26 JUNI 2017, hari menetasnya salah satu sahabatku, Rama. Si keras kepala dan Aneh. Aneh? Ya dia memang sedikit aneh bagiku tingkahnya yang terkadang seperti anak kecil dan terkadang pula menjelma menjadi sosok yang sok dewasa. Emosinya yang seperti bunglon sangat sulit ditebak, berubah ubah sesuai keadaan hati kecilnya yang begitu kecil sehingga sulit bagiku dan Angga menebaknya. Jalankan menebak melihatnya saja harus menggunakan microscop lensa 2000X pembesaran, begitu kecilnya hingga mudah baginya untuk menyembunyikannya, cukup diselipkan disela antara kedua paru parunya dan BIMSALABIM! Hatinya kecilnya menghilang begitu saja. Hehehe…
Oh iya mengenai Angga, aku sudah baca novel yang ia tulis tentang kami bertiga juga ada Lili yang ikut ikutan. Heheh… Novelnya bagus! Tunggu dulu tujuanku menulis bagianku saat ini bukan tentang mereka berdua, Rama atau Angga ataupun adik tersayangku Lili. Melainkan tentang seseorang yang membuatku menyadari pentingnya mengucap “Lagi apa?” “Lagi dimana?” seseoarang yang biasa kupanggil “Lelaki berbaju putihku”.28 JUNI 2017, Dua hari pasca perayaan hening “HULTAH RAMA” yang ke17 bertepatan dengan perayaan IDUL FITRI 2017
Matahari sebentar lagi tidur dan akan berganti jadwal rondanya dengan Bulan. Senja yang daritadi aku dan Angga habiskan dengan rencana membelikan hadiah untuk Rama. Rencana kami berisi :
“BISMILLAH, SEMOGA ALLAH MELINDUNGI KAMI DALAM MELAKUKAN RENCANA INI.
MEGAN DAN ANGGA AKAN PATUNGAN UNTUK MEMBELIKAN SEBUAH BAJU UNTUK RAMA
DI SALAH SATU TOKO BAJU “APOLLO” HARI KEDUA SETELAH PERAYAAN IDUL FITRI TAHUN 2017. SEMOGA TOKONYA BUKA. KALO TIDAK BUKA NANTI AKAN KAMI PAKSA UNTUK BUKA MENGGUNAKAN PERALATAN BANGUNAN MILIK AYAHNYA MEGAN. KHUSUSNYA MEGAN YANG SUDAH PROFESIONAL DALAM MELAKUKAN TAK TIK MEMBUKA PINTU”Singkat cerita. Kami pergi membelikan Rama baju sesuai rencana diatas. “Kami” disini terdiri dari aku(Megan), Angga dan adikku Putri. Rama sepertinya sudah tau rencana kami dengan topeng khasnya yang membuat dia seolah olah sedang senyum senyum tak karuan dengan ajakan kami yang mengajaknya keluar tepat 2 hari pasca Hultahnya. Tapi ya lambat laun dia juga akan segera mengetahuinya. Setelah beberapa menit berjalan menuju toko Apollo dan ternyata tokonya tutup. Heh rencana kami gagal total. Tapi untung saja Angga sudah menyiapkan Rencana cadangan. RENCANA CADANGAN LAKSANAKAN!
“Put, sana temenin paman Rama jalan duluan”“Mmm.. iya iya”
…“Angga gimana nih?”
“gimana apanya?”
“rencana kita gagal total terus sekarang mau beliin apa?”
“Mmm.. beliin aja kacamata gaya. Diakan suka pake kacamata belakangan ini”
“Ohh.. iya. Disana yak ditoko itu buka tuh”
“Ayok.. bilang ama Rama mau beliin temen”
“oke”
…“Ram, mampir dulu yuk ketoko itu”
“oh.. oke”
…“Ram menurut kamu ini bagus nggak” kataku sambil mencoba kacamata yang nantinya bakalan jadi miliknya juga
“Bagus. Coba yang ini Meg” dia menunjuk kearah kacamata khas tante tante sok gaul padahal norak. Corak gradasi HITAM-COKLAT yang ukurannya seukuran mangkok bakso.
“Hahaha.. ni cobain Ram” kataku memberikan kacamata yang tadiku coba
“Bagus tuh Ram” sambut Angga
“Iya kah”
“Yaudah beli yang ini aja”
“emang siapa yang mau pake?” kata Rama“Kamu”
“heh? Maksudnya”
“Ya Ram ini hadiah HULTAHmu dari Kami berdua dan Putri juga, ikut ikutan hehehe”
“H..hhh.. heheh” Rama tak bisa berkata kata seolah olah dia sangat senang dan terkejut dengan pemberian kami.
Tringg tringg…
Pesan masuk, pengirim Iqbal
“Kamu yang tadi itu ya dek?”“Yang mana”
“Yang gerombolan tadi”
“Side(Kamu;dalam bahasa Sasak) salah liat kali”
Itulah percakapan pertamaku dengan dia, terkesan jutek memang tapi itulah aku diluarnya namun jika bersama sahabat kecilku dan orang orang tertentu aku akan berbubah seolah olah menjadi sangat konyol namun tanpa melupakan bagaimana aku sebenarnya.Beberapa percakapan kemudian
“Tau ndk saya siapa?”
“Tau. Side(Kamu) kaknya Turbo” Biarku perjelas dulu. Siapa Turbo? Dia adalah salah satu teman ngajiku, dari SMP hingga sekarang. Ciri ciri Dia sangat gemuk dan menyebalkan namun dia juga lucu dan perhatian. Dan dia masih bernapas.
“punya HP ndk dek?”
“punya”
“minta nomernya” dan ujung ujungnya dia minta nomer HP juga, aku bingung mau kasi atau nggk jadi aku minta izin dulu sama Kak Awan, dia juga salah satu teman ngajiku. Dan akhirnya…
“Saya tau side kaknya Turbo. Jangan macam macam. Makanya saya kasi nomer saya”“Hahaha.. iya dek”
Dan bla bla bla.. akhirnya dia mendapatkan hatiku. Dan aku harap masa ini berlanjut hingga hari penentuannya telah tiba. Apa itu? jangan bilang siapa siapa ya, hari dimana dia memilikiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Segitiga MERANG
Fiksi RemajaJangan heran jika kalian mendapati kami bertiga di malam hari. Kami sedang membentuk segitiga MERANG disetiap sudut yang memiliki namanya masing masing Megan, Rama, dan Angga. Ini adalah kisah kami beberapa tahun yang lalu disaat hangatnya persahaba...