"Hentikan, Nancy." Keluh Changbin. Telinganya terasa panas mendengar Nancy sedari tadi terus mengoceh yang tidak penting didekatnnya.
Changbin rasanya ingin mengumpat. Tapi itu tidak mungkin. Ya, tidak mungkin ia mengumpat pada perempuan.
Lagi pula, perempuan ini Nancy. Dia berbeda dengan perempuan lain. Jika kau mengumpat padanya, maka dia akan mengumpat 2x kali lebih kasar dari umpatan yang kota keluarkan.
Dan juga, mereka ini sahabatan sejak masuk SMA. Jadi, bisa dibilang ia sudah terbiasa dengan ocehan-ocehan Nancy.
Tapi kali ini ocehannya berbeda, bukan hanya sekedar tentang teman perempuannya yang mengkhianatinya, atau ditinggal pacarnya secara sepihak.
Ini tentang permainan sialan itu. Permainan bodoh yang memperbudak seluruh masyarakat yang sedang 'naik daun' sekarang ini.
Dari tadi, Nancy terus memaksa Changbin untuk ikut memainkan permainan TRUTH OR DARE ini.
Yang benar saja, pikir Changbin.
"Aku tidak ingin mati konyol, Nancy." Ucap Changbin datar.
"Aku tidak menyuruh mu mati, Changbin. Aku menyuruhmu-"
"Tapi permainan itu berbahaya, bisa menyebabkan kematian." Potong Changbin sebelum Nancy menyelesaikan kalimatnya.
Nancy mendengus. "Kau memotong ucapanku, Seo Changbin!"
Changbin memutar bola matanya malas.
"Ayolah, itu tidak seberbahaya yang kau pikirkan Changbin. Aku sering menontonnya. Itu kan ditayangkan live." Lanjut Nancy mengoceh.
Changbin tidak menggubris ocehan Nancy, ia masih sibuk dengan komputernya. Btw, mereka sekarang lagi jamkos jadi Changbin dan Nancy pergi ke Lab. Komputer.
"Kau tahu, kadang-kadang mereka melakukan kissing, atau menumpang mandi dirumah orang, dan-"
"Aku sudah selesai. Ayo kembali ke kelas." Changbin beranjak dari duduknya dan melewati Nancy begitu saja. Mungkin telinga Changbin sudah sangat jenuh mendengar semua ocehan Nancy.
"Ya! Seo Changbin. Kau menyebalkan!" Ketus Nancy.
-
"Apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Hyunjin.
Mereka sedang berada klub. Woojin sudah baikan setelah hampir seminggu beristirahat.
Sebenarnya Hyunjin melarangnya untuk keluar. Tapi, apa yang bisa diharapkan dari si bodoh Woojin ini. Dia tentu saja akan menolak demi bisa melakukan hal bodoh, lagi dan lagi."Lihat, sepertinya disini banyak 'watchers' ya ketimbang 'players'." Celetuk Chan memperhatikan sekitar.
"Oh ayolah. Lebih menyenangkan menjadi penonton daripada harus menantang maut dengan menjadi pemain." Celetuk Hyunjin yang masih kesal.
Pasalnya, kemarin saat Woojin menyuruhnya menggantikannya memainkan permainan bodoh itu dan Hyunjin sangat terpaksa mengiyakan karena Woojin terus merengek kalau dia sudah tidak punya uang lagi. Mengingat saat melakukan misi waktu itu ia hanya mendapatkan 500.000.
Padahal misinya sangat berbahaya.
"Oh, lihat. Sepertinya ada yang sedang melakukan misi disebelah sana." Ucap Jeongin pada temannya sambil menunjuk tempat dimana seorang perempuan sedang membuka semua pakaian yang ia kenakan sambil terus merekam dirinya. Jangan lupakan semua orang yang sedang mengelilinginya. Tentu saja ikut merekam juga.
"Benar-benar menjijikkan." Ucap Hyunjin datar lalu mengalihkan perhatiannya.
"Menjijikkan atau menggairahkan?" Tanya Chan dengan smirknya. Mereka memang tidak akan pernah berhenti menggoda Hyunjin.
Dasar gila.
"Wow, lihat! Dia berjalan kearah sini, Kak." Lagi, Jeongin antusias sambil menunjuk kearah perempuan yang tadi berjalan mendekat ke arah mereka hanya dengan menggunakan Bra dan CD yang tembus pandang.
Gila. Ini benar-benar gila. Rutuk Hyunjin saat melihat perempuan tersebut menarik lengannya dan mengarahkannya pada dada besarnya.
Tentu saja Hyunjin kaget. Kaget setengah mati.
Ia langsung menarik lengannya."Kenapa?!" Tanya si perempuan sedikit terkejut.
Begitu juga teman-teman nya.
"Hey, Hyunjin kau ini kenapa?" Protes Chan. Kalau saja itu terjadi padanya, Chan pasti akan senang sekali.
"Oh ayolah Hyunjin. Itu adalah keberuntungan." Oceh Woojin. Jeongin mengangguk antusias.
"Aku tidak akan melakukannya." Sahut Hyunjin kesal. Yang benar saja. Kenapa harus dia.
"Dasar sialan. Kau membatalkan misiku." Umpat perempuan tersebut sambil berbalik dan menjuh dari sana. Memakai kembali pakaiannya dan meninggalkan klub dengan menghentakkan kakinya kesal.
"Yo, sayang sekali Hyunjin. Kalau saja dia menuju padaku tadi." Kata Chan sambil tertawa lalu meneguk kembali bir nya.
"Dasar mesum."
--
"Hey!" Seru Hyunjin dari luar rumah Nancy. Tangannya melempar sebuah batu kecil tepat di jendela kamar Nancy yang berada loteng.
Nancy membuka jendelanya dan tersenyum saat melihat Changbin dibawah sana.
"Aku akan bersiap." Ucapnya kemudian menutup kembali jendelanya.
Changbin tersenyum. Ia dan Nancy hari ini ingin jalan-jalan. Tidak tahu kemana.
Ia hanya mengiyakan ajakan Nancy.Setiap kali Nancy mengajaknya, Changbin tidak pernah menolak. Apapun itu. Jika ditanya suka, Changbin tidak menyukainya.
Jika ditanya sayang. Iya.
Changbin menyayanginya. Entah Nancy merasakan itu atau tidak Changbin tidak peduli.Changbin merasa nyaman bila didekat Nancy. Ia merasa seperti seorang kakak meski Nancy tak peenah menganggapnya. Nancy juga mengingatnya pada mendiang kakak perempuannya yang dulu sayang menyayangi Changbin dan keluarga.
Mungkin itulah kenapa Changbin sangat suka bila berada didekat Nancy. Ia selalu ingin menjaga Nancy agar terjauh dari bahaya ataupun itu.
Maafkan baru update yaaa hmm.
Oya, jadi rencananya aku mau bikin book lagi. Series gitu. Masih SKZ pastinya.
Kek perjalanan cinta mereka gitu. Bagusnya dikapelin sama siapa ya kira2 mereka ini hmm.
Ada yang mau ngasih saran?:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth Or Dare : STRAY KIDS
Mystery / ThrillerSebuah Game online populer dengan nama Truth or Dare tengah banyak menyita perhatian semua orang saat ini. Permainan yang mengarah pada tindakan-tindakan berbahaya. Sederet anak sekolah mulai tertarik dan memainkannya, salah satunya Hyunjin. Hyunjin...