VIII. Kantor baru.

27 3 0
                                        

    Aku terbangun oleh adzan subuh yang bersautan, pagi ini aku mandi air hangat karna udaranya dingin banget apa lagi apartment ini berada di dataran tinggi. Setelah sholat subuh dan persiap - siap untuk berangkat kerja aku menyiapkan  sarapan untukku sendiri untung mita temanku yang aku minta mendesain ulang tempat ini dengan suka rela megisi kulkas juga. Dengan bahan yg ada aku memutuskan membuat sandwich dan secangkir kopi.  

      Ponselku berdering ketika aku memasukkan darang barang yg akan aku bawa dalam tas selempang hitamku.

"Ya hallo..."

'Pagi non nadia ini saya pak jay yang jemput non sudah sampai di parkiran.'

"Oh iya pak ini saya kebawah. Makasi pak."

Pak jay adalah sopir mas bagas yang  kamarin sore menjemputku di rumah pakdhe.

"Maaf nunggu lama ya pak jay." ucapku ketika sudah duduh di bangku sebelah kemudi.

"Gak ppa non, sudah siap berangkat?"

"Ayo pak, oh iya ini sendwich tadi saya sengaja bikin buat pak jay sarapan, trimakasi juga karna semalam pak jay sudah mengantarkan pakdhe budhe saya pualang ke surabaya." ucapku sambil menaruh kotak bekal berisikan sandwich di dasboard mobil. Entah itu kotak bekal punya siapa bodo amat lah.

Selama perjalan yg lumayan jauh dan padat merayap aku dan pak jay mengobrol deliau orang yang asik diajak ngobrol. Aku merasa familiar dengan jalanan ini seperti ....
Mobil pajero sport putih yang dikemudikan pak jay berbelok kanan berhenti di depan pagar hitam yang tinggi kulihat pak jay menyapa satpam yang bertugas.

"sudah sampai non."

"Hah... Kenapa pak? "

" kita sudah sampai non kenapa pucet gitu non, non sakit mau diantar kerumah sakit dulu non?"

"eh enggak usah pak, hehe... Saya nerfous banget pak udah kayak anak baru aja. terimakasi pak jay sudah nganterin."

"sama – sama non, sudah tugas saya nanti di jemput jam berapa non?"

"nanti saya hubungi pak. Doain saya ya pak."

Setelah mengambil nafas aku membuka pintu dan berjalan menuju bangunan yang aku perdiksikan sebagai kantor.

Bukannya kegeran aku melihat beberapa orang menatapku penasaran wajar aja sih ya. Aku tersenyum pada receptionis yang memasang muka ramah.

"permisi apa pak andy sudah datang?"

"beliau belum datang bu, apa ibu sudah membuat janji?"

"sudah, ok kalau gitu saya akan tunggu. Thks rere"

Ucapku setelah melihat name tagnya, aku tersenyum singkat pada receptionis yang bernama rere itu lalu beranjak menuju sofa yang ada di loby aku merogoh tasku mengambil ponsel yang barusan berdering tanda panggilan masuk.

"assalamualaikum.."

'waallaikumsalam...sudah sampai di tempat kerja, suka dengan ruangannya?'

"saya baru sampai di loby pak, pak andi nya belum datang."

'ira, why are you calling me "pak" again.'

Keluh mas bagas membuatku tersenyum.

"pak andi nya belum datang mas be, ya masa aku mau nyelonong masuk kantor orang."

'finally akhirnya aku denger panggilan itu juga. Kamu langsung aja keruangan kamu dilantai dua aku yang suruh tenang aja.'

"nanti saja, ini mas be lagi dimana?"

Let's Do It . . .Where stories live. Discover now