"Cut" ucap seseorang dengan suara datar
Pengurus osis itu berbalik dan mematung. Tangannya terlepas dan akhirnya Julieth merasa lega. Jika di biarkan lama, bisa - bisa ia mati tercekik
"Ini tidak seperti---" seketika pengurus osis itu bingung sekaligus panik
"Kau bisa senang sekarang, karena kau akan menjadi terkenal sebentar lagi" kata Lukas
"T-t-tapi, aku melakukan semua ini hanya untuk kebaikanmu saja" kata pengurus osis itu yang mulai gugup
"Aku tidak butuh itu" tolak Lukas dingin
Pengurus osis itu tersentak mendengar balasan Lukas
"T-tapi k-kau tidak punya bukti apapun" bantahnya
"Hmm? Ada... itu" jawab Lukas sambil menunjuk ke sudut ruangan. Dimana ponselnya terletak di sana
"Sejak kapan?...Kalau tidak menghapus rekaman itu, aku akan menuduh dan melapor kalau kau sudah melakukan pelecehan terhadap pengurus osis" ancamnya sambil menunjuk - nunjuk Lukas
"Sayang sekali, kau bukan lagi pengurus osis" kata Julieth dengan langsung dan seketika sudah berdiri
Suasana hati pengurus osis itu semakin buruk. Ia kemudian mendekat ke Julieth dan mencoba untuk memukulnya namun tindakannya itu terhenti sebelum memukul Julieth
"Rekamannya masih aktif loh" peringat Lukas dengan santai
"Si-sial!" Ucapnya yang sangat kesal
Tak lama kemudian, akhirnya pengurus osis itu menyerah. Ia akhirnya memohon untuk tidak memberitahukan ke siapapun. Namun Lukas menolaknya karena harus ada hukuman berat untuknya
Dengan mengeluarkannya dari osis atau mengeluarkannya dari sekolah
Pertama - tama Lukas menyuruh pengurus osis itu keluar dari ruangan itu dan bersikap tidak terjadi apa - apa sementara itu Lukas akan mengurusnya nanti
"Kau ini tidak masuk akal sekali. Merekam selama ini sangat tidak masuk akal" kata Julieth dingin
Lukas mengambil ponselnya lalu memperlihatkannya ke Julieth
"Sebenarnya, ponsel ku sudah mati dari tadi. Aku cuma menakut - nakuti pengurus osis itu supaya mengaku dengan apa yang di perbuatnya. Kalau nyala, akan ku tambahkan pencahayaan karena di ruangan tadi sangat gelap. Mana mungkin rekamannya akan terlihat" Lukas lalu memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya
"Jadi, walaupun tanpa bukti...cukup menakut - nakutinya saat pembicaraan tentang masalah ini sampai pengurus osis itu mengaku sendiri?" Tanya Julieth yang telah menebak rencana Lukas
"Ya...benar" jawab Lukas datar dan dengan sedikit anggukan
Kemudian setelah itu, mereka berdua kembali ke kelas karena jam istirahatnya telah selesai. Bahkan saat mereka pisah tadi, tidak ada kata atau ucapan dari mulut mereka. Keduanya langsung meninggalkan satu sama lain begitu saja
Yah, sikap mereka tidak jauh beda. Wajar saja kalau saling bersikap dingin
"Lukas!" Panggil seseorang saat Lukas baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas
Ia lalu berhenti tepat di depan pintu
"Olivia kan pacarmu, jadi kau saja ya yang jaga. Karena kalau---" katanya terhenti saat melihat tatapan Lukas kepadanya
Tatapan tajam dan sinis Lukas menakuti siswa laki - laki itu. Tanpa adanya balasan apapun dari Lukas, ia langsung melangkahkan kakinya keluar dari kelas. Padahal baru saja ia masuk
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Want - Hope And Love#Unrated
Fiksi RemajaCerita ini gak bakal di hapus, tapi...tetep jadi pajangan cerita Author. Mau baca juga gak masalah, gak baca juga gak masalah #UNRATED