Saat kau berkata "Kita cukup sampai di sini saja, tak perlu dilanjutkan"
Aku merasa ada bagian di dalam diriku yang hancur.
Entah di bagian mana, yang jelas itu sangat sakit adanya.Dan kini kita berjalan dengan keputusan kita masing-masing.
Kamu yang memutuskan pergi,
Sedangkan aku yang masih menanti.Aku juga masih bingung, hal apa yang ku nanti?
Dirimu? Bodoh sekali diri ini.
Padahal sudah jelas kita sudah berjarak.
Kembali bersama sudah bukan lagi sebuah harapan.Kini kita benar-benar berada dalam fase melupakan dan dilupakan.
Entahah, kurasa kau yang menjadi pemenang.
Kenapa tidak? Bukankah kau yang lebih dulu mengingkari janji?Aku masih menanti, tapi yang perlu kamu tau bukan dirimu yang ku nantikan kembali.
Aku hanya menanti, apa yang pasti.
Yang pasti adalah Takdir dari Tuhan, yang telah menuliskan skenario terbaiknya untukku.Aku tau aku sudah dilupakan,
Dan saatnya aku akan melupakan.
Tapi kurasa hal itu tak perlu, bukankah mengingatmu juga takdir dari Tuhan?
Jadi untuk apa aku bersikeras untuk melupa?
Aku yakin lambat laun perihal dirimu dan memori itu tak akan kembali lagi di pikiranku.
Yah.. sebut saja ini proses.Sebab tak ada orang yang bisa dengan mudah melupakan kenangan, kecuali kamu😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Semesta, Ini Tentang Perasaanku
RomanceIni adalah kumpulan suara hati seorang perempuan yang tak mampu diungkapkan lewat suara maka ia terpaksa menjadi asksara. Happy Reading❤️🙂 Find me on instagram: @tulisan_irn