07✔️

218 31 0
                                    

"WOI! Somi rambut baru!" teriak Samuel tiba-tiba waktu masuk kelas.

Rambut baru?

.
.
.

GILA

KOK BISA SAMAAN DENGAN RAMBUT GUE?!

PLIS INI KENAPA

Kuingin berkata kotor tetapi ada Lee Daehwi di dekatku.

Jadi ku tahan kata-kata tersebut. Nanti aja, waktu sama Eunji.

"Eunjiiiii, gak sudi gue tuh."

"Jii, selo dong. Kan yang punya rambut iu bukan cuma lo," jawab Eunji.

"Tapi Eun, itu tuh mirip banget!"

"Ya namanya juga hairstyle, ya pasti mirip lah Ji," jawabnya lagi.

"Eun, bahkan kacamata yang dia pake mirip sama punya gue."

"Kacamata gitu kan emang lagi ngetren. Apalagi di daerah kita."

"Tapiii Eunnn..!"

"Udah ah! Stop being jealous and get over it. Gue ngerti Sama perasaan lo, tapi kalau sampe kayak gini, itu artinya udah kelewatan."

"Siapa? Somi?"

"Elo."

Ayam goreng lo, dasar Jeon Somi.

Kaki gue reflek nendang kursi di taman sekolah. Ya abis tuh kaki gue sakit. Dan gue teriak.

"Jiran? Kenapa?"

Ok.

Entah gimana, the knight in shining armor AKA kak Mark, muncul waktu gue butuh seseorang. Apa jangan-jangan dia ada kekuatan super yang bisa merasakan kesedihan seorang Park Jiran ya?

"Ah gak kenapa-napa kok.."

"Tapi tadi lo teriak Ran. Lo kenapa?"

"Haahh.. Kak emangnya kenapa sih?"

"Kenapa apa?"

"Kenapa gue masih suka sama Lee Daehwi sih?"

"..haah.. Namanya juga perasaan. Ini gue juga bertanya-tanya gitu," kata kak Mark sambil sedikit berbisik.

"Hmm? Apaan kak?"

"Nggak.."

"Yaahh, kok kakak ikut sedih sih?"

"Nggak kok. Masa gue sedih sih? Kan gue di sini untuk buat lo bahagia!"

"Ih ngaco ah.."

"Hahaha, yang penting lo nggak sedih Ran," katanya lagi.

Dia bikin gue bertanya-tanya.

"Kak.. Bener ya kalo kakak dulu suka sama gue?" tanya gue tiba-tiba.

"Hmm," jawabnya singkat "nggak deh. Gue nggak suka sama lo, gue cuma mau jadi temen lo."

Temen ya? Ternyata kata-kata orang lain itu salah. Berarti bener ya, kita gak boleh mudah percaya dengan kata-kata orang karena kita gak tau yang sebenernya.

Ok deh, whatever you say kak. I will believe you.

Sepulang sekolah, bahu gue ditepuk oleh seseorang.

"Dek, boleh gak kami numpang di mobil lo?"

What the hell..?

Temennya kak Mark.. Kak Lucas.. Alias..

Cowok pertama yang gue suka saat di SMA. Oh, tentunya dia gak sendirian.

"Boleh ya Ran?"

Kemanapun gue pergi selalu ada dia. Mark Lee.

"Um, boleh kok kak," jawab gue.

"Yeay! Makasih ya dek!" teriak kak Lucas sambil tersenyum lebar.

"Maaf kalo kami bikin repot Ran," ucap kak Mark dengan senyum khasnya yang manis itu. Eh—

"Ya kak ga apa kok."

Kemana pun gue pergi pasti ada dia. Kak Mark.

Kenapa selalu dia?

Tunggu—

Apa mungkin ini yang dirasakan Daehwi tiap kali dia liat gue? Kesel? Yaaa, mungkin itu lah yang dia rasain selama ini. Gue sadar kalau dulu gue sering banget ketemu sama Daehwi. Eh iya juga ya, sekarang kok udah jarang?

"Ran? Kami keluar ya? Udah sampe nih," kak Mark tiba-tiba nyenggol pundak gue.

Gue pun sadar dari lamunan gue. "Oh.. ok deh." Kenapa gue jadi begini sih?

"Jiran demi apa?!" teriak Haesa waktu ngeliat gue sampe kelas.

"Shhh! Ngapa Sa?"

"Woi! Kok lo gak cerita sih ke gue?"

"Cerita apa bego?"

"Somi! Somi ngedeketin Daehwi kan?"

"Bukan Daehwi Sa, seluruh cowok yang ada di muka bumi ini," kata gue "btw, kenapa lo baru masuk sekolah sekarang? Bukannya udah lama baliknya?"

"Ohh. Iya sih udah lama. Itu.. gue sakit," balasnya dengan nada yang gak menyakinkan.

"Sakit?"

"Ah abaikan. Jadi Somi udah jadi ratu gitu? Euh.."

"Ya gitu lah," jawab gue dengan malas karena kita sedang membahas Somi.

"Yang gue gak seneng tuh, rambut dia sama kayak lo, kacamatanya juga.. Emangnya Somi minus?"

"Hmm.. seinget gue sih nggak ya. Tapi gue gak yakin. Coba nanti gue tanya."

Tiba-tiba, Somi masuk kelas.

"Jeon Somi!" teriak gue.

"Oh, Park Jiran? Kenapa~?"

Kok sok imut gitu sih.

"Lo minus berapa?"

"Ohhh, hahaa, cuma minus satu sih.."

Cuma minus satu sih. Nyesel gue nanya. Bikin kesel.

Lee Daehwi: HonestlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang