4

3.7K 154 6
                                    

"Hai adek, aku Krystal. Pacatnya sehun."
Aku tertegun sepersekian detik, lalu kemudian sadar. Kakak cantik ini pacarnya Mas Sehun.

Kulirik raut wajah Sehun dia hanya tertawa dan tidak menampik perkataan Krystal. Oh hatiku, jangan menangis.

"Dek, kok disini?"
Tanpa kusadari Mas Tae sekarang sudah didepanku. Membawa beberapa buku, mungkin proposal, entahlah.

"Eng, eh iya Mas, ini tadi aku kebelet pipis."

"Yaudah ayo pulang. Hun, duluan ya!"
Mas Tae berjalan melewatiku, aku mengikutinya dengan perasaan yang kacau. Kulirik arah belakang, Sehun yang sedang berbicara dengan Krystal. Hatiku tidak dapat bernegosiasi, kini dia butuh perban.

Sepanjang perjalanan pulang, aku hanya memikirkan Sehun dan pacarnya yang cantik, sangat berbeda jauh denganku.

"Dek? Kamu gapapa?"
Aku memeluk tubuh Mas Taehyung, menenggelamkan kepalaku pada punggung lebarnya, aku menangis dalam diam.

Hujan turun padahal 3 menit lagi kita sampai di kostan. Aku tidak mau ambil pusing, ingin cepat sampai kamar rasanya, aku menyuruh Mas Tae untuk tetap menjalankan motor nya, meskipun hujan.

"Cepet kedalem gih."
Aku mengangguk dan langsung berhamburan ke kamar mandi, baju kami berdua basah. Tubuh Mas Tae tidak terlalu basah karena terhalang jaket. Sedangkan aku? Hanya memakai seragam. Dingin, aku basah kuyup.

Kubuka seragam basah itu dan berganti dengan baju tidur pendek kesukaanku modelnya seperti lingerie namun bahannya lebih tebal.

Aku tidak mandi, ya terlalu malas. Badanku rasanya tidak enak. Panas dingin. Jadi aku hanya berbaring dibawah selimut.

"Dek? Mau makan malem apa?"
Mas Tae datang ke kamarku, aku hanya menggeleng pelan, tidak nafsu makan, tidak tahu mengapa.

"Ya ampun dek, panas banget, demam ya? Bentar Mas cari obat dulu."
Mas Tae pergi mencari kotak P3K, tubuhku lemas sekali, otakku tidak bisa berjalan dengan baik.

"Ini obatnya, tapi kamu belum makan ya? Mas beli dulu ya? Kamu jangan kemana - mana. Diem disini aja!"
Mas Tae telihat sangat khawatir, padahal aku tidak sakit parah, hanya lemas saja. Dia bergegas keluar membeli makanan.

Aku tertidur pukul 17:21.

***

"Dek? Bangun, makan dulu."
Kepalaku pening, malas sekali membuka mata, aku baru saja tidur beberapa menit yang lalu- mungkin.

Kukerjapkan mata, membiaskan cahaya lampu kamarku, kulihat Sehun disana, sedang menatapku. Oh, ini mimpi lagi?

Seseorang menyentuh kulit pipi ku, kulit tangannya yang dingin bergesekan dengan pipiku yang panas akibat demam. Parfum ini, aku mengenalinya, ini bukan milik Mas ku.

"Kayanya masih demam ya, bangun dulu, nanti Mas kamu ngamuk ke Mas."
Aku mengerjap langsung terduduk dikasur. Ini Sehun dan aku bukan mimpi.

"Ahh, kepala aku sakit."
Seluruh tubuhku tidak enak, Sehun memberikanku minum kemudian duduk di pinggir ku, ini bukan mimpi.

"Makan dulu. Tadi Mas kamu bilang, dia ngedadak dipanggil dosen, nelpon kamu gak diangkat, jadi dia nelpon Mas suruh beliin makanan."
Aku hanya mengangguk - ngangguk. Memakan sedikit bubur yang dibawa Sehun.

"Minum obat dulu abis itu tidur lagi, atau mau ke dokter aja?"
Sehun, dia perhatian sekali, boleh aku meleleh?

Pikiranku kembali melayang ke arah kakak cantik itu, Krystal. Argh, ini membuatku kesal!

"Aku gapapa, Mas pulang aja, sebentar lagi aku baikan."
Kataku jutek. Aku ingin berhenti menyukainya, sungguh. Ini menyakitkan.

"Yaudah, kalo kenapa - napa panggil Mas aja ya."
Sehun keluar dari kamarku, kupalingkan muka, tak kuat melihat wajahnya lagi. Aku patah hati, perlu kau tahu Mas.

***

Kulihat jam di ponselku, baru jam 8 malam, tapi rasa kantukku sudah menghilang. Demamku juga sudah mereda.

Kembali aku memikirkan Sehun, kemudian pacarnya. Memuakkan!

Kusingkapkan rok tidurku, kubuka celana dalamku. Ini terakhir, terakhir aku membayangkan Sehun. Aku janji.

Aku duduk bersila membelakangi pintu. Kutumpu tubuhku dengan sebelah tangan agar condong kebelakang.

Aku mulai menggesekkan jari tanganku ke lubang kenikmatanku yang sama sekali belum basah. Frustasi memikirkan Sehun.

Wangi Sehun aku suka, wangi tubuhnya memabukkan, seperti nyata. Kugosok clit ku perlahan, kugigit bibir bawahku merasakan vaginaku mulai terangsang dan basah.

Bagaimana rasanya dimasuki kepunyaan Sehun? Mungkinkah lebih enak dari ini?

"Mmmh.."
Aku melenguh keenakan, saat jari jariku menekan pusat kenikmatanku, sebentar lagi pasti puncaknya.

"Ekhm, dek.."
Aku refleks membalikkan badan, seperti tersambar petir, aku tidak sadar, Sehun ada di belakangku, tepat di pintu masuk. Sejak kapan? Dia tidak melihatku bermain sendiri.. Kan?

290818
©beyuuur

CHAMELEON [Setzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang