Aku sudah sampai di rumah tua dengan cat coklat yang terlihat lusuh, memiliki 2 lantai dan genteng coklat yang menutupi atap rumah.
"Matthew pulang" kata ku sambil membuka pintu rumah dengan perlahan dan seperti biasa, rumah selalu sepi ..
Aku tinggal bersama Ayah dan adik perempuan ku, Ayah selalu bekerja sampai malam dan terkadang, dia enggak pulang. Memang sih dia sedang berada di posisi yang tinggi dan tentu dengan posisinya, dia punya tugas dan tanggung jawab yang berat.
Aku berjalan menuju ruang tengah dan aku melihat adik ku May, yang sedang menelepon salah satu temannya, aku melambaikan tangan kepadanya tetapi dia membuang muka dan pergi, aku hanya menghela napas atas kelakuan adik ku.
Hubungan aku dengan May, yang dua tahun lebih muda memang enggak baik, semenjak orang tua ku berpisah beberapa tahun yang lalu, dia selalu bertindak rebellious. Mungkin dia kangen sosok seorang Ibu yang menjadi panutannya dan karena itu dia selalu bertindak seperti itu, enggak hanya kepada ku tetapi kadang juga ke Ayah. Kita berdua enggak berbuat banyak karena kami mengerti perasaannya, selama dia enggak suka keluar rumah dan berkeliaran sampai malam itu sudah cukup bagi kami.
Kalau aku sih enggak terlalu peduli tentang perpisahan orang tua ku, asalkan Ayah ku dapat mencari nafkah untuk keluarga dengan baik itu sudah cukup bagi ku dan kalau masalah kasih sayang, aku rasa sudah cukup ku dapatkan . Aku juga masih sering kontak - kontakan dengan Ibu ku yang sekarang kerja di Amerika jadi aku juga enggak merasa kesepian
Aku tiduran di sofa ruang tengah, aku lelah sekali setelah apa yang ku alami di jalan baik secara fisik maupun psikologis. Ya psikologis, aku melihat Felia sedang berjalan dengan kapten futsal, Albert, memang sih dengan badan yang ideal, muka yang tampan dengan rambut undercut yang dia miliki selalu berhasil menarik perhatian perempuan dan mungkin Felia termasuk salah satunya.
Flash Back ~~~
"Kalau begini rasanya penasaran, mau ikutin mereka gak" tanya Brendan dengan memperhatikan dan sedikit mengendap mengendap mengikuti mereka
"Entah lah. Gua rasa enggak baik, lebih baik kita" kata ku dan langsung di potong Brendan
"Udah, diam aja dan ikutin gua " katanya tegas dengan melirik ku dan mengalihkan perhatiannya lagi ke arah Albert dan Felia, aku mengangguk dan mengikuti mereka
Sepanjang perjalanan dan sesekali kita bersembunyi, kita hanya melihat mereka bertingkah layaknya sepasang kekasih, jujur itu memang membuat panas karena aku masih menyimpan perasaan ke Felia tetapi mengingat aku bukan siapa-siapanya, aku gak punya hak untuk cemburu. Namun tetap saja aku cemburu.
Tunggu, kenapa Albert memegang tangan Felia seperti itu ? Apakah Albert akan menembak Felia ? aku di sini hanya bisa melihat dan berdiam diri tanpa melakukan apa apa. Menyedihkan sekali
"Jadi gimana ? Masih mau deketin Felia" tanya Brendan dengan menupuk pundak ku.
Aku terdiam atas pertanyaan itu, segera ku balikan badan ku dan melanjutkan perjalanan menuju rumah tanpa sepatah kata apapun, aku enggak tahu harus berbuat apa.
~~~
Di sekolah sudah beredar tentang Felia sudah jadian dengan Albert, tentu mendengar itu membuat ku kesal tetapi sekali lagi, aku sadar diri bahwa aku bukan siapa siapanya."Jadi udah beredar ya gossipnya ? " kata Brendan yang menghampiri ku di kelas.
"Mungkin, gua gak terlalu peduli" kata ku sambil memperhatikan game handheld yang selalu ku bawa
"Mau mastiin langsung ke Felia gak ?"
"Ahh yang bener lu ? Jangan deh. Masa kita yang gak kenal sama dia tiba tiba nanya kayak udah jadian apa belum ? Kan freak banget" kata ku menjelaskan kapada nya. Entah Brendan dapat random thoughts dari mana hari ini.
"Maksud gua, lu enggak langsung nanya tapi lu sapa dulu" kata nya dengan yakin kepada ku, aku jadi teringat kata-kata perenpuan dari UKS kemarin, mungkin memang benar aku harus menyapanya sebelum terlambat.
"Yaudah, setelah pulang sekolah gua sapa lagian sekarang kan waktu istirahat bentar lagi habis" kata ku dengan mencoba percaya diri dan kembali fokus ke game ku, Brendan pergi kembali ke kelasnya .
~~~
Waktu pulang sekolah sudah tiba, aku melihat Felia di depan pintu sekolah, tentu saja aku merasa gugup sekali dan rasanya seperti tiga tahun yang lalu saat aku ingin menembaknyaEnggak bosan aku melihat wajahnya berkali kali serta rambutnya yang terurai . Entah mengapa saat aku memperhatikannya, badan ku bergerak sendiri ke arahnya dan rasanya enggak ada beban atau rasa malu yang mengusik ku
"Hi fel, lo tampak cantik hari ini" kata ku dengan lantang.
Apa yang baru saja aku katakan?
"So-sorry. Gua gak bermaksud kayak gitu gu-guaa" kata ku panik dan membuang muka ku untuk menahan malu, aku sangat berharap seseorang mengambil ajal ku sekarang. Namun reaksi Felia, dia tertawa geli atas perkataan dan tingkah laku ku tadi
"Iya-iya makasih yaa tapi lucu juga ada cowok yang tiba tiba bilang gua cantik terus cowoknya salting lagi haha " kata Felia sambil melanjutkan tawanya dan aku hanya bisa diam menahan malu.
"Gak usah malu gitu dong. By the way, tau nama gua dari mana emang kita pernah kenalan ?" tanyanya dengan senyum kecil ke arah ku
"Siapa sih yang gak kenal elu. Elu kan famous haha" kata ku juga dengan ketawa kecil
"Masa gua famous ? enggak ah" sangkal dia dan akhirnya, aku dengan diamemiliki pembicaraan yang panjang dan jauh dari bosan, walaupun di awali hal yang memalukan tetapi bisa berbicara seperti ini. Aku rasa enggaklah buruk. Beberapa lama kemudian, Albert datang
"Felia sorry nunggu lama" kata Albert dari kejauhan, ia sepertinya habis selesai eskul fustalnya
"Gak apa apa kok. Lagian gua di temenin Matthew juga dari tadi "
"Oh ya, lu matthew ya ? Thanks dah nemenin Felia pas gua masih eskul, by the way kenalin, nama Gua Albert, pacarnya Felia " katanya langsung merangkul Felia
"Bert jangan di depan umum gitu ah. See you later Matt " kata Felia yang segera melepaskan rangkulan Albert, lalu dia tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah ku
Ternyata mereka beneran sudah pacaran.
Picture of: ( All rights belong to their respective owners)
KAMU SEDANG MEMBACA
Matthew
RomanceKehidupan seorang anak SMA yang tidak tampan namun dia sangat menyukai seorang perempuan yang dia idamkan sejak tiga tahun yang lalu tetapi, sayangnya perempuan tersebut tidak mempunyai perasaan yang sama. Apakah Matthew akan menyerah atau dia akan...