I. NADIA ELMIRA

48 3 1
                                    


Pagi ini sangat tidak bersahabat dari subuh hujan sudah datang, berhubung hari ini hari senin and I love Monday mau tak mau aku harus bangun mempercantik diri dan bergabung dengan para pejuang macet sebelum kencan dengan berkas - berkas.

Baju cek, make up cek, rambut cek lah entar di benerin lagi, sepatu cek biar pun hujan sepatu tetep harus ada haknya donk 5 cm cukup kali ya, tas cek ok aku siap berangkat.

''sya,,, bangun oy udah siang''

Aku menepuk pundak gadis yang masih bergelung dalam selimut itu.

''emm,,,''

Sahutnya dan semakin mengeratkan selimut yang digunakan. Ya udh deh dari pada ak telat sarapan.

Ketukan nada sepatuku mengiringi langkahku menuruni tangga.

''pagi mami... papi...''

Sapaku begitu memasuki ruang makan yang jadi satu dengan dapur ini melihat sepasang orang tua tasya yang selalu mesra.

''pagi sayang,,,, tasya belum bangun juga?''

Tanya mami dan papi hanya tersenyumpan. Aku mengambil tempat duduk di depan mami.

''belum,,,tau tuh masih merem aja di bangunin.''

''kamu mau berangkat kerja naik motor nad?"

Tanya papi ketika aku mengambil nasi goreng.

"gak lah pi... ujannya deres gini, aku naik busway aja papi mau berangkat juga kan, aku bareng ya sampai halte aja?"

"ok papi anterin sampai kantor."

"iya, mami suka ngeri kalo kamu naik kendaraan umum. Kamu diantar papi aja, entar mami sama tasya."

"aman kok mamiku sayang, lagian ngurangi macet juga."

Terangku sambil menatap mami penuh harap tapi apa yg aku dapat, mami malah menatapku sendu.

"ok.. ok.. aku bergkat diantar papi sampai kantor."

Dan lansung terbitlah senyum cerah mami.

Aku Nadia Elmira 26 thn, staf accounting di salah satu perusahan property yang terkenal lah di negeri ini. Aku tinggal di ibu kota ini dengan orang tua tasya. Mami Kinan dan papi Rendra, orang asing yang rela menampung ku karena menolong anak semata wayangnya yang saat itu kritis dan kekurangan darah. Bahkan mereka menganggap aku juga bagian dari keluarga ini tak pernah aku merasa tersisihkan selama aku hidup dengan mereka. Kalau kalian Tanya kemana keluarga kandungku, aku tidak tau karna mereka mengusirku karna fitnah si kakak drama queen lima tahun yang lalu.

Tasya itu seorang desainer sama seperti maminya, mereka punya butik yang selalu ramai. Tasya dan aku seumuran, dia sangat cantik dengan pawakan tinggi langsing seperti model apalagi kulit putihnya bikin iri ya meski sama - sama putihnya, Aku kadang minder jalan dengannya. Papi rendra punya usaha jual beli mobil dan bengkel.



**********



"kamu bener nad, gak mau ganti mobil aja?"

Papi membuka percakapan saat sudah dalam mobil.

"gak ah pi, lebih enak pake motor lebih cepet, lagi pula aku gak punya sim A."

Rendra tak mengerti kenpa nadia sangat keras kepala seperti dirinya. Mesti bukan anak kandungnya tapi rendra menyayangi nadia seperti dia menyayangi tasya.

Let's Do It . . .Where stories live. Discover now