue dateng agak telat dan waktu masuk kelas, gue liat Somi duduk berdua dengan Daehwi sambil ngerjain tugas kelompok. Padahal mereka gak sekelompok.

..

Lah kan harusnya kelompok Daehwi itu, gue sama Anyoung.. Kenapa dia malah ngerjainnya bareng Somi?

"Hwi," panggil gue.

Daehwi balik badan dan ngeliat ke arah gue.

"Kenapa Ran?"

"Itu.. tugas Bahasa Inggris? Yang kita sekelompok bareng Anyoung?" tanya gue sambil narok tas di kursi gue yang gak jauh dari tempat mereka.

"Iya, kenapa?"

Kenapa? Anjir, dia bego ato gimana? Eh gak mungkin lah ya bego, kan OSIS.

"Kenapa ngerjain bareng Somi?"

Bukan ngelarang dia temenan sama Somi. Hak dia itu. Gue bukan siapa-siapa, gue sadar.

"Dia gue ajak sekelompok sama kita. Kan kita kekurangan member. Yang lain berempat, nah kita cuma bertiga. Terus kan kasian juga dia belom ada kelompok," jelas Daehwi sambil ngehindarin tatapan gue.

"Oh," jawab gue dengan simpel dan gue keluar kelas.

"AGH! Kenapa sih?!" teriak gue di depan kaca toilet.

"Bodo ah Jiran, mereka gak ada apa-apanya! Lo belom liat tingkah laku dia ke Guanlin!" Shia ngebales omongan gue.

"Eh lu udah di jodohin dengan si Kuali itu! Nah gue coba! Pas kak Jeno masuk kelas kita, si Somi dempet-dempet mulu ke dia!" Esther teriak-teriak juga.

"Kasihani dia ya Ji, biasa lah rival dia nambah," Anyoung ikut bicara.

Sekarang, gue, Shia, Esther, dan Anyoung sedang dalem toilet sambil teriak-teriak gak jelas. Ternyata bukan cuma gue yang ngerasain ini.

"Uh, untung ya Jisung kelas sebelah dan jarang masuk kelas kita. Gak kayak kak Jeno," kata Anyoung yang malah bikin suasana makin panas.

Astaga gue udah keburu kesel banget sama si Somi.

"Woi parah!" teriak Jaea yang baru aja masuk toilet.

"Kenapa sih Jae, ngejutin aja lo," kata Esther.

"Serius deh ini, gue terancam putus sama kak Jihoon! Tau kan Somi gimana akhir-akhir ini? Dia kemaren ngepost SG dan tebak siapa yang dia tag?"

..

"Jihoon!" teriak Jaea yang mukanya merah kayak api.

"Sabar Jae, sabar. Nasib kita mirip," kata Esther lagi sambil nepuk bahu Jaea.

Lee Daehwi: HonestlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang