X 4 X

3.7K 205 8
                                    

Author pov

" Ya sudah ambil saja dia. Lagian aku masih bisa mencari wanita lain untuk meraih budakku "kata nyonya santai yang membuatku terkejut.

Ku mohon siapapun tolong aku!!!

" Tapi nyonya!. Tolong aku " kata orang panik saat pria itu sudah tersenyum sangat senang.

" sudah bawa saja. Aku akan kembali keruanganku "kata nyonya dan pergi begitu saja.

"lepaskan aku. Tolong !" Teriak ira.

"diam! " bentak pria itu.

"lepaskan aku" ira terus berteriak.

Pria tersebut membawa ira kedalam kamar yang sudah ia pesan sebelum datang kedalam club ini.

"lepaskan aku! " teriak ira saat pria itu mengunci kamar tersebut.

" kita akan bersenang-senang sayang "kata pria itu dan meminum alkoholnya yang berada didalam botol.

Ira sudah sangat panik apa lagi pria itu sudah mendekat kearahnya.

" aku tidak mau.! " teriak ira.

" kau tidak punya pilihan lain. Tapi aku suka dengan wanita yang agresif "kata pria tersebut.

Prangg...

" arghh! " teriak pria itu saat ira tiba tiba memukul kepala pria tersebut dengan botol minuman yang baru saja pria itu simpan.

" jalang sialan.! " teriak pria itu.

Ira pov

Aku segera berlari ke kamarku dan mengunci pintu dengan cepat lalu Menggeser lemari agar menahan pintu kamar.

Dor
Dor
Dor

" keluar kau anak sialan! " teriakan nyonya terdengar olehku.

" cepat jangan sampai aku membiarkanmu mati didalam sana "kata nyonya.

" tinggalkan aku! " teriak ku

" jangan berpikir bodoh, aku bisa dengan mudahnya mendobrak pintu ini namun aku memberimu pilihan dan cepat buka pintu ini " terik nyonya

" sudah awas. Aku yang akan menjemput jarang itu " suara pria itu terdengar olehku yang membuatku takut.

Diruangan ini tidak ada jendela hanya ada ventilasi kecil.

Brak

Lemari yang menahan pintu bergoyang, aku langsung menahan lemari itu aga rt idak jatuh dan membuat pintu itu dapat terbuka.

Brak

Brak

"sudah lah tuan... Biarkan saja dia dalam, nanti saat dia sudah kelaparan dia akn keluar dan aku akan memberikannya padamu" kta nyonya yang berada diluar.

"baik aku tagih janjimu, jika tidak kau yang harus menggantikan jalang cilik itu " kata pria itu dan sudah tidak terdengar suara lagi di depan kamarku yang membuatku lega.

Aku pun berjalan ke kasur dan tertidur walau dengan rasa takut yang sangat tinggi.

Aku bangun saat melihat kamarku yang sudah terang dan sinar matahari yang berasal dari ventilasi kamarku.

"keluarlah kau sekarang " kata nyonya yang membuatku terjekut dan panik, dengan cepat aku menahan lemari itu kembali.

" keluar cepat! " teriak nyonya.

" pria sialan itu tidak akan kembali lagi ke sini " kata nyonya

Apakah benar?
Atau dia hanya ingin membuatku keluar?

" aku jujur bodoh, aku melaporkan masalah ini pada Mr. G dan dia mengusir pria sialan itu dari kota ini "kata nyonya

" cepat keluar sebelum aku menyuruh orang untuk meruntuhkan tembok ini " kata nyonya yang membuatku menyerah dan menggeser lemari lalu membuka pintu.

" dasar anak sialan! " kata nyonya dan menjambak rambutku.

" s a-sakit nyonya "kataku dan menarik tangan nyonya agar rambutku tidak tertarik dengan kuat.

" ikut aku kau harus diberi hukuman " katanya dan trus menarik rambutku.

Aku ditarik oleh nyonya melewati tamu-tamu yang datang hingga aku berada di pintu yang besar, lalu du pria besar membuka pintu itu namun masih ada pintu lagi didepannya.

Aku di tarik oleh nyonya dan berhenti di depan pintu. aku kira, aku akan ditarik keluar namun suara nyonya menyadarkanku

"kau akan sama seperti dia " kata nyonya

Dia menunjuk seorang wanita yang ada dalam kaca sebelah kanan pintu yang terlihat menutup mukanya dengan rambut, tangannya di borgol dan kakinya dirante.

" ica? " kagetku wanita yang ada didalam sana tau adalah ica.

" dia mencoba menjadi pahlawanmu dan berakhir di sana. Sekarang saatnya kamu merasakan seperti yang dia rasakan.

Nyonya menjambak rambutku dan kedua pria itu membuka kaca yang berada di sebelah kiri yang sudah dibuat seperti pintu.

"masuk kau " kata nyonya dan semakin menarik keras rambutku.

Saat aku sudah dalam kedua pria itu dengan segera memborgol tanganku dan merantai kakiku.

" dan aku punya hadiah untukmu "katanya dan mengeluarkan tongkat itu.

" jangan nyonya " kataku.

Tar

Tar

Tar

Tar

Tar

" sakit nyonya " kataku pada nyonya yabg terus mencambuku tanpa henti di seluruh tubuhku.

Tar

Tar

Tar

Tar

Tar

Entah sudah berapa kali nyonya ku melayangkan cambukannya itu kepadaku hingga ia berhenti dan keluar dari ruang kaca ini.

Suara kunci pun akhirnya terdengar olehku. Kedua pria itu suda pergi bersama nyonya hanya menyisakan aku, ica dan pelanggan yang lewat.

Aku melihat kulitku yang terasa sangat perih.

"ah " ringisku saat aku sadar bahwa sudut bibirku pun berdarah.

Ah, harus sampai kapan aku harus seperti ini.

Aku terus meratapi nasibku dan menghindari tatapan pelanggan yang kadang melihatku dengan senyum yang sangat menyeramkan padaku ataupun ica.

Tapi pandanganku teralihkan karena datang seorang pria yang tinggi dengan mata yang sangat tajam, yang aku lebih kagetkan adalah pria yang berada disampingnya.

Pria berdasi abu abu.

Pria yang bermata tajam itu....

MR. G

Astaga dia benar benar sangat menyeramkan.

Dia berhenti didepan kami yang membuatku menundukkan kepalaku tidak ingin dilihat olehnya.

Hingga saat aku melirik kedepan pria itu masih tetap melihatku. Dengan cepat aku menarik lirikanku lagi.

Bodoh sekali kau ira, rutukku dalam hati.

Namun aku masih penasaran dan saat aku melirik kembali ke depan pria itu sudah tidak ada.

Hingga aku mendengar keributan.

"Mr. G. Jangan! " teriak perempuan yang aku yakini nyonya.

.
.
.
.
.

Aku.yakin Mr. G sedang mengamuk didalam.

Alpha Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang