Chapter 3

44 17 7
                                    

"Matthew ! Gua cariin dari tadi. Gua baru kenalan sama cewek yang chatnya enak di Anon, lo kenapa ?" tanyanya setelah melihat ku yang sedang terdiam membisu

"Hmmm, tadi gua sapa Felia dan di saat itu juga, gua tau kalau dia beneran pacaran sama Albert" kata ku dengan nada datar, rasanya sangat sedih mengetahui hal tersebut secara langsung, tapi apa yang dapat ku lakukan ?

Brendan menenangkan dan menyemangati ku selama perjalanan pulang, dia juga memberi ku saran-saran agar rasa sedih itu hilang, aku hanya mengiyakannya.

Sesampai di rumah aku membuka pintu dan tidak seperti biasanya, ada sesosok pria yang ku kenal sedang menonton tv di ruang tengah dan jujur, aku sedikit tidak percaya kalau dia sudah pulang jam segini

"Yo Matthew ! kaget yak liat Ayah di sini" kata Ayah yang melambaikan tangannya kepadaku

Aku yang sebagai cowok dapat mengatakan bahwa dia tampan dengan rambut yang gondrong tertata rapih serta badan yang ideal untuk sekitaran umurnya, setiap weekend dia suka olahraga di gym komplek rumah dan dia selalu mengajak ku tetapi aku selalu menolaknya karena terlalu malas.

Dia sebenarnya sangat tidak mirip dengan ku kecuali warna mata dan gaya potong rambutnya karena aku dengannya sama-sama suka rambut gondrong.

"Iya, tumbenpulang jam segini. Kerjaan udah kelar ?" kata ku yang ikut bergabung nonton film produksi Marvel, salah satu favoritnya

"Ya belum lah. Kerjaan gua mah gak akan pernah kelar, gua balik lebih cepet karena gua merasa ada yang ganjal aja. Did something happen to you ?" katanya dengan nada serius, ia juga mempause filmnya.

"Ya sedikit sih, Inget Felia kan ? Yang dulu pernah aku tembak ? Aku di kasih tau kalau dia udah pacaran, dari pacarnya langsung" kata ku menjelaskan.

Jujur, sebenarnya dari kecil aku tidak pernah melihatnya sebagai Ayah melainkan sahabat, aku suka menceritakan masalah percintaan ku kepadanya dan dia selalu mendengarkan curhatan ku di tengah kesibukan atau hari liburnya, dia juga memberikan pandangan dan pertimbangan apa untuk masalah percintaan

"Pantesan perasaan Ayah gak enak. Ternyata anak cowok satu-satunya Ayah lagi galau, terus sekarang lu mau gimana ?" katanya dengan melanjutkan dan fokus kembali ke filmnya

"Belum kepikiran mau gimana, menurut lu gimana ? Gua suka banget sama dia tapi gua gak yakin akan pacarin, gua tau diri dan gua belum pantes milikin di keadaan gua yang sekarang" kata ku menjelaskan

"Yaudah simpel aja. Kalau lu belum yakin, lu gak usah pacaran dulu, lu jadi temen deketnya aja tapi tetep jaga jarak karena dia masih ada status sama orang lain "

Apa yang di katakan Ayah ku benar, rasanya kalau sudah menjadi teman dekatnya saja sudah cukup bagi ku, ngobrol dengannya, melihatnya dia tertawa dan bisa melihat matanya dari dekat. Menurut ku sudah cukup, apakah ini yang di sebut Cinta tidak harus saling memiliki ?

~~~

"Matt, gua dah denger semuanya dari Brendan. Elu harus semangat ya, inget kita selalu di sini buat elu" kata Adel menyemangati ku di susul oleh Sheila serta Brendan yang terus menerus menyemangati ku dari jam masuk kelas

"Sebelumnya makasih ya sampai kalian nyemangatin gua kayak gini tapi tenang aja, gua udah tenang kok dan pikiran gua jadi lebih terbuka karena saran Ayah gua kemarin" kata ku menjelaskan kepada mereka dan mereka langsung menanyakan apa yang di sarankan Ayah ku, aku menceritakan semuanya dan mereka juga bersependapat atas apa yang di sarankan Ayah ku

" Makes sense, gua sih saranin lu ikutin saran dia. Enggak ada salahnya. Ayah lu, udah ganteng, gua yakin dia paham banget deh kalau masalah cinta-cintaan apalagi deketin cewek. Masih muda juga lagi Ayah lu" kata Sheila yang memang pernah melihat Ayah ku yang sedang mengambil rapot dan langsung tergila-gila saat melihat wajahnya. Dasar perempuan

MatthewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang