Namun ungkapan sayyidinaa Ali bin Abi Tholib nyatanya benar
Berharap pada manusia hanya akan menghasilkan kecewa~AKU BUKAN BIDADARIMU~
@Alginayah🍃🍃🍃🍃
Sudah 3 tahun nayla menjadi bagian dari penjara suci Alhuda. Beragam hal telah dia pelajari. Sikapnya yang seperti kutub es pun lambat laun telah pergi. Digantikan oleh keanggunan bak bidadari. Dirinya jadi sangat pemalu sekarang. Hobinya menundukkan kepala ketika berjalan. Angkat suara bila dirasa perlu. Dan jarang sekali menggelegarkan derai tawa seperti dulu.
Pernah suatu waktu. Nayla dipinta bu yai pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan dapur. Satu langkah keluar dari gerbang saja seluruh tubuhnya langsung bergetar. Tak kuasa akan bertemu dengan banyak orang asing diluar sana katanya. Hha aneh sekali nayla ini. Semenjak bertahun-tahun dirinya hidup dalam perlindungan iman dipondok Alhuda. Sudah banyak sekali perubahan yang dia terima pada dirinya.
Yang tadinya pelor. Nempel bantal sedikit molor. Jadi tidak lagi. Sekarang dia hanya akan tidur beberapa menit diwaktu siang agar nanti malam kuat terjaga. Dia lebih banyak meluangkan waktu untuk Sang Maha pemilik Dunia. Dia takut isi lapornya di akhirat nanti hanya tidur dan tidur saja. Gimana mau masuk syurga kalau gak ada ibadahnya. Imbuhnya tempo hari.
Kini nayla sedang duduk santai didepan taman rumah belakangnya. Memandangi lenggokan bunga mawar putih yang dihempas angin sore.
Kupu-kupu berwarna putih ikut bermesraan diatas sang mawar. Berdua saja. Lari ke kanan juga ke kiri. Indah sekali pemandangan sore ini. Duduk sendiri diatas kursi empuk. Ditemani secangkir teh hangat buatan ibu. Sambil menonton tayangan romantis sang Kupu-kupu. Sulit rasanya melakukan hal sesantai ini dipondok sana. Yang ada, bila ditemukan waktu untuk beristirahat akan langsung digunakan untuk tidur agar nanti kuat untuk mengaji atau shalat malam. Kalau tidak ya mengantri mandi. Mana bisa membuang waktu hanya dengan duduk seperti ini. Ahhh kapan libur ini berakhir. Rasanya ingin segera ke pondok lagi. Batin nayla.
* * * *
"nayla.. " panggil seorang wanita yang telah melahirkanku didapur sana.
Aku langsung beringsut pergi dari taman. Ada apa gerangan ibu memanggilku.
" iya bu.. Nayla disini. " ku dapati senyuman indahnya disana. Usia ibu kini sudah 40 tahun. Tapi ibu masih saja terlihat lebih muda dari usianya. Karena hobi ibu menjaga wudlu dan tersenyum selalu. Pantas saja ayah sangat mencintainya. Karena ibu adalah orang yang berhasil menciptakan suasana rumah seperti disurga. Penuh cinta dan menentramkan jiwa.
"teh sini deh.. " ajak ibu sambil menepuk kursi makan dekat kulkas.
Aku menurut saja sambil tak henti meniru ibu untuk tetap menyunggingkan senyum.
" coba lihat didepan ada siapa.. Masih ingat tidak siapa dia.. " tanya ibu dengan senyuman yang berbeda rasa. Seperti ada godaan disana. Ah ibu. Membuatku penasaran saja. Memangnya ada siapa didepan sana.
Aku tetap duduk tak menggubris perintah ibu untuk melihat orang yang tengah asik mengobrol dengan ayah. Tapi ibu tetap memaksa agar aku pergi ke depan dan menemuinya. Dari pada mendapatkan laknat karena tak menurut pada orang tua. Lebih baik aku segera ke depan saja. Apa susahnya kan melangkahkan kaki kesana. Sekedar lewat saja misalnya. Hha memalukan sekali rasanya.
"eh nayla.. " sapa seseorang ketika aku berniat menuju ke halaman depan.
Aku langsung mengalihkan pandanganku padanya. Ternyata itu kang Khoirul. Murid ayah yang pernah menjadi ustadzku pula sebelum akhirnya aku belajar dipondok.
