GREED's Story

Bab 5 : Rubah yang Tertangkap Ekornya

Dalam hidupnya ia tidak pernah tergesa gesa dalam melakukan sesuatu,semuanya akan ia selesaikan dengan tenang,cepat,dan sempurna.Namun,untuk kali ini hal itu tidak berlaku,mungkin akhirnya kesempurnaan yang selama ini ia rasakan sedikit demi sedikit mulai berkurang.

Raphael Drivera,meskipun ini sangat kekanak kanakan,tetapi ia baru pertama kali merasakan yang namanya telat mengikuti KBM di sekolah.Dan ini adalah hari senin,sungguh menyebalkan.Seperti pada umumnya,bila untuk hari senin,dan apalagi itu sedang dilaksanakan upacara pagi,dan kau datang terlambat.Maka wajib hukumnya untuk mendapatkan hukuman lebih keras daripada surat teguran dari guru BK.

"Baiklah,hari ini bapak dapat mangsa yang lumayan banyak sepertinya."Ujar seorang guru,tentu hanya sebatas gurauan kecil.Di zaman modern seperti ini,sudah tidak ada lagi yang namanya cara mendidik dengan metode sparta,dan hal itu juga sudah di masukkan ke dalam undang undang.Namun,itu hanyalah sesuatu yang tertulis,tidak lebih dari peningkatan nilai moral bagi para guru di mata masyarakat.Nyatanya hingga sekarang pendidikan seorang guru yang menggunakan metode sparta,atau secara kasarnya mendidik tetapi menggunakan kekerasan dalam mengajarnya masih ada hingga sekarang.Tentu sebuah pendidikan yang keras dan tindakan tegas dibutuhkan untuk melatih kedisiplinan para murid,dan membuat mental murid menjadi lebih kuat.Namun,sayangnya tidak banyak murid yang kuat dalam melalui pendidikan sparta seperti itu,dan akhirnya akan membuat murid akan ketakutan terhadap sekolah,dan membuat pemikiran seorang murid kepada para guru menjadi semakin buruk.Karena itu,pemerintah membuatkan undang undang yang melarang guru untuk melakukan tindak kekerasan kepada murid didiknya.Tapi,akibatnya sistem pendidikan negeri ini menjadi banyak celah dan semakin lembek,sehingga membuat para murid menjadi melunjak,pandangan murid terhadap para guru tidak berubah,tetap buruk,tetapi lebih mengarah kepada pandangan merendahkan guru dan bukanlah ancaman bagi mereka.

Lalu,dalam hal ini siapa yang patut disalahkan?Melakukan tindak tegas dan keras dalam mendidik,dinilai menyudutkan siswa,namun ketika sudah dibuatkan peraturan baru malah melonggarkan sistem pendidikan dan membuat para guru tidak dihargai di mata siswa didiknya sendiri.

Tidak ada.

Jawabannya tidak ada yang salah,karena guru mempunyai cara mereka dalam mengajar,dan itu merupakan sebuah haknya,tentu saja dengan munculnya undang undang yang membatasi para guru dalam mendidik,membuat guru merasa direbut haknya dalam mendidik seorang murid.

Sama saja dengan seorang murid,ia adalah anak didik,dan secercah harapan masa depan.Dan dengan belajar di sekolah seorang murid dapat membuat jalan untuk ke masa depannya sendiri.Murid dalam belajar,sama seperti guru,mereka juga memiliki haknya masing masing.

Ahh.....untuk apa aku memikirkan hal hal yang tidak berguna......Mau berapa kalipun sistem pendidikan negeri ini dirombak,dirubah,atau diganti,tetap akan menghasilkan hasil yang sama,karena yang menentukan sebuah perubahan adalah manusia itu sendiri,bukanlah sebuah hukum yang mengaturnya.

"Eh?!Ampunlah pak untuk hari ini saja.Kan saya udah langganan tiap hari senin di hukum."Celoteh murid C,yang entah dimana Raphael pernah liat.

"Rizal,apa kamu sadar apa yang kamu bilang?Apa gunanya kamu berada di kelas unggulan bila sikapmu seperti ini!!"Guru itu membentak murid C yang membuat candaan kurang ajar terhadap gurunya sendiri.

Ooo....Kalo tidak salah dia yang duduk dibelakangku,namanya......Entahlah,untuk apa aku repot repot mengingat nama seekor hama yang tidak berguna..

Ini bukan sarkasme,Raphael hanya mengatakan yang sebenarnya.Kelas unggulan,itu hanya sekedar nama saja.Nyatanya,murid murid di kelas itu tidak terlalu lebih bagus dari seekor kecoa yang seriang kalian temukan di kamar mandi.Kecuali Ritya,orang itu,meskipun parasit dalam hidupku,ia adalah parasit yang sedang bersembunyi.Sama seperti seekor elang yang menyembunyikan cakarnya.