Erwin's Day

130 7 0
                                    

Ada Garlen di mulmed 😆😆

Hepi riding riders :v

*****

Pibesdey papa mertua
Pibesdey. Papa. Mertua
Papa mertua.

Tiba-tiba kalimat itu terus-menerus terngiang di kepalanya seperti kaset rusak.

Garlen. Satu-satunya orang yang ingin ia musnahkan saat ini juga. Ia menyesal, mengapa waktu itu ia harus meminta pendapat dari Garlen perihal tulisan untuk kue tart Erwin.

Sungguh demi kerang laut Spongebob Squarepants, saat ini juga ia membutuhkan alat teleportasi bo boi boy untuk dapat memindahkan dirinya dalam sekejap.

Tiba-tiba semua orang di meja itu tertawa melihat ekspresi wajah Kianna antara bingung, malu, kesal namun tidak bisa berbuat apa-apa.

"Ini serius kuenya dari kamu? Makasih ya, menantu." Mereka semua kembali tertawa sedangkan Kianna mengusap tengkuknya yang tidak gatal lalu menginjak kaki Garlen sambil menatap tajam Garlen.

"I-iya sama-sama." Ucap Kianna sambil tersenyum kikuk

"Oke, kita langsung makan. Sudah laper semua pasti kan." Mereka semua tertawa

"Iya om, ini si Calvin udah bisik-bisik tetangga terus dari tadi. Dia nanya makannya kapan nih?" Ucap Gio yang dihadiahi dengan pitingan maut dari Calvin

Blapp

Tiba-tiba semua lampu mati.

"Yah nggak jadi makan deh." Ucap Rio yang dihadiahi tampolan dari Anggi

Kianna bingung mengapa Garlen tiba-tiba tidak ada di sampingnya. Ia menoleh ke kanan dan kiri, namun nihil. Kianna tidak bisa melihat apapun karena ruangan ini menjadi begitu gelap

Selang beberapa menit kemudian sebuah video muncul di salah satu proyektor yang ada di sudut ruangan restoran itu.

Video itu menampilkan foto-foto kebersamaan Erwin bersama dengan Sandra, Garlen serta seorang laki-laki yang tampak sedikit lebih tua dari Garlen yang diyakini Kianna adalah kakak kandung Garlen.

Semua lampu diruangan itu kembali menyala

Dub dub

Tiba-tiba Garlen sudah berada di atas mini stage yang telah disediakan di restoran itu. Setelah dirasa mic itu sudah menyala, Garlen langsung memulai

"Selamat ulang tahun pa, papa adalah salah satu orang hebat yang pernah Garlen miliki di hidup Garlen. Tanpa papa, Garlen nggak mungkin bisa berdiri di tempat ini sekarang. Walaupun papa dan mama sudah bercerai, tapi papa tetap mau bertanggung jawab untuk merawat Garlen sampai saat ini. Terimakasih pa, untuk semuanya. Garlen nggak akan pernah bisa membalas satu-persatu jasa papa." Garlen tersenyum lebar, senyumannya benar-benar tulus

Semua pengunjung bertepuk tangan, beberapa dari mereka ada yang ikut meneteskan air mata. Seakan-akan ikut merasakan kesedihan dan kebahagiaan Garlen di satu waktu yang sama.

Erwin menitikkan air mata lalu tersenyum lebar. Ia sangat bangga pada anak bungsunya, ia tidak menyangka jika anaknya yang pendiam ini tiba-tiba berbicara sebanyak ini di depan banyak orang hanya untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya.

Kemudian Garlen berjalan menuju ke mejanya kembali dan menghampiri ayahnya yang kini sudah merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum penuh kebahagiaan.
Dengan cekatan Garlen membalas pelukan Erwin. Erwin memeluk Garlen erat.

"Terimakasih ya, karena kamu papa jadi semangat menjalani hari-hari papa. Terimakasih juga sudah menjadi anak penurut, ya walaupun agak bandel juga." Erwin dan Garlen terkekeh. "Padahal biasanya anak yang broken home memiliki sifat pemberontak, apalagi laki-laki. Tapi kamu beda, maaf dulu papa sempat pilih kasih sama kalian, papa lebih condong sayang ke kakak kamu."

DISVLINNA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang