Perlahan tak seirama, jemari itu mulai menarik diri atas genggaman yang dirasa semakin kuat mencengkramnya, lalu sejurus kemudian berbalik pergi meninggalkan ia yang kini tergugu memandangi kepergiannya.
Kini mungkin genggaman yang lelah dan menyerah, mungkin esok giliran mereka yang memapah di kanan dan kiri, atau yang menuntun dari depan, dan bisa jadi yang memacu semangat dari belakang, atau mungkin bahkan uluran-uluran tangan yang selalu siap menyambut di saat terjatuh pun akan tersadar bahwa ini hanyalah usaha yang sia-sia; bahwa si penerima uluran tak akan pernah bisa benar-benar bangkit, hanya berdiri sejenak untuk kemudian jatuh lagi di lubang yang sama.
Satu per satu, secara perlahan, mungkin begitu seterusnya hingga habis tak bersisa.
Lelah, keduanya sama-sama lelah. Tinggal menunggu siapa yang lebih dulu menyerah, sang penolong atau si peminta tolong.
Karena semua tetap ada akhirnya. Mau tidak mau, siap tidak siap.
Dan semoga keduanya sama-sama mendapatkan akhir yang bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Capture!
NonfiksiBukan aku, tapi luka yg menuntunku merangkai kata. Go capture your pain before it's gone! A/N: iseng iseng bae ya jadi update tergantung mood dan jangan serius-serius jg bacanya karna yang diseriusin pun belum tentu mau diajak serius 😜 #okeabaikan ...