Ira pov
"Mr. G. Jangan! " teriak perempuan yang aku yakini nyonya.
.
.
.
.
.Aku.yakin Mr. G sedang mengamuk didalam.
Brak
Aku terkejut saat melihat pria yang berada di depan kacaku sudah tidak sadar kan diri dengan darah yang mengalir dari kepala dan hidungnya.
Tangan dan tubuhku bergetar, aku juga dapat merasakan udara di sekitar jadi kurang menyenangkan, keringat dingin terus keluar dari kulitku.
"berani beraninya dia! " suara keras itu terdengar olehku.
Aku melihat Mr. G yang berjalan keluar dengan langkah yang sangat tegap, matanya berwarna emas.
Emas?
Aku baru pertama melihat warna mata yang seperti itu.
" cepat usir dia dari sini" kata Mr. G dengan mengibaskan - ngibaskan Jas yang di pakainya.
Sepertinya pria itu menumpahkan minumannya pada Mr. G, nasib yang malang. Astaga nasibku juga malang.
Disaat aku masih menatapnya, tiba-tiba matanya melihat diriku lagi?. Aku tidak tahu karena dia tiba mengalihkan matanya dariku dengan cepat.
Dia mengambil pot sedang yang berada di samping pintu. Apa yang akan dia lakukan dengan pot itu?.
Tapi dia berjalan kearah ku. Tunggu apa yang di lakukan.
TRANG
"AAAAAAA!!! "teriakku Saat pot itu Di lempar kearah kacaku dan aku dengan cepat menutup mataku.
Prang
" tuan! " teriak nyonya.
Aku membuka mataku saat mendengar teriakan itu tapi yang membuatku terkejut bukan itu tapi Mr. G menghancurkan kaca yang masih menempel pada pinggiran dan itu dengan tangannya. Bayangkan tangannya.
" t-tuan apa yan-"
"diam jangan banyak berbicara " katanya yang membuat tubuhku dengan cepat mengikuti perintahnya. Dia memiliki sesuatu yang membuatku menurutinya dengan cepat.
" awsss" ringisku pelan saat ada kaca yang menancap pada lenganku.
Trang
Suara rante terdengar sangat kencang.
"cepat keluarkan dia juga dan beres kan semua ini. Aku tidak mau ada kekacauan lagi seperti ini " kata Mr. G dan menggendongku keluar dari ruang ini.
" dia milik seseorang dan kau harus merawatnya jika masih ingin hidup nyaman " kata Mr. G
" ba-baik tuan " kata nyonya sedangkan aku yang berada di gendongnya hanya diam tidak berani bergerak walaupun gendongnya menyakiti diriku.
Karena dia menggendongku tepat di bekas cambukan yang diberikan oleh nyonya tadi. Aku terus diam dan menahan ringisan ku, karena aku takut dia kan marah dan malah menghukumku.
"bawa dia dan obati " kata Mr. G dan menyerahkanku pada seorang wanita.
" mari saya bantu " katanya dan akan menggendongku
" tidak perlu di gendong aku masih sanggup untuk berjalan " kataku dan dia menjawab dengan senyuman.
Aku berjalan berlawan dengan arah Mr. G dan saat aku melihat kebelakang aku hanya dapat melihat bahu Mr. G yang perlahan lahan menjauh.
Ternyata aku dibawa Ke sebuah rumah sakit didalamnya banyak orang baik, mereka melihatku dengan senyuman tidak ada yang meluhatku secara sinis atau tidak suka, dan aku sangat menyukai ini.
Tapi aku berpikir bahwa waktuku disini tidak banyak, aku akan Kembali ke nyonya ku.
"apa masih sakit? " tanyaku seorang suster padaku.
" ah tidak lagi. Terima kasih telah mengobati ku " kataku kataku tersenyum.
" dengan senang hati nyonya " katanya
" jangan panggil aku nyonya, aku tidak suka itu. Panggil saja ira "kataku
" baiklah ira. Jika kau perlu sesuatu tinggal tekan saja ini ya " katanya dan menunjukan sebuah remot yang hanya memiliki satu tombol.
" baik terima kasih " kataku dan dia membalas dengan senyuman.
Setelah dia pergi aku baru sadar, aku ingin bertanya padanya kapan aku akan kembali pada nyonya, agar aku dapat menyiapkan mentalku terlebih dahulu.
Jadi aku hanya diam diruangan ini sambil melihat keselilingku, ruangan ini besar dan rapih. Terlihat seperti ruangan untuk orang-orang yang memiliki jabatan tinggi, karena yang aku tahu satu ruangan untuk 5-6 orang untuk orang-orang biasa dan seharusnya aku berada disana bukan disini.
Aku tidak dapat melihat pemandangan dari jendela itu karena tertutup oleh gorden berwarna putih gading.
Membukanya?
Aku tidak berani, aku takut untuk melakukan kegiatan apapun dan malah membuatku cepat kembali kepada nyonyaku.
Trang......
"aaaa!!! " teriakku saat tiba-tiba jendela itu pecah.
Dengan cepat aku mencari tombol yang di beri tahu oleh perawat tadi.
Aku menekan tombol itu dengan cepat dan berulang-ulang dengan tangan yang bergetar.
Aku melihat seseorang duduk di jendela itu, gorden itu menghalangi aku untuk melihat siapa sosok yang sedang duduk itu.
"menarik " katanya.
Aku tidak dapat bersuara karena ketakutan dan keterkejutanku.
" hmmm... Jadi ini matenya? " katanya bermolog.
" lucu, dia sangat lemah " katanya dan semakin mendekat.
Gorden yang menghalangi tubuhnya itu dirobek dengan cepat.
Aku melihatnya, sosok pria dengan mata hitam.
Hitam yang ku maksud adalah hitam seluruhnya, tidak ada warna putih sama sekali.
" lemah dan rapuh " katanya dan berhenti di depanku.
![](https://img.wattpad.com/cover/150784374-288-k437375.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Is Mine
WerewolfHidup sebagai budak dan di selamatkan oleh seorang pria aneh. Ah hidupku kenapa tidak bisa tenang. Menolak ajakan pria itu. Aku akan hidup dengan nyonya selamanya dan jujur aku tidak mau. Menerima ajakan pria itu. Aku tidak dapat menjamin hidupku...