Karena untuk merasa pantas, aku harus melebihi batas. Menghapus kewajaran-kewajaran yang seharusnya membumbung tanpa sedikit pun luruh terlepas.
Untukmu, hanya untukmu. Namun, sekali lagi, tak pernah ada kata mampu untukku menjadi seseorang yang berdiri di sampingmu, tanpa kepala yang tertunduk dalam, menghapus sisa sisa air mata yang sialnya jatuh sebagai lambang ketidakmampuanku bersamamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Dalam Elegi
PoesiaDengan ini, kutuliskan suara-suara yang selama ini tertahan, terkungkung dalam jeruji bisu agar tak lagi ada yang diam-diam terluka kemudian hilang. Untukmu, entah siapa pun kamu #153 Poetry - 19 Mei 2018