Entah apa yang aku pikirkan, apakah ini rencana yang tepat atau bukan untuk membantu Adel dan yang terpenting, apakah dia mengerti dan mengikuti jalannya rencana atau ....
"Matt, Kita dah temenan lumayan lama, gua gak ingin ada perubahan di antara kita, gua juga ingin fokus sekolah dulu. Jadi maaf, gua enggak pingin pacaran dulu untuk saat ini" kata Adel dan langsung berpaling ke arah Leo yang berada tepat di sebelah ku.
"Tadi lu nyuruh gua tunggu ke sini. Kenapa Leo ?" tanya Adel dengan santai, Leo membalasnya dengan menggelangkan kepala
"Enggak, gua mau pastiin aja kalau lu udah mau pulang. Gua cabut duluan ya, tadi gua di panggil guru" kata Leo yang langsung lari menuju dalam sekolah
Aku dan Adel saling bertatapan, Adel memberi senyuman manis dan aku membalasnya dengan ketawa kecil. Dalam hati, aku sangat senang bahwa rencana ini dapat berjalan dengan baik, tetapi yang penting, Adel dapat mengikuti jalannya rencana dengan baik.
"Matt, gua gak nyangka lu bakal nembak gua kayak gitu. Gua ngerti sih maksudnya, lu cuma pura-pura dan untuk membantu gua, walaupun caranya agak keterlaluan tapi, makasih ya" kata Adel dengan mengedipkan mata kirinya kepada ku.
"Gua paham sih, emang keterlaluan tapi gua bisa jamin, circle pertemenan basket lu pasti gak ada masalah" kata ku dengan percaya diri. Dia hanya membalas mengangguk dan melambaikan tangan
~~~~
"Oy Matt ! Lu udah denger belum ?" kata Brendan dengan penuh semangat, entah kenapa aku punya perasaan yang gak enak. Aku hanya membalas dengan menaikan alis tanpa sepatah kata pun yang terucap
"Kita di undang ke ulang tahun Melvin. Dia yang tajir banget, pasti pestanya bakal mewah banget. Seru kan ?" kata Brendan dengan semangat, aku hanya memberikan muka flat yang menunjukan bahwa aku enggak sama sekali tertarik, tapi kalau di pikir-pikir .. Entah kenapa nama Melvin enggak asing ... Oh ya Rina, temennya Felia kemarin, mau beli baju buat ke pestanya, jika Rina datang ke pesta maka Felia ...
"Kapan pestanya ? Ada tema gak ?" kata ku langsung dengan semangat, selama di situ ada Felia, aku enggak keberatan dengan suara dan ramainya pesta itu
"Bukannya tadi lu kelihatan enggak terta-, lupakan lah, pestanya weekend dan kalau gak salah, temanya pesta topeng gitu. Jadinya kita gak tau siapa aja yang ada di pesta itu. Nanti disana, disediain topengnya" kata Brendan yang awalnya ragu tapi menjadi semangat lagi. Dia memang termasuk "Party animal"enggak heran dia kenal banyak orang.
"Seharusnya gua bisa sih, nanti bareng aja kesananya. Lu yang jemput gua" kata ku, Brendan membalas dengan mengancungkan jempol
"Pada ngomongin pesta Melvin ya ? Nanti gua sama Adel dateng kok" kata Sheila yang datang dan langsung duduk di sebelah Brendan dan dikuti oleh Adel yang duduk di sebelah aku
"Iya, gua sama Brendan, kebetulan rencananya kesana. Eh gua pesen makan dulu ya " kata ku sambil beranjak dan pergi menuju kantin
"Gua ikut Matt. Pada nitip es teh kan ? Yaudah gua pesenin" kata Adel, menyusul sambil lari kecil
"Eh Matt ! Gua ama temen-temen anak basket. Udah kayak dulu lagi, Leo juga udah gak ngejer lagi. Katanya dia lagi deket sama adek kelas. Thank you ya sekali lagi" kata dia sambil tersenyum, aku keseringan liat Adel senyum, bisa diabetes ini. Dalam perjalanan ke penjual minuman, Cindy memanggil nama ku dan berjalan ke arah ku.
"Oyy Matt udah lama gak ketemu, kenal sama Adel lu ? " kata Cindy yang di akhiri dengan nada sinis, ketua osis sekolah kita. Entah kenapa, aku merasa ada sesuatu yang enggak baik akan terjadi
"Iya, kebetulan gua temennya. Kenapa ada masalah ? Lu gk ada rencana deketin kan ? " balas Adel dengan nada sinis. Ya, seperti dugaan ku, sesuatu yang enggak baik akan terjadi. Adel pernah cerita, mereka berdua merupakan teman dari kecil, tetapi mereka enggak pernah akur dan selalu berantem karena masalah-masalah sepele
"Adel, lu pesen es teh manisnya kan ? Nanti gua nyusul " kata ku dengan menepuk pundak Adel, aku yakin jika aku enggak menepuknya dan mencegahnya, di sini akan terjadi pertempuran yang besar. Adel hanya mengangguk dan mengacuhkan keberadaan Cindy yang ada di depannya
"Oh ya, gua denger lu nembak Adel ?" tanya Cindy langsung tanpa basa basi. Aku enggak tahu mengapa dia bertanya demikian, tapi aku enggak terlalu memikirkannya.
"Iya tapi gua di tolak dan -" kata ku tetapi dia langsung menatap ku dalam-dalam seolah dia baru melihat sesuatu yang aneh
"Kok aneh ? Pertama, Kalau di tolak. Lu seharusnya bakal ngerasa canggung sama dia dan gak mungkin sedeket kayak tadi. Kedua, kalau lu bohong dan di terima, lu juga gak keliatan seperti orang yang pacaran" katanya menjelaskan panjang lebar, jujur seketika aku merasa aneh atas sikap Cindy, dia seperti sangat ingin tahu apa yang terjadi antara aku dan Adel. Saat aku ingin menjawab pertayaannya
"Sorry, gua terlalu ingin tahu urusan orang lain. But i cant help it because, just forget it" kata dia yang sedikit kesal dan pergi meninggalkan ku. Aneh, itu adalah kata pertama yang keluar dari benak ku tapi, aku yakin, dia pasti punya alasan
Aku melihat Felia sedang jalan ke arah kantin, spontan aku melambaikan tangan ke arahnya tapi Felia enggak memberikan respond apa-apa. Dia berbalik arah dan kembali menuju ke lantai atas, apa dia enggak melihat ku ?
KAMU SEDANG MEMBACA
Matthew
RomanceKehidupan seorang anak SMA yang tidak tampan namun dia sangat menyukai seorang perempuan yang dia idamkan sejak tiga tahun yang lalu tetapi, sayangnya perempuan tersebut tidak mempunyai perasaan yang sama. Apakah Matthew akan menyerah atau dia akan...