VI. Salah Paham

19 3 0
                                        


Terhitung sudah seminggu tasya marah padaku selama itu pun aku mendiami kamar tamu dan seluruh barangku sudah ada disana. Sampai sekarang juga aku gak tau dimana salahku sampai – sampai tasya segitu marahnya ke aku.

"hey..."

Seseorang mengagetkanku dengan tiba – tiba mengengam tanganku yang sedari tadi di samping cangkir. Aku menoleh pada pemilik mata hitam yang terhalangi kacamata itu.

"tell me, jangan bengong gitu aja el ?

Apa lo keberatan pindah ke kantor cabang, kalo iya biar gue aja yang pindah."

Terangnya dan aku hanya mengeleng sambil tersenyum.

"itu udah cangkir keberapa yang lo minum?"

Aku hanya mengangkat bahuku sebagai jawaban.

"lo kenapa sih masih marah sama gue karna kejadian di café itu?"

Aku malah menatapnya sendu dan semakain mengeratkan gengaman tangan kami.

"rik, kita kan udah sepakat anggep kalau kejadian itu gak pernah ada. Hhm?"

Erik menatapku dalam dan sengambil nafas dalam.

"ya terus, jangan masang raut wajah kayak gitu lah, lo ninggalin kesan gak enak banget."

"aku gak ngerti kenapa tasya udah semingguan ini marah sama aku."

"lah,,, kenapa tumben bener kalian gak akur?"

Aku melirik erik sebal.

"ya kalo aku ngerti salahku apa aku gak bakal bingung kayak gini erik ganteng."

Ucapku kesel ini cowok maunya gimana sih dia malah nyengir gaje sambil merapikan kerah kemejanya.

"akhirnya lo sadar juga kalo gue ganteng."

Aku memutar mataku sebal dan beranjak dari pantry karna saat aku melihat jam di pergelangan tanggan aku jam istirahat udah hampir habis.

"udah ah ngomong sama kamu gak ada benernya."

*************************

Sabtu yang cerah hari ini aku rencana mau pakeing, mau gak mau harus hari ini karna jadwal penerbanganku besok pagi. Tapi masalahnya sampai detik ini aku belum bilang ke mami papi dan tasya.huft

'tok tok tok'

Kudengar ketukan pintu ketika aku baru keluar dari kamar mandi.

"siapa?"

"mbak sari neng."

"masuk aja mbak gak aku kunci pintunya."

'cklek..'

"kenapa mbak?"

Tanyaku sambil fokus memilih baju yang mau aku pakai.

"itu neng, den bagas nyari neng nadia di depan."

"bagas?"

Tanyaku berbalik ke arah mbak sari

"astaga,,, aku lupa kalo punya janji jogging sama itu orang... makasi ya mbak, tolong minta tunggu sebentar."

"ok neng mbak lanjut bersih – bersih ya."

Aku mengacungkan jempolku

"oh iya mbak sari, liat koper silver yang aku beli kapan hari itu gak ?"

"ada di kamar non tasya,,,, em mau di ambilin neng?"

"tolong ya mbak, aku butuh buat nanti soalnya, makasi lagi loh mbak."

Let's Do It . . .Where stories live. Discover now