'Tuhan kita Cuma satu kita yang berbeda'
Seperti biasa dari pagi aku sudah berkencan dengan angka – angka, kalau kalian Tanya apa tidak pusing, so pasti pusing tapi mau gimana lagi udah kerjaanya seperti ini. Apa harus aku pindah ke kantor cabang sedangkan aku merasa belum sanggup untuk mengambil tanggung jawab disini, tapi kenapa harus cabang yang disana apa tidak ada tempat lain.
'tok,,,tok,,tok'
Seseorang mengetuk mejaku membuatku terkejut. Sang pelaku malah tersenyum manis.
"serius amat sih neng, ke bawah yuk maksi."
Aku melihat jam di pegelangan tanganku ternyata sudah jam makan siang.
"duluan aja aku mau ke mushola."
"gue tungguin deh ya."
"gak usah rik, lagian aku lagi puasa."
Terangku memang sakarang aku lagi puasa sunnah dan sekarang hari senin. Erik tampak merengut.
"ya udh gue ikut puasa juga."
"apa'an sih rik. Udah sana makan siang."
"ya udh deh kalo lo maksa gue sebenernya jga udh laper dari tadi. Bye hon.."
Ucapnya sambil mengacak – acak rambutku yang aku gerai.
"itu tangan bisa diem gak sih!!!"
Ucapku kesal, dia enak rambutnya pendek la rambutku panjang gini.
Aku berjalan menuju lif setelah merasa lif cukup lengang.
'ting'
Pintu lif terbuka di dalamnya ada pak bagas sendirian masuk enggak ya. Segan juga kalo selif sama pak bos.
Bagas yang berdiri tegap dengan mengantongi satu tangannya mengernyit alisnya melihat gadis yang berdiri mematung di depan lif.
"si,,,siang pak, saya nunggu lif selanjutnya saja."
"masuk saja, kalo nunggu juga masih lama."
Ya udah lah masuk aja aku melihat panel ternyata angka 2 sudah menyala jadinya ya aku gak jadi nekan.
"ternyata kamu beneran kerja disini?"
"udah masuk tahun 3 kalik pak."
"oh ya ?"
Ini kok pak bos ngeselin ya bilang oh ya dengan mata yang melebar.
"ya maklum aja bapak gak tau saya kan Cuma pegawai biasa ."
'ting'
Pintu lif terbuka dan kami hampir berbarengan keluarnya, tapi akhirnya pak bos mempersilahkan aku dulu yang keluar lif dan aku tersenyum lalu berjalan mendahuluinya biar lah dikata gak sopan. aku berbelok menuju toilet di samping mushola terlebih dahulu.
Setelah sholat aku duduk di bangku depan mushola memakai sepatu ya walaupun tinggal makai aja sih gak perlu nali– nail tapi kan gak susah kalau pakai hills sambil berdiri. Aku melirik di sebelah kananku karna aku merasa ada seseorang duduk disana, eh ternyata pak bos.
YOU ARE READING
Let's Do It . . .
ChickLitlima taun kayaknya aku gak pernah pulang ke tempat asalku, dan mungkin dengan jalan ini aku harus pulang ya walaupun gak bener - bener pulang kerumah sih, lagian siapa sih yang ngarepin kehadiranku . membinggungkan emang tapi mau bagaimana lagi...