Jealous pt. 2

3.4K 370 17
                                    

Jisoo POV

Apa yang sudah Jennie lakukan tadi padaku? Dia menciumku, meskipun ini bukan kali pertama bibir kami saling bersentuhan tapi pernah saat aku di dorong anak kecil dan tidak sengaja mengecup bibir kenyal Jennie. Setelah kejadian itu langsung menyadari ternyata bibir Jennie itu sangat lembut sekali, menyesal aku tak melakukan hal lebih. Dan sekarang Jennie, ada apa gerangan darinya tiba-tiba dia menyentuh bibirku dengan bibirnya lalu meninggalkanku begitu saja. Sungguh membuatku bingung saja. Apa dia mempunyai perasaan yang sama denganku? Ah seperti tidak mungkin, mungkin aku yang terlalu naif untuk mengharapkan Jennie menjadi milikku.

Kubiarkan saja, mungkin Jennie hanya sedang tak sadar apa yang sudah dia lakukan. Lebih baik aku lanjutkan merapikan baju-baju ini dan istirahat karena besok kami akan syuting music video pertama kami.

Boombayah MV Shoot

Hari ini adalah syuting music video pertama kami. Boombayah adalah lagu debut kami. Gerakan dance yang sangat sulit bagiku, mungkin bagi Jennie Lisa dan Chaeyoung bukan hal sulit karena mereka terutama Lisa sangat handal dalam urusan menari. Aku jadi ingat momen dimana kita terus berlatih tarian Boombayah, Jennie tak henti-hentinya mengajariku setiap detail tarian ini. Kemampuan menarinya memang lebih bagus dariku tapi aku juga tidak hentinya untuk meningkatkan kemampuanku.

"Ayo semuanya kita akan mulai syuting" teriak astrada pada kami semua membuat lamunanku menghambur.

Kita semua berkumpul melingkar bersama para kru untuk melakukan tos.

"Hana... Dul... Set... Hwaiting" sorak kita semuanya seraya mengayunkan tangan ke atas.

***

Syuting berjalan dengan lancar. Solo shoot ku sudah selesai, sekarang giliran solo shoot Jennie. Ku perhatikan dia dan enggan untuk melepaskan pandanganku padanya. Dia terlihat sangat cantik sekali dan mempesona dengan gayanya yang swag sangat memperlihatkan sisinya yang lebih sexy. Aku sangat menyukainya, menyukai setiap pergerakan yang di lakukannya, menyukai setiap perkataan yang di ucapkan dari bibir kenyalnya, menyukai lekukan tubuhnya yang selalu membuat darahku berdesir setiap memperhatikannya. Ya Tuhan, aku semakin tidak bisa untuk tidak semakin mencintainya saja.

Setelah selesai dengan solo shoot - nya, Jennie langsung menghampiri Lisa dan Jennie merangkul Lisa. Aku merasa darahku menjadi mendidih saja melihat pemandangan itu. Inginku memalingkan pandangan dari mereka tapi tak bisa karena aku tak ingin ada yang terlewatkan dari setiap momen yang mereka lakukan. Sepertinya Jennie merasa sedang di tatap olehku tapi kenapa dia semakin mempererat rangkulannya pada Lisa dan bahkan dia mencium pipi Lisa lalu di balas dengan oleh Lisa. Aisshhh... Apa-apaan mereka itu, membuat moodku jelek saja. Lebih baik ku tinggalkan mereka saja dan menghampiri Rose.

Jennie POV

Setelah aku selesai menyelesaikan part solo ku, ku hampiri Lisa yang sedang bergurau bersama kru lainnya.

"Lalisa~~" panggilku seraya merangkulnya dari samping dan membuat perhatiannya teralihkan padaku.

"Eh? Eonnie, tumben sekali. Biasanya kau selalu menempel pada Jisoo eonnie" ucapnya terheran.

"Memangnya aku tidak boleh menempel pada adikku yang satu ini hmm?" tanyaku seraya mencubit kedua pipinya.

"Tentu saja boleh sekali, eonnie. Aku malah senang ternyata kau bisa juga berbaur dengan yang lain, ku kira hidupmu hanya seputaran dengan Jisoo eonnie saja" jelasnya lalu terkekeh.

"Seperti itukah aku di matamu, Lisa-aa?"

"Ne, eonnie. Ku kira kau tidak menyukai kami selain Jisoo eonnie" jawab Lisa lalu memelukku.

Aku merasakan seperti ada yang sedang memperhatikanku. Kulihat sekitar lalu kutemukan sepasang mata sedang memperhatikan aku dan Lisa. Ya, sepasang mata itu adalah Jisoo. Gadis yang selalu membuatku lupa kalau ada orang lain selain dirinya di sekitarku. Dia benar-benar telah memindahkan duniaku padanya, yang ada di pikirannya selalu tentangnya. Entahlah, kenapa rasa ini semakin dalam padanya. Tapi semenjak kejadian kemarin aku menciumnya, aku malu untuk sekedar menyapanya pun.

Tapi kenapa tatapan Jisoo seperti itu padaku dan Lisa, seperti tatapan tidak suka. Apa mungkin? Ah mungkin hanya perasaanku saja. Tapi aku penasaran, sebaiknya aku melakukan hal yang mungkin bisa memancing emosinya saja, batinku seraya menyeringai.

Chu~~

Aku mencium pipi Lisa dan Lisa langsung meresponnya dengan mencium kedua pipiku. Aissh responnya berlebihan sekali, batinku. Tapi ku tahan ekspresi kurang suka ku terhadap respon Lisa dan menunjukkan ekspresi senang di cium Lisa. Ku alihkan lagi pandanganku pada Jisoo dan benar saja, dia membelakakan matanya dan mengepal tangannya -seperti tatapan marah. Dia membalikkan matanya lalu pergi menghampiri Rose.

"Lis, aku kesana dulu ya"

"Ne, eonnie" aku pun pergi ke kursi istirahat yang telah di sediakan. Mengambil botol minuman lalu memainkan ponselku.

"HAHAHAHAHAHAH" terdengar tawaan yang sangat keras membuatku teralihkan pada sumber suara itu. Suara yang memang tak asing, suara yang agak cempreng itu milik Rose.

Kuperhatikan pemilik suara itu ternyata sedang tertawa lepas bersama Jisoo. Pasti Jisoo telah melakukan hal aneh atau membuat lelucon yang bisa membuat Rose tertawa sekeras itu. Aku semakin penasaran dengan apa yang mereka lakukan. Mataku semakin ku picingkan pada mereka.

Terlihat Jisoo mengusap-usap kepala Rose lalu meletakkan kepala Rose di dada Jisoo. Isshhh.. Sebenarnya apa yang mereka lakukan sih? Sejak kapan mereka menjadi dekat seperti itu. Aku bahkan tidak tau mereka bisa seakrab itu.

Mataku enggan untuk mengalihkan pandanganku terhadap mereka. Pada akhirnya tatapanku bertemu dengan mata Jisoo. Sontak langsung ku palingkan muka dan melihat sembarang. Malu sekali aku ketauan memperhatikannya seperti tadi, batinku. Perlahan kulihat lagi ke arah Jisoo dan Rose. Sekarang Jisoo tengah menatap Rose dalam-dalam. Sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan sih?, batinku bergejolak melihat pemandangan yang membuatku marah. Aku yang mengepalkan kedua tanganku dan menghentak-hentakan pada pegangan kursi. Lalu Jisoo tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada Rose. Oh my Lord.... Kenapa kau bisa melakukan hal itu di depan umum seperti ini, Jisoo-aa? Tanyaku dalam hati. Mataku masih terfokus akan mereka. Setelah hampir beberapa centi lagi, kulihat Jisoo menghentikan gerakannya lalu tertawa sangat keras. Tawaan yang mungkin terdengar oleh seisi manusia di sini. Rose pun ikut terbahak bahkan terlihat seperti menangis. Aku makin penasaran apa yang sedang mereka lakukan. Ku geserkan kursiku agar jaraknya lebih dekat dengan keberadaan Jisoo dan Rose.

Setelah agak dekat, kenapa pemandangan yang makin tak enak di lihat terpampang nyata di hadapanku. Aigoo~~ aku jadi menyesal melihat ini lebih dekat.

Rose menatap Jisoo dengan tangan melingkar di leher Jisoo lalu mencium kedua pipi Jisoo dan keningnya juga. Jisoo pun membalas dengan mencium pipi Rose lalu mencubit gemas kedua pipi Rose yang seperti chipmunk itu.

Aku yang sangat tak suka dengan pemandangan itu langsung berdiri dan pergi meninggalkan tempat itu dengan berjalan cepat menuju toilet.


***

Adakah yang menunggu cerita ini? Kuharap begitu ^^

ProofTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang