Dark and Bar

10.4K 153 0
                                    

CERITA SELANJUTNYA HINGGA KE PART PUBLISH TERAKHIR SEDANG DALAM TAHAP ON REVISI.
PENULIS JUGA SEDANG BERUSAHA MEMPERBAIKI BILA ADA KALIMAT TYPO DEMI KENYAMANAN PARA PEMBACA.

HARAP DITUNGGU DAN MOHON MAAF ATAS KETIDAKNYAMANNYA APABILA ALUR AKAN MENJADI BERBEDA DARI RENCANA AWAL.

- Cella


❀❀❀❀❀


Valleta memeluk kedua orangtuanya dengan bangga begitu mereka menginjakkan kaki dirumah.

"Long time no see, dear." Diaz, ayah Valleta menyapa putri bungsunya.

"Daddyyyyyyy, I miss you so bad." balas Valleta manja kemudian bergelanjut di lengan ayahnya, sudah lama sekali ia tidak memanggil kedua orangtuanya dengan sebutan itu.

"Kakak kamu mana?" Liana bertanya saat merasa rumah sangat sepi, hanya dihuni oleh mahluk cantik paling lincah yang tidak bisa diam dihadapannya.

"Di kantor, masih kerja. Ini kan masih siang mommy." jawab Valleta.

Setelah menyambut Diaz dan Liana, mereka masuk kedalam rumah.

Saat menuju kamar putrinya, Diaz terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Astaga, ini bunga dan hadiah miikmu semua?" Hampir di seluruh kamar terdapat setumpuk buket bunga dan kado-kado yang tidak tertata dengan rapi.

Melihat orangtuanya kebingungan malah membuat Valleta cengengesan, "Itu hadiah kelulusan dari teman-temanku, aku belum sempat membukanya karena sejak kemarin sibuk merayakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat orangtuanya kebingungan malah membuat Valleta cengengesan, "Itu hadiah kelulusan dari teman-temanku, aku belum sempat membukanya karena sejak kemarin sibuk merayakan. Kalian kapan mau merayakan kelulusanku?" jawaban sekaligus pertanyaan itu membuat kedua orangtuanya tampak saling memandang.

Bukan tidak ingat, mereka hanya tidak ingin terlalu memanjakan anaknya dengan memberikan hadiah setelah prestasi yang didapatkannya. Bukan pula ingin menyepelekan, namun selama ini Valleta sudah mendapatkan apa yang ia mau lebih dari cukup. Makanya tujuan mereka berdua kesini adalah untuk mengucapkan selamat kepada anaknya. Toh, Valleta sudah mendapatkan banyak sekali hadiah dari teman-temannya.

Tapi demi untuk membuat Valleta tidak bersedih di hari penting ini, akhirnya Liana memutuskan untuk mengadakan acara kecil untuk kelulusan anaknya. Bagaimanapun juga, kelulusan anaknya untuk mendapatkan gelar sarjana adalah hal yang perlu diberi apresiasi.

"Sabtu di minggu ini kosongkan jadwalmu dari segala rutinitas yang ada, kita akan merayakannya besok." jawab Liana.

Valleta tampak kegirangan, "Benarkah? Asikk." ucapnya.

"Tapi sebagai gantinya, dalam minggu ini kamu harus sudah mencari tempat yang menjadi incaranmu untuk bekerja." lanjut Liana.

Wajah Valleta berubah dengan jelas, bibirnya maju dan mengkerut. "Aku baru saja keluar dari neraka skripsi dan revisi. Beri aku waktu istirahat selama beberapa minggu."

My Destiny!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang