Ada banyak sekali yang di inginkan oleh remaja-remaja pada masa-masa SMA-nya. Disukai oleh kaka kelas most wanted, mempunyai teman yang asik, nilai ujian selalu bagus dan bisa menarik perhatian semua guru.
Tetapi tidak dengan Maudy, gadis itu hanya ingin satu diantara banyaknya momen-momen masa SMA-nya, yaitu perasaannya yang dibalas. Padahal Maudy sudah jauh-jauh hari menyiapkan perasaannya jika suatu saat nanti perasaannya tidak dibalas maka ia tidak perlu semengecewakan ini, tetapi tetap saja, saat tahu Azka tidak berusaha membalasnya justru Maudy malah tersiksa dengan perasaannya sendiri.
Maudy belajar dari pengalamannya, sesuatu yang dijalani dengan sungguh-sungguh jika suatu saat nanti ternyata tidak dihargai maka akan begitu menyakitkan.
Pertama, dulu saat seluruh hatinya ia berikan seutuhnya pada Keenan justru yang ia dapat hanya penghianatan. Dan sekarang, bagian kedua saat ia kembali menaruh hatinya pada lelaki dingin yang sekarang sedang mengendarai motornya ternyata yang ia dapat hanya kenyataan yang menyakitkan karena hatinya tidak pernah ada Maudy.
Angga. Adalah lelaki yang menjadi alasan Maudy untuk bisa lebih menghargai seseorang.
Lama sudah Maudy melamun akibat perjalanan pulang diantara Azka dan dirinya tidak ada satu pun yang angkat suara. Tiba tiba saja Maudy menyadari jika sedari tadi motor Azka tidak nyampe-nyampe le rumahnya.
Dan seperti merasa asing dengan tempat ini, Maudy mencoba melihat kanan kirinya dan ini bukan jalan ke arah rumahnya. Maudy mencondongkan kepalanya lebih dekat dengan telinga Azka.
"Azka, ini bukan jalan ke rumah gue. Lo lupa ya jalannya?" Tanya Maudy masih melihat-lihat ke arah jalan.
"Hm."
Maudy menepuk bahu Azka karena lelaki itu hanya bergumam.
"Azka. Ini kita mau kemana?"
"Tinggal liat."
"Lo kok gak bilang kalo mau jalan dulu?"
Azka menggdigkan bahunya. "Lo gak nanya."
"Azka kan gue gak ngajak buat jalan-jalan dulu. Gue capek pengen pulang, mau istirahat."
Azka masih diam tak menjawab perkataan dari Maudy, yang laki-laki itu lakukan hanya fokus mengendarai motornya saja. Masa bodo dengan gadis yang dibelakangnya ini yang sedang merengek minta pulang, toh Azka yakin Maudy juga pasti bakal suka dengan tempat yang akan ia kunjungi.
Maudy memilih pasrah saat Azka tak meladeninya. Gadis itu membuang napasnya melalui mulut dan hidung. Lalu menghirupnya lagi sambil memejamkan matanya. Maudy sangat lelah hari ini dan butuh istirahat dikasurnya yang super empuk. Tetapi meskipun begitu ada bagian dari dalam hatinya yang ikut merasakan bahagia Ketika Azka kembali berinteraksi padanya.
****
Motor Azka berhenti di sebuah cafe kecil yang bernuansa coklat yang dipadupadankan dengan warna cream. Disetiap dindingnya terdapat lukisan-lukisan gelas yang berasap serta biji-biji kopi, selain itu ketika mereka memasuki cafe itu Maudy disambut dengan pemandangan ruangan yang menurutnya klasik namun sangat keren. Banyak sekali dekorasi-dekorasi lampu lampu yang menggantung diatas, serta beberapa quotes bijak tertulis didinding cafe tersebut.
Azka menyuruh Maudy untuk duduk terlebih dahulu di kursi sementara Azka izin pergi menghampiri bartender yang sedang menyeduh kopi.
Selagi Azka sibuk dengan bartender itu Mata Maudy tak henti-hentinya menjelajah setiap kata-kata dari Quotes yang ada di dinding.
Hidup itu seperti secangkir kopi
Dimana pahit manisnya bertemu
Dengan kehangatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Maudy [Completed]
Teen Fiction[follow me first] •Cover by:ecenggondhok Ini tentang kisah cinta gadis bernama Maudy Clareesta Yoenda. Tentang perasaan yang selalu lebur dalam kepingan luka dan tentang perjuangan yang selalu ingin dihargai meski sekecil apapun itu. Takdir membaw...