Enam

15 0 0
                                    

Jodoh itu
Tidak perlu memandang yang dekat atau yang jauh
Yang penting manfaat dan berkah
-K.H. Abdullah Kafabih Lirboyo-

~Aku Bukan Bidadarimu~
Alginayah

🍃🍃🍃

"Bila memang dengan menangis kau akan tenang. Maka menangislah sepuasnya. Aku akan tetap disini menemanimu nayla." bisik Sakinah ditengah isakan pilu tangisanku.

Entah mengapa aku menangis sepilu ini. 4 tahun sudah aku mondok disini. Tak pernah aku meneteskan air mata untuk masalah seberat apapun.

Namun hari ini. Entahlah aku pun tak mengerti. Aku merindukan sepertiga malam kalau sudah begini. Setelah kejadian satu tahun yang lalu itu. Membaca surat kedua dari santri pembaca yasin itu. Aku jadi sering gusar. Merasakan yang dia rasakan. Tapi aku tak yakin.

Namun aku tak ingin terus bungkam. Melerai keadaan. Menggantung banyak harapan yang dia dan mungkin kini akupun ikut menyimpan. Aku terjaga disepertiga malam. Mencurahkan segala kegundahanku pada Allah penggenggam kesempurnaan. Petunjuk segala pilihan. Pelerai segala penderitaan.

Mungkin ini yang harus aku lakukan. Aku harus segera memutuskan. Agar tidak ada lagi kesalah fahaman. Agar tidak ada lagi yang saling retak karena terlalu lama menunggu kepastian.

"Sakinah.. Bisa ku percayai dirimu untuk menyampaikan ucapanku pada ustad senior itu?" Sakinah mengangguk sambil tersenyum.

Sakinah ternyata satu kelas denganku. Akupun baru tau hari ini setelah dia bercerita panjang padaku. Ah dasar nayla. Bisa bisanya bertahun-tahun disini sampai tak tau teman kelas sendiri. Aku nyengir sendiri bila memikirkan itu.

"Sakinah. Tolong sampaikan permohonan maafku pada ustadz itu ya. Bukannya aku tidak mau membalas suratnya. Tapi aku malah dilanda kebingungan antara balas atau tidak. Silahkan kau ceritakan ganjalan hatiku tahun lalu bila kau masih mengingat nya." Dia nyengir mendengar ucapanku ini. Aku tak faham apa ada yang lucu dengan ucapan ku ini.

"Insyaallah aku masih ingat ko nayla" sanggah nya masih disertai cengiran.

"Alhamdulillah bila kau masih ingat." Senyumku mengembang. Kini tak ada isakan pilu lagi.
Aku jadi malu sendiri. Bayangkan saja. Aku curhat panjang lebar pada sakinah tahun lalu. Tapi dia masih ingat katanya. Sungguh menakjubkan bila yang dia kata benar adanya.

Ku ajak Sakinah semakin mendekat karena aku ingin membisikkan sesuatu padanya. Dia memang penurut. Tidak banyak tanya dia langsung memenuhi keinginanku.

"Bilang pada ustadz.." Aku diam sejenak untuk memikirkan apa benar aku harus mengatakan ini pada Sakinah atau tidak.

Tapi aku terlanjur percaya padanya. Semoga Allah melindungi Sakinah dari berbuat dusta. Doaku dalam hati sembari mengucapkan basmalah dan menghembuskan nafas agar ku dapati ketenangan untuk mengucapkan semuanya.

"Perjuangkan aku langsung pada orang tuaku. Jangan hanya di do'a saja. Kalau benar ustad mencintaiku karena Allah. Maka segeralah pinta restu orang tuaku. Semoga Allah meridhoi niat baiknya." Sakinah langsung melotot kepadaku. Aku kaget dibuatnya. Apa dia tidak senang dengan pernyataanku ini. Ah tuhan  apa dia cemburu. Atau...

Dia malah langsung memelukku. Binaran cahaya timbul dimata sipitnya.

"Benarkah teteh mau jadi kakak iparku..?" ucapnya membuatku terpaku. Maksudnya apa. Kakak iparnya?

Melihatku malah melongo Sakinah malah menjelaskan bahwa ternyata dirinya adalah adik dari ustadz yang sampai detik ini dilanda asmara oleh diriku.

Ternyata dunia sesempit daun kelor ini benar. Pantas saja dia selalu menurut dengan titahan sang ustadz tanpa ragu. Toh dia adalah kakaknya. Haduh. Allah sangat mempermudah sekali menjalankan tekadnya. Mana ada santri putri seberani Sakinah pikirku tempo hari. Dan kini semuanya telah tertawab bahwa mereka adalah saudara kandung. Jadi tidak akan ada yang mencurigainya bila mereka sering bertemu.

Aku hanya tersenyum menjawab pertanyaannya. Dia langsung memelukku kembali. Mengucapkan banyak terima kasih dan berjanji akan menyampaikan ucapanku tanpa terlewat satu kata pun. Aku dibuat geli oleh adik sang ustadz ini.

Gadis cantik yang ternyata teman sekelasku. Bahagia sekali hati ini. Mendapatkan teman baru yang menenangkan jiwa. Semoga saja Allah permudah jalan sang ustad untuk mendapatkan restu dari ayahku. Doaku dalam hati.

Bismillah.. Akan ku coba untuk membuka yang lama tertutup ini..
Untukmu. Ya. Untukmu..

Santri pembaca yasinku..

***
InsyaAllah TBC 😉

LIKE N KOMEN OKEHHH

Bandung, 24 Februari 2021

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AKU BUKAN BIDADARIMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang