Pada hari ini, pelajaran terakhir Lukas adalah olahraga. Selesai dari pembicaraan mereka atau perencanaan mereka tentang festival Lukas kemudian menuju ruang ganti
Disana ia mengganti seragam sekolahnya dengan seragam olaharaga di lokernya. Setelah mengganti pakaian ia keluar dan menuju ke lapangan yang berada di belakang gedung sekolah. Disana ada lapangan basket, bulu tangkis dan atletik. Selain di ruangan terbuka, ada juga di ruangan tertutup atau gedung yang di tempati untuk bermain voli dan lainnya
Di gedung olahraga itu sangat besar, sebagiannya untuk olahraga voli dan olahraga lain sebagiannya untuk gudang yang isinya adalah peralatan olahraga ataupun barang sekolah
Sebelum ke lapangan, ia berhenti di depan suatu mesin. Mesin penjual minuman otomatis. Lukas memasukkan uangnya lalu menekan tombol sesuai dengan selera minumnya. Ia hanya membeli sekotak kecil minuman susu
Ia lalu menyeruputnya kemudian membuangnya di tempat sampah
Tiba di lapangan, ia melihat ternyata ada kelas lain yang sepertinya akan berolahraga di satu tempat yang sama dengan mereka yaitu kelas 2 - 5
"Semuanya, ayo lakukan pemanasan dulu. Kemudian kita akan berlari dua putaran" kata Mike ke semua kelas
Guru pelatih kedua kelas ini hanya ada satu. Maksudnya, dalam dua kelas hanya ada satu guru yang melatih. Kebetulan guru mereka tidak datang, jadi setiap ketua atau perwakilan kelas naik untuk memimpin. Salah satunya yaitu Mike
Setelah beberapa menit melakukan pemanasan mereka menyebar dan mempersiapkan diri untuk lari sebanyak dua putaran. Kedengarannya memang tidak jauh, tapi jika di lihat lapangannya sangat luas. Jadi dua putaran saja mungkin sudah cukup atau lebih satu atau setengah putaran sudah cukup
Agar waktunya tidak terbuang sia - sia, ia naik pertama untuk berlari dua putaran. Saat pertama kali berlari, kecepatannya tidak tinggi namun saat di pertengahan tingkat kecepatan Lukas semakin meningkat dan pada akhirnya ia selesai berlari dua putaran
Setelah berlari, tubuhnya menjadi terasa berat dan panas. Mungkin ia terlalu memaksakan dirinya hingga menjadi kelelahan seperti ini
Ia mengira kalau penyakitnya kemarin sudah berhenti. Apakah penyakit ini kembali lagi?
"Aku nggak percaya, dengan kondisi tubuh yang lemah kau tetap ke sekolah" kata seseorang yang dingin dan meremehkannya
Lukas berbalik dan melihat orang itu berdiri di sampingnya dan memandangi siswa sekelasnya sedang berlari
"Hah...hah...hah...aku juga nggak percaya" katanya yang sependapat dengan napas yang belum teratur
Setelah mengatur napasnya, ia menegakkan dirinya
"Punya waktu?" Tanya Lukas datar
"Nggak" jawab Julieth singkat dan dingin
"Ini tentang perencanaan festivalnya" jelas Lukas untuk meyakinkan Julieth
Akhirnya Julieth menerima ajakan Lukas. Mereka berdua pergi ke taman yang dekat lapangan basket. Disana pastinya tidak ada seorang pun yang dapat mendengar pembicaraan mereka
Tiba di sana mereka tidak saling menatap, mereka fokus ke pemandangan bunga - bunga yang mekar di sekitar mereka
"Ingat tentang rapat kemarin saat semuanya memberi ucapan selamat?" Tanya Lukas
"Memangnya kenapa? Kau juga mau aku memberimu ucapan selamat?" Tanya balik Julieth sinis
"Bukan, bukan begitu. Kau ini nggak merasa curiga tentang kemenanganku ini, mereka telah merencanakan sesuatu?" Tanya kembali Lukas
KAMU SEDANG MEMBACA
All I Want - Hope And Love#Unrated
Teen FictionCerita ini gak bakal di hapus, tapi...tetep jadi pajangan cerita Author. Mau baca juga gak masalah, gak baca juga gak masalah #UNRATED