One Fine Day

4K 395 16
                                    

Jennie POV

Pagi yang cerah dan hangat di Jeju. Kulihat ada sinar matahari mengganggu mataku saatku sedang terbuai dalam tidurku. Kubuka mataku sambil mengumpulkan nyawaku yang masih ada di awang-awang. Kulihat ada sesosok hangat tengah tersenyum diiringi dengan sinar matahari yang menyilaukan. Ya, itu adalah Kim Jisoo. Dia selalu bangun lebih awal dariku, entahlah aku memang sangat suka tidur. Kalau bukan dia yang bangunkan pasti aku akan susah untuk terbangun.

Mataku masih sayup, mencoba untuk memperjelas penglihatanku. Lalu mulai bangun dan duduk di tepi ranjang.

"Good morning, Jendeuki-ah" sapanya sambil tersenyum manis sekali. Masih dengan mata merem melek hanya dengan ku balas senyumannya.

"Ayo segeralah mandi lalu sarapan. Aku akan mengajakmu jalan-jalan" katanya seraya menghampiriku dan menarik lenganku dan di arahkannya aku ke kamar mandi.

"Ne, eonnie" balasku malas.

Ah, ya kenapa Jisoo memanggilku Jendeuki? Karena aku yang selalu lengket padanya. Apalagi saat tidur atau akan bangun, pasti aku selalu sangat menempel padanya. Terlebih kalau cuaca sangat dingin pasti aku akan sangat lengket padanya, karena akan membuatku hangat. Suhu tubuhnya yang lebih sering dingin pada keadaan apapun, bahkan saatku kepanasan, tanganku akan tetap dingin terlebih kalau sedang cuaca dingin pasti tangan, kaki, hidung dam telingaku akan sangat dingin. Jisoo-lah penghangat bagiku. Tangannya sangat hangat, itulah kenapa aku sangat suka menggenggam tangannya.

Setelah aku selesai mandi, aku langsung turun untuk ikut sarapan dengan keluarga Kim.

"Selamat pagi, semuanya" sapaku pada semua orang yang ada di meja makan.

"Pagi, Jennie-ah" serempek ibu, ayah, kakak Jisoo menyapaku. Wah mereka kompak sekali, batinku sedikit kaget.

"Kemarilah, Jennie-ah" kata Jisoo sambil menarik kursi di sebelahnya, tak lupa senyuman yang selalu tersirat di wajahnya dan selalu membuatku ikut tersenyum juga.

Kita semua makan dengan tenang, tak lama Jisoo memecahkan keheningan.

"Eomma, Appa. Aku ingin jalan-jalan dengan Jennie setelah ini" kata Jisoo dengan makanan penuh di mulutnya, membuatnya menggembungkan mulutnya. Sangat menggemaskan.

"Sepagi ini? Memangnya kau mau kemana saja?" Tanya ayahnya.

"Aku ingin mengajaknya kebanyak tempat di Jeju, Appa. Aku tak ingin melewatkan kesempatan berlibur ini hanya dengan berdiam diri di villa saja" jelas Jisoo.

Aku terus memperhatikan percakapan mereka sambil menyantap sarapan di hadapanku dengan tenang.

Setelah selesai sarapan aku dan Jisoo kembali ke kamar kami lalu bersiap untuk pergi.

"Eonnie, kau akan ajak aku kemana saja? Ini masih jam 9 loh" tanyaku.

"Nanti juga kau akan tahu" jawabnya singkat.

Setelah selesai bersiap, aku hanya mengikutinya di belakang.

Jisoo pergi menuju garasi dan mengambil satu sepeda. Kukira kita akan memakai mobil atau kendaraan bermotor, batinku heran.

"Kenapa kau diam saja? Kajja~~" ajaknya. Aku pun menurutinya lalu duduk di belakang.

Saat di perjalanan memakai sepeda.

"Kenapa kau diam saja? Tak suka karena memakai sepeda?" Tanyanya. "Sengaja aku tak mau memakai mobil atau motor atau pun dua sepeda. Aku tahu kau cepat lelah jadi biarlah aku yang mengayuh sepeda ini untuk kita berdua. Aku juga ingin menikmati udara pagi disini" jelasnya sambil melepaskan satu pegangan tangan pada stang sepeda. Aku tak menjawab apapun, aku mendekatkan badan lalu memeluk dari belakang derat dengan erat.

ProofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang