disini, disebrang sungai.

10 3 0
                                    

Sampailah kita di bawah, disebuah sungai. Tempat dimana peserta diklat bakalan di tes mentalnya atau kami biasa nyebut stretching. Na disini aku ga ikut marah2in peserta. Aku sadar diri aja ga bakal bisa marah-marah kayak senior. Jangan sampai pas aku marah mereka malah ketawa atau ngomong sesuatu yg bikin akunya ketawa. Aku tu ga tahan sama yg lucu2. Suka gampang ketawa. Kalau kata temen2 Red aku ini manusia paling receh sedunia. Alay bener kan wkwk. Jadi aku duduk2 aja di banner yang uda di sediain, agak jauh dari tempat stretching. .

Hawanya dingin banget, wajar karena daerah pegunungan. Hawa dingin juga identik dengan pup dan yapp aku kebelet pup disini, sampai melungker2. Ga mungkin aku pup disungai. Itu bukan ide bagus, Kalau pipis mungkin bisa.
"ya allah aku ga tahan"
Teman2 ku malah ketawa semua lihat expresi mulesku.
"ayo kita stimulus atika aja biar tambah mules" kata mas fahmi kepada mas dimas.
"kurang ajar, ga akan bisa aku wes pegang batu"  kataku membela. Eh mereka malah nyanyi sambil tepuk tangan.
"ayo ngising  ayo ngising, ning kebon nong kebon. Tutupi godong pring, tutupi godong pring, wes lego. Wes lego" ok sip, stimulusnya berjalan dan aku semakin senep.

Disini aku ga ngerasa takut sama sekali, karena ramai dan bercandaan, ini sebagai bukti kalau takut itu yang munculin ya kita sendiri. Aku ga mikir apa2 disini. Ga peduli hawa2 seram, ga peduli ada apa2 disekitar, perasaan2 takut karena hantu teralihkan dengan mules yang begitu hebat, dan ketawa teman2ku.

Sampai lama-lama akhirnya mulesnya hilang. Stretching sudah mau selesai dan kita semua turun ke peserta diklat. Disini aku mulai ga fokus lagi, karena temen2ku uda pada sibuk sama tugasnya masing2.

Mules hilang datanglah kebelet pipis. Aku rasanya ga karu2an disini. Sumpah ga enak bangett, uda tadi mules sekarang pingin kencing. Yang ini aku paling ga bisa tahan kencing. Balik kevila masi lama, ini aja baru jam 3. Mau balik sekarang pun bahaya, karena cuma esti yang lagi free dan jadi temen ngobrol ku. Dan itu terlalu berbaya.

"aku mau pipis es" kataku sambil menahan kencing.
"ya Allah drrr, tadi mau pup, sekarang pipis"
"beneran"
"yaudah ayo ke sungai aja, mumpung masi gelap, tak anter"

Saking kebeletnya pipis,  Aku jadi lupa kalau aku dipeseni ustadz ku "bole ke pacet tapi jangan injak air". Aku gatau kenapa gabole injak air, beliau g ngasi alasan. Tapi kaliini aku bener2 ga kuat nahan pipis.

Akhirnya ku beranikan diri kesungai dan mencari spot yang aman. Sungai ini sebenernya ga besar. Diseberang sungai ada hutan, nah disini aku ngerasa g enak. Aku lihatin terus dari tadi dan muncullah dia. Ada seorang wanita di seberang sana. Sepertinya arwah. Dan di seberang sungai itu ada jalan. Kurang jelas jalan menuju apa disana, tapi sepertinya rumah wanita itu ada disana. Dia panggil2 namaku terus "atika ayo ikuuutt aku, main kerumahku" aku masih ingat jelas waktu itu. Aku berusaha menampis pendengaran2 aneh itu dengan berusaha ngobrol sama temen2. Tapi ini waktunya bai'at. Dan temen2ku pada lupa semua sama aku. Aku malah semakin tenggelam ke ketakutanku. Mau ngomong masalah ini, tapi pasti g ada yg respon soalnya pada repot semua. Bahkan estipun yang dari tadi sama aku juga lupa karena saking asyiknya lihat proses pembai'atan peserta diklat.

Sebenernya aku mau fikiranku teralihkan ke situ, tapi tetep aja ga bisa. Aku semakin tenggelam dan merasa tidak kuat. Akhirnya aku duduk di sebuah batu dekat sungai. Nafasku sudah sesak. Aku awalnya mengantuk tapi tiba2 berubah jadi lemas dan sakit di bagian kepala dan dada. Sampai lama kelamaan aku bukan aku. Aku membenamkan kepalaku, dan mulai menangis kesakitan. Tidak ada yang sadar ada yang aneh pada diriku. Sampai lama kelamaan aku mendengar mas udun memanggilku.
"atika, atika ngapain disitu"
"tolong aku mass" aku cuma bisa ngomong tolong2 tapi bukan dari mulut tapi dari dalam. Karena aku tahu dia sudah menguasai sebagian tubuhku.
"atikaaaa"
Mas udunn berulang kali memanggilku tapi untuk mengangkat kepala rasanya aku tidak bisa.
"he rek, atika atika iki. Es atika ikuloo"

"atikaaa" panggil esti.
"tiiik, ini atika ?" panggil esti lagi.
Aku menjawab dari dalam "bukan"

Kesurupan menurutku, aku tau mereka ngomong apa. Aku dengar. Aku bisa ngomong dari hati. Tp aku seakan ga punya daya buat ngomong dari mulut. Tubuhku sudah di kuasai sama si wanita seberant sungai itu.

"atikaaaa nangis mas" kata esti.
Melihat diriku yg gawat, mereka langsung mengangkat kepalaku, tapi aku menangis dan berat.

"atika ayo pulang"
"bukaaannn"
"siapa ini ? Mana atika, atika mau pulang"
"jangaan, atika mau tak ajak main ke rumahku disana" kata perempuan didalam tubuhku.
"lho, gaboleh. Pergi ke tempatmu"
"gamauuuu" dengan suara lantang aku mencengkram tangan temanku yang membacakan surat2 pendek dalam Al-qur'an.

Teriakanku semakin menjadi. Beberapa temanku terluka karena terkena cakaranku, bahkana da yg sampai sandalnya putus. Aku sudah diluar kendali diriku.

Karena sangat berat dan tidak mau keluar. Teman2 membiarkanku berjalan. Mereka bilang aku berjalan dgn mata tertutup, tapi aku bisa lihat jalan dan gak jatuh kejurang. Malah langkahku cepat sekali. Ga ada capeknya. Kayak bukan atika yg jalan beberapa meter aja sudah ngos2an apalagi medannya batu dan nanjak.

Diperjalanan beberapa kali aku dipaksa membelokkan langkah. Aku tau dia ingin pulang, tp apa motivasinya mengajakku berkunjung kerumahnya, toh kita beda dunia. Memang pemikiran hantu tidak sama kayak manusia ya, padahal dia bekas manusia lo wkwk. Ada2 saja.

Setelah sampai di villa, dipanggillah penjaga villa. Dan aku lemas lalu tertidur untuk beberapa jam.

Setelah itu
"lhakok sudah disini"
Teman2ku menatap takut
"atika ?"
"apa ?"

Akhirnya atika kembali ke semula dan teman2ku bisa tidur dan beristirahat dengan tenang sampai jam ceck out tiba
Hehe

Ia Dekat tp DimanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang