01

259 33 7
                                    

Hyunjin menatap malas pada sekumpulan orang disekitarnya yang tengah fokus memandangi layar ponsel dimana di layar tersebut sedang menampilkan seorang laki-laki yang memakai seragam sekolah dengan berjalan dibelakang seorang perempuan yang tidak lain adalah gurunya sendiri.

Bisa Hyunjin tebak bahwa mereka sekarang tengah menyaksikan sebuah aksi gila dari permainan online yang kini sedang marak di dunia.

Ia sedang ada di kereta bawah tanah, berniat mengunjungi teman lamanya bernama Minho.

Dan hampir semua penumpang yang ada disana sedang menonton tayangan tersebut.

Sekilas Hyunjin menengok pada seorang pria yang mengenakan jas, terlihat seperti orang kantoran yang duduk tepat disebelahnya.

Dilayarnya menampakkan sebuah kamera yang mengarah tepat pada sang guru. Atau lebih tepatnya dari pinggul sampai kaki jenjang nya yang putih dengan rok pendek berwarna hitam.

Hyunjin berdecih, dasar cabul. Umpatnya dalam hati.

Baru saja ingin mengalihkan tatapannya, tapi Hyunjin sempat melihat bagaimana sebuah tangan menyelip kebagian dalam rok gurunya hingga mengakibatkan teriakan dari sang guru perempuan.

Hyunjin terkejut. Beberapa orang yang ada disana yang ikut menonton di ponsel mereka masing-masing mengumpat lemah. Beberapa ada yang tertawa sepertinya mereka menikmati tontonan itu.

Ini gila, pikir Hyunjin. Permainan ini benar-benar gila.

--

"Kau tahu permainan yang sedang ramai diperbincangkan orang-orang kan?" Tanya Minho dengan nada yang menginterogasi.

Ya, Hyunjin sekarang sedang berada di Busan, dirumah Minho, sahabatnya.

Mereka sudah berteman sejak kecil, sampai akhirnya Minho dan keluarganya memutuskan untuk pindah dari Seoul ke Busan mengikuti ayahnya.

Tapi mereka tetap saling menghubungi satu sama lain.

Minho lebih tua dua tahun dari Hyunjin. Hyunjin sudah menggap Minho kakaknya dan Minho sebaliknya. Mengingat mereka sama-sama anak tunggal di keluarga mereka. Itulah kenap mereka bisa menjadi akrab sampai sekarang.

Hyunjin membaringkan tubuhnya disamping Minho. Ia baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung disuguhi pertanyaan seperti itu oleh Minho.

"Tentu." Jawab Hyunjin singkat.

"Kau... Tidak memainkannya kan?" Tanyanya ragu.

Tawa Hyunjin terlepas saat mendengar pertanyaan yang ia sudah yakin bahwa cepat atau lambat pasti akan ditanyakan Minho.

Mengingat Minho adalah tipe orang yang sangat peduli pada semua orang dan tentu saja pada Hyunjin. Dan selama mereka berhubungan seminggu ini sejak permainan online tersebut sedang viral Minho tak pernah menanyakannya melalui pesan text atau telepon.

"Tentu saja tidak!" Jawab Hyunjin mantap.

"Kau melupakan fakta bahwa aku tidak peduli dengn hal-hal yang tidak penting seperti itu?"

Minho mengalihkan tatapannya sambil tertawa geli. Itu benar, Hyunjin memang orang yang sangat cuek tentang apapun.

"Permainan itu gila." Tiba-tiba Hyunjin berucap.

"Itu benar."

"Kau pernah melihat nya?"

Minho mengangguk. "Tepat didepan mataku"

"Aku melihat salah satu temanku mati tertabrak kereta tepat didepan mataku. Lebih tepatnya terlindas kereta." Lanjut Minho.

Hyunjin terkejut. Ia mendudukkan dirinya sambil menatap Minho yang masih menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan tak percaya.

"Temanmu? Siapa?" Tanya Hyunjin penasaran.

"Seungmin. Namanya Kim Seungmin. Dia seusiamu. Pemakamannya baru terjadi tiga hari yang lalu."

"Pemakaman?" Tanya Hyunjin masih dengan ekspresi kagetnya.

"Bukankah kau bilang dia tertabrak- maksudku terlindas. Bagian tubuhnya pasti tidak utuh lagi."

Minho mengangguk. "Itu benar. Tubuhnya terpotong menjadi tiga bagian. Bagian pertama kepalanya yang terlindas tepat di lehernya yang membuat kepalanya terpental jauh, lalu bagian perutnya yang terlindas dan membuat seluruh organnya menyembur keluar, dan terakhr-"

"Baiklah hentikan! Kurasa sudah cukup." Potong Hyunjin cepat. Ia merasa mual meski hanya mendengarnya. Bagaimana jika melihatnya.

Minho menggelengkan kepalanya.

"Sebaiknya kita makan. Ibuku sepertinya sudah selesai memasak." Ajak Minho sambil berjalan keluar diikuti Hyunjin dibelakangnya.

--

Woojin, Chan dan Jeongin sekarang sedang berada dirumah Woojin.
Mereka baru saja mendownload aplikasi game online yang tengah marak di bahas diseluruh dunia saat ini.

Truth Or Dare.

"Klik saja 'yes' terus?" Jangan terlalu membaca persyaratan nya karena aku sudah mengetahuinya." Saran Chan pada Jeongin yang kini sambil mengangguk paham.

Tentang Jeongin, merek mengajaknya karena Hyunjin tidak mau saat mereka ajak beberapa hari yang lalu. Tidak asik kan jika melakukan hal bodoh hanya berdua. Setidaknya jika bertiga mereka akan dibilang '3 idiot'.

"Kak, tapi disini menjelaskan bahwa uang di rekening kita akan ditarik jika kita tiba-tiba berhenti di tengah misi dan mengadu pada polisi." Ucap Jeongin tiba-tiba. Ia merasa tidak yakin jika ini akan menjadi hal menarik.

"Itu tidak benar. Mereka hanya menggertak, tidak mungkin mereka bisa menarik semua yang ditabunganmu yang bahkan mereka tidak tahu nomor rekening mu." Jelas Woojin.

"Benar. Lagipula tadi tidak ada persyaratan memasukkan nomor rekening kan? Tidak mungkin itu terjadi." Celetuk Chan ikut menimpali.

Jeongin mengangguk lagi, mematuhi dua temannya yang 3 tahun lebih tua darinya itu.

"Baiklah, sekarang kita mulai misinya." Ujar Chan.

"Siapa yang mulai?"

Mereka bertiga menatap satu sama lain untuk sesaat.

Kemudian, "bagaiman kalau dimulai dari yang muda?" Usul Chan.

"Itu berarti aku?" Tanya Jeongin bingung. Ia bahkan tidak tahu sama sekali akan permainan ini.

"Apa yang harus ku lakukan?"

"Itu mudah. Peraturannya sudah jelaskan tadi. Ada penonton, pemain, dan tawanan. Kita sudah memilih menjadi pemain. Jadi kita hanya perlu mengecek misinya." Ucap Woojin sambil mendekat kearah Jeongin.

Kemudian sebuah Drone yang entah dari mana asalnya tiba-tiba muncul diluar jendela Woojin.

Mereka awalnya kaget, tapi kemudian mereka beranjak keluar untuk melihat apa itu.

Dan disana, sebuah Drone yang diatasnya terdapat sebuah tab yang menampilkan tulisan

"Are you ready?"

Sepersekon kemudian tulisan berganti

"Lets go to first mission."

Mereka bertiga akhirnya paham. Disitulah permainan misi mereka akan dimulai.

Secanggih inikah permainan online ini. Pikir mereka.

"Ok. Lets Rock." Ucap Chan penuh semangat.

Kemudian layar tersebut menampilkan misi pertama untuk Jeongin.

"Pergilah ke atap gedung. Bergantunglah selama 5 detik dengan satu tangan!"

Truth Or Dare : STRAY KIDSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang