Chapter 5

34 14 6
                                    

Aku menunggu seseorang di bawah tangga putih yang besar, entah siapa yang aku tunggu tapi aku yakin, aku sedang menunggu seseorang yang spesial,tidak lama kemudian dari atas tangga terdengar suara hentakan sepatu hak tinggi yang memenuhi sepenjuru ruangan, aku berpikir dari siapkah itu? Aku menunggu orang itu dan ternyata mulai terlihat perempuan yang memakai gaun kuning emas yang indah dengan rambut panjang serta mahkota kecil di atas kepalanya, aku sadar bahwa ternyata seseorang itu adalah Felia, aku yakin dia adalah seseorang yang aku tunggu dari tadi dan kita pun saling melihat satu sama lain, tanpa sepatah pun kata yang keluar dari mulut kita dan aku langsung menawarkan tangan ku kepadanya untuk berdansa

Kami berdansa di sebuah Hall dalam suatu istana yang besar dengan alunan musik classic dan kita berdansa mengikutinya iringan musiknya, aku perhatikan kedua matanya yang sangat indah, wajah yang cantik rupawan bagaikan burung tweetie di kartun-kartun, entah kenapa rasanya waktu berhenti begitu saja, dia memejamkan matanya dan rasanya aku ingin mencium bibirnya yang mungil itu, aku mendekatkan bibir ku ke arah nya dan saat tinggal beberapa centi saja bibir ku menempel ke bibirnya.

Suara bunyi line call berdering membangunkan ku dari mimpi yang indah, entah sudah berapa banyak makian yang ada di dalam otak yang siap di lontarkan jika aku di telepon karena hal yang sepele

"Halo ... " kata ku dengan nada ngantuk

"Siang ini jam 2an bisa ketemuan gak di kafe mall ? Penting nih Matt " kata seorang perempuan yang suaranya ku kenal

"Iya bisa del ... Kabarin aja nanti " kata ku dengan nada masih ngantuk dan mematikan teleponnya, aku langsung melanjutkan tidur ku lagi dan berharap bisa melanjutkan mimpi yang terpotong tadi

~~~

Jam sudah menunjukan pukul 2 siang dan aku sudah sampai di kafe yang biasanya ku datangi dengan anak-anak, aku memesan satu es teh manis serta roti bakar, rasanya lumayan enak untuk jajanan yang tidak terlalu mahal. Beberapa menit kemudian setelah makanan datang, perempuan dengan kaca mata berkulit putih datang menghampiri dan duduk di depan ku

"Jadi kenapa del tiba tiba manggil gua " kata ku dengan mengunyah roti bakar yang masih panas

"Thanks banget udah mau ketemu gua. Jadi gini, gua kan sudah nyaman dengan circle pertemanan di klub basket yaitu ada si Ana, Leo sama Anderson, nah si Leo itu deketin gua banget, modus-modusin dan bener-bener bikin gua gak nyaman. Gua juga ngerasa dia bentar lagi mau nembak gua dan gua gak mau hal itu terjadi. Jadi menurut lu gimana ?" tanyanya kepada ku, aku berdiam sebentar untuk mencerna semua ceritanya dan muncul suatu pertanyaan yang baru saja terpikirkan.

" lu sendiri suka gak sama si Leo dan terus kalau lu gak suka, kenapa gak lu tolak aja ? " tanya ku penasaran kepadanya

"Suka dan gak suka itu gua gak tau dan yang jelas gua gak nyaman dia deketin gua berlebihan, tapi di sisi lain gua dah nyaman dengan circle peretemanan gua di basket. Kalau dia nembak dan gua nolak, circle gua pasti gak akan senyaman seperti sekarang. Gua gak mau hal itu, lagian gua juga belum tentu mau pacaran" katanya dengan nada sedih, aku tidak menyangka bahwa Adel bisa mikir sejauh itu, menurut ku sangat bijak jika dia berhati hati dalam mengambil tindakan dan keputusan, mengingat masa lalu tidak bisa di ubah

"Gua sebenernya gak bisa bantu banyak mengingat gua sangat payah dalam percintaan tapi gua cuma bisa kasih saran sedikit, lebih baik lu sedikit jaga jarak aja sama si Leo. Kalau dia peka, gua yakin bakal ngerti " saran ku kepadanya dan ia hanya mengiyakannya

Kami berdua berbincang bicang sebentar tentang sekolah dan aku menceritakan tentang kejadiaan kemarin saat aku belajar bersama Felia. Sebelum kita jalan keluar dari cafe dan jalan jalan sebentar, Adel minta aku untuk tidak cerita tentang masalah ini ke Sheila dan Brendan soalnya mereka dekat dan kenal si Leo itu dan aku mengiyakannya

Di mall dekat sekolah memang selalu di penuhi oleh banyak orang dan tidak sedikit di antaranya adalah sebuah pasangan, mengingat sekarang adalah malam minggu dan aku baru sadar bahwa aku dengan Adel terlihat seperti sebuah pasangan, jujur aku sedikit malu memikirkannya tetapi kurasa ia tidak sadar akan hal itu

Kami berdua memutuskan untuk nonton film bioskop sebelum pulang, Adel membeli popcorn manis dan aku asin dengan extra butter. Kami memilih film komedi,pemainnya adalah salah satu comedian yang cukup ternama di kota ku, aku dan Adel sangat fokus dengan film tersebut dan kita juga sampai tertawa habis-habisan karena kalimat-kalimat, lelucon serta tingkah laku lucu yang dilakukan pemainnya di film tersebut

Dua jam kurang telah berlalu, akhirnya film selesai dan selama perjalanan keluar dari mall, kami membicarakan tentang film serta adegan-adegan yang sangat lucu sehingga kita tertawa lagi, lalu saat sudah hampir keluar dari mall tiba tiba ada suara dari belakang yang memangil nama ku

"Heyy matthew ! Gak nyangka ketemu di sini " kata Felia yang di belakangnya ada Venus, salah satu sahabatnya di sekolah yang cukup dekat dengan Felia

"Lo ngapain di sini dan ini ... " kata Felia yang melirik ke arah Adel

"Oh ya, kenalin ini Adel temen gua dan ini Adel, ini Felia " kata ku memperkenalan berdua dan mereka saling berjabat tangan

"Fel, katanya mau nemenin gua beli baju buat pestanya sih Melvin. Ayo kita pergi " kata Venus dengan menarik tangan Felia, Felia mengikutinya dan tidak lupa dia melambaikan tangannya kepada ku serta Adel

~~~

Hape berbunyi tanda ada chat Line masuk, entah dari siapa, aku membuka Line, ternyata ada chat yang baru masuk dan saat ku buka foto profilnya. Langsung aku kaget karena Felia ngechat dan aku berani bersumpah kalau aku tidak pernah memberinya kontak Line ku sebelumnya

"Oyy Matthew !!"

"Ini Felia ? Dapet Line gua dari mana ?"

"Kebetulan temennya Adel itu temen gua, namanya Leo. Terus gua minta tolong Leo mintain line elu ke Adel. Gak apa apa kan Matt ?"

" Ya gak apa apa kok. Justru gua seneng elu chat gua, kebetulan gua juga lagi bosen"

Chat yang asik pun tidak bisa di hindari, di hari sabtu ku dan chat bersama cewek cantik, mungkin tidak buruk, dia bercerita tentang Leo sahabatnya, kalau dia ingin nembak seseorang besok dan Felia sangat mendukung jika itu membuat sahabatnya bahagia. Setelah aku mengetahui akan hal itu, aku langsung free call dan mengabari Adel, ternyata Adel sudah mengetahuinya

"Terus lu mau gimana del ? Lu mau nerima dia ?" tanya ku kepadanya dengan penasaran

"Gak tau gua Matt, gua gak tau harus ngapain besok. Gua pengen kalau gak ada yang berubah" katanya dengan nada sedih seperti mau menangis, sebesar itu kah rasa sayang dia terhadap circle pertemanannya itu. Aku berpikir bagaimana cara penyelesaian yang tepat agar tidak ada korban di antara mereka, tetapi hal itu jelas tidak mungkin karena mau tidak mau pasti ada korbannya, tunggu bagaimana kalau memang harus tidak ada korban antara mereka tetapi

"Adel gua tau jalan keluarnya tetapi apapun yang terjadi besok. Tolong jangan marah ke gua. Lontarkan aja isi perasaan lu besok" kata ku dengan sedikit tidak yakin dan Adel hanya akan mengiyakannya

Mungkin rencana ku dapat di katakan sangat egois tetapi demi kebaikan Adel dan circle pertemanannya, tidak salahnya aku menjalankan rencana ini

~~~

Jam pulang sekolah sudah berdering beberapa menit yang lalu, aku menunggu tidak jauh dengan gerbang sekolah, aku melihat Adel yang sedang menunggu di depan gerbang dan dia di hampiri oleh seorang laki-laki dengan rambut undercut serta baju dan celana panjang yang ketat sehingga menunjukan badannya yang terlihat atletis.

"Del, jadi sebenernya gua dah lama" dengar ku samar samar dan langsung aku lari ke arah mereka berdua dan memotong pembicaran mereka

"Adel, makasih udah mau nungguin gua di sini. Lu tau kan gua udah suka sama elu dari lama, mau gak lu jadi pacar gua ? "kata ku dengan keras tapi sedikit terengah-engah karena berlari, spontan semua pandangan orang sekitar langsung melirik ku semua termasuk Adel dan Leo.

MatthewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang