Hujan pembawa Sial

11 5 0
                                    

Cuaca hari ini seketik terasa dingin. Bahkan di siang hari seperti ini terasa dingin. Langit mulai berwarna abu - abu yang menandakan kalau sebentar lagi akan hujan. Namun, seketika tetesan air dari langit mulai berjatuhan satu per satu

Lukas berjalan menuju ruang osis di lantai atas. Karena di samping kirinya ada beberapa jendela besar, ia menengok ke sana dan melihat langit mendung juga rintik - rintik air

"Sepertinya aku terlalu meremehkan ramalan nenek"
Batin Lukas

Pasrah dengan cuaca mendung yang tiba - tiba datang, ia kembali melanjutkan perjalanannya

"Selamat ya" ucap Axell di belakangnya

Lukas berhenti dan membalikkan kepalanya. Ia menatap datar ke arah Axell dengan perasaan bingung

"Cuma mengucapkan kok. Tidak ada maksud lain" kata Axell langsung dengan senyum menyeringainya yang khas

Kembali membalikkan kepalanya lalu menaiki beberapa tangga dan tiba di ruangan osis. Di depan pintu ruangan osis itu, Lukas berhenti dan sedikit mendengar suara bisik di dalam ruangan itu

"Oh...Selamat Siang Lukaz. Selamat ya" ucap William dengan heboh, tepat saat Lukas membuka pintu

Namun, pandangannya tidak langsung mengarah ke William yang memberinya ucapan. Malahan mengarah ke seseorang yang sedang menatapnya sinis

Seperti biasanya, ia tidak duduk di tempat yang di sediakannya. Cukup berdiri di depan pintu dengan kedua tangan yang di lipat di depan dadanya di tambah dengan ekspresi atau wajah datar dan dinginnya

"Kalau begitu kita mulai rapat santainya" kata William sambil tersenyum

Lukas melihat ke semua wajah yang ada di ruangan itu tersenyum lebar ke arahnya kecuali orang yang masih menatapnya sinis

"Lukas, Julieth...kalian berdua sudah ku tantang kemarin. Mendengar ucapan yang baru saja ku ucap ke Lukas, Julieth...kau pasti tau kan?" Tanya William yang seperti memandang rendah Julieth

Bukan lagi Lukas yang saat itu ia pandang tetapi William

"Ah, lupakan! Semuanya berikan ucapan selamat ke Lukas karena hasil kerja kerasnya!!!" Ucap William santai lalu memerintah satu ruangan itu mengucapkan selamat ke Lukas


Setelah itu, Julieth langsung keluar dari ruangan itu dengan wajah dinginnya. Dan saat tidak melihat keberadaan Julieth, mereka semua tertawa karena melihat reaksinya akibat kekalahan dalam tantangan ini

Lukas pun ikut keluar. Ia berpikir bahwa misinya telah terselesaikan. Dengan begitu ia tak perlu mengkhawatirkan apa - apa lagi

Beberapa hari yang lalu saat rapat pertamanya, ia membuat perjanjian dengan William. Sebenarnya ada tujuan dari rapat dan tantangan ini berpusat pada Julieth

William menginginkan reputasi Julieth semakin menurun. Sempat ia menolak melakukannya. Tapi karena ancaman yang di berikan William, dengan paksa ia menerimanya

Jika tidak melakukannya, William akan memperintah satu sekolah untuk mengganggu Olivia

Itu karena William mengetahui jarak keduanya sangat dekat. Jadi, dengan begitu mudahnya ia menjadikan Olivia sebagai target ancamannya untuk Lukas

All I Want - Hope And Love#UnratedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang