Vote&komen ya🙏
____________________Maudy merebahkan tubuhnya dikasur, menatap langit-langit kamarnya dengan pandangan kosong sementara pikirannya jauh berkelana ntah sudah sampai mana. Maudy kira pertemuannya dengan Keenan tidak akan secepat itu, ternyata tuhan punya rencana jauh lebih cepat.
Mungkin Maudy adalah gadis paling egois karena selalu memikirkan diri sendiri dan tidak ingin mendengar penjelasan apapun dari Keenan. Seharusnya sebuah penjelasan sudah cukup untuk berdamai dengan masalalu. Tetapi, Maudy rasa itu sia-sia saja. Tidak akan mengubah semuanya, hanya akan ada luka baru lagi jika ia mendengar penjelasan dari Keenan.
Maudy sudah menutup rapat-rapat hatinya untuk Keenan sejak lelaki itu menghianatinya. Mencoba menjauh dan berusaha menerima kenyataan jika akhirnya harus begini. Mengikhlaskan orang yang sangat dicintai nya berbahagia dengan wanita lain, meskipun harus melewati fase patah hati dan rasa benci yang sangat mendalam.
Kepindahannya ke Jakarta membuat peluang besar bagi proses move on nya Maudy. Ia tidak harus susah-susah menjauh dari Keenan karena jika sudah berbeda kota itu artinya ia akan jauh lebih bebas dari bayang-bayang lelaki itu. Bahkan Keenan tidak tahu Maudy pindah, karena Maudy memang tidak memberi tahukan banyak orang tentang Kepindahannya, hanya memberi tahu para sahabat-sahabtnya di Bandung serta para guru disekolahnya.
Ditambah dengan pertemuannya dengan Azka, lelaki yang telah berhasil memikat hatinya serta mengubah hitam dihidupnya menjadi pelangi. Meskipun tahu Azka bagaimana sifatnya tetapi bagi Maudy justru karena dia dingin dan susah dijangkau menjadikan para wanita tertarik untuk kepo dengan kehidupan lelaki es itu.
Disaat-saat kedekatannya dengan Azka kian mantap, Keenan justru kembali datang. Sewaktu pertama kali membaca suratnya saja sudah membuat hati Maudy sakit kembali. Ia ingat betapa tidak berperasaannya seorang Keenan Bagastiwa sijenius yang lembut dan hangat bisa membuatnya sekecewa ini. Apalagi Maudy tahu betul sifat Keenan, lelaki itu tidak akan pernah main-main dengan ucapannya, buktinya masalah kedatangannya ke Jakarta pun benar adanya.
Banyak berfikir membuat kepalanya terasa pening. Ditambah badan sudah lengket serta penampilannya sudah kucel.
Lalu tanpa pikir panjang Maudy berjalan ke kamar mandi dan berendam air hangat. Tubuhnya butuh rileksasi seperti ini.
***
Pagi ini berhubung sedang weekend, Maudy, Shindy, Amira dan Yumna baru saja selesai lari pagi. Bahkan matahari pun sudah menampakkan dirinya pada semesta hingga sinarnya sudah mulai menyilaukan.
Mereka memilih duduk duduk terlebih dahulu di tempat yang agak rindang hanya sekedar untuk minum atau ngobrol ngalor ngidul sambil mengipas ngipas badan yang terasa gerah.
"Oh iya, semalam lo kemana aja Dy? Tumben nggak ikut nimbrung di grup." Tanya Shindy sambil masih sibuk mengipas ngipas lehernya.
"Iya tau nih, padahal gue baru aja nge-share berita ter hot." Ucap Yumna ikut menimpali.
Maudy hanya tersenyum, bingung ingin menjawab apa, masalahnya semalaman ia habiskan malamnya untuk merenung dan berfikir. Setelah itu langsung tidur dan tidak sempat mengecek ponselnya yang masih berada di dalam tas sekolahnya.
"Iya, sorry banget nih. Biasa lagi gada paketan." Ucap Maudy berbohong.
"Ya ampun, emang wi-fi dirumah lo mati?" Tanya Amira.
Memilih mengabaikan pertanyaan dari amira, Maudy justru langsung mengalihkannya. "Emang lo nge-share berita hot apa semalam Yum?" Tanyanya ikut kepo.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Maudy [Completed]
Fiksi Remaja[follow me first] •Cover by:ecenggondhok Ini tentang kisah cinta gadis bernama Maudy Clareesta Yoenda. Tentang perasaan yang selalu lebur dalam kepingan luka dan tentang perjuangan yang selalu ingin dihargai meski sekecil apapun itu. Takdir membaw...