02.A Star.

128 10 1
                                    


    " Appa sudah bilang kamu tidak boleh keluar dengan teman-temanmu. Lihat nilaimu sekarang!!, turun drastis!!" lelaki paruh baya itu melemparkan beberapa lembar kertas ke arah gadis yang sedari tadi menundukkan kepalanya. (ayah)

   "Mianhae Appa" lirih gadis itu sebelum Ia mulai gerah dengan suasana dan memilih untuk meninggalkan ruangan.
(maaf ayah)

   "Yaaa kau mau kemana? Appa belum selesai bicara,Umji-ya!!!" teriak pria itu saat gadis yang diketahui bernama Umji telah membuka pintu dan keluar dari rumahnya.

-o0o-

  Umji duduk di ayunan taman dekat rumah yang ditinggalinya.

  Ia menatap langit yang kosong,tidak ada bintang malam ini. Padahal bintang adalah benda langit yang bisa mengusir segala kebosanan Umji.

    Umji bosan. Bosan dengan omelan appa nya jika Umji mendapat nilai rendah dari sekolah padahal Umji sudah belajar setiap hari.

   Umji bosan. Bosan dengan segala tekanan yang ada. Dan untuk mengisi kebosanan itu Umji sangat membutuhkan adanya bintang, namun hari ini benda langit yang bersinar itu tak menampakkan dirinya walaupun satu saja.

    Umji menghela napasnya berat. Ia menggesek-gesekkan kedua sepatunya ke permukaan tanah.

   Gadis itu butuh hiburan. Tidak perlu mahal, mungkin sebatang coklat sudah bisa menghilangkan bosan dan stress yang melandanya saat ini.

   Umji terlonjak kaget saat sebuah benda berada tepat di depan matanya. Sebatang coklat. Matanya menelusuri tangan yang memegang coklat itu. Seketika senyumnya mengembang.

   "Ambillah" ucap seorang lelaki dengan hoodie hitam yang membungkus tubuhnya.

   " Gomawo Jisung-ah" Umji mengambil coklat itu. Lalu Jisung mulai duduk di ayunan yang ada di sebelah ayunan Umji.

   " Kau bosan?" Tanya Jisung tanpa menoleh ke arah Umji.

   Umji mengangguk,lalu menjawab
" Ne, aku bosan"

    "Sayangnya bintang sedang bersembunyi saat ini" Jisung mendongak ke arah langit. Umni menghentikan aktivitas mengunyahnya lalu mengikuti arah tatapan Jisung saat ini.

   "Mau kupanggilkan?" Jisung menolehkan kepalanya ke arah Umji yang masih menatap langit.

   "Terimakasih atas leluconmu tuan Park" Umji terkekeh diikuti dengan senyum manis milik Park Jisung.

   "Aku serius. Mau kupanggilkan?"

  "Coba saja. Jika kau bisa, aku akan menuruti kemauanmu dalam satu hari!!" Tantang Umji. Tangannya mulai bergerak memakan coklat yang tersisa setengah.

   "Benarkah?" Tanya Jisung dan dibalas anggukan kecil oleh Umji. Jisung berdiri dari duduknya. Tangannya bergerak lalu menarik lengan Umji.

     Umji yang masih sibuk dengan coklatnya,terkejut dengan tarikan Jisung.

   "Jisung-ah,kita mau kemana?" Tanya Umji sambil mengikuti langkah Jisung.

    "Ikuti saja" Jisung menoleh singkat pada Umji,lalu mulai mempercepat langkahnya tanpa melepas genggamannya.

-o0o-

  Suara melengking Umji terdengar sampai ke luar ruangan salah satu wahana yang ada di taman hiburan. Gadis itu berteriak seakan-akan Ia akan mati sekarang juga.

   Sedangkan lelaki yang ada di sebelahnya hanya terkekeh seakan-akan teriakan Umji seperti sebuah lagu comedy yang Ia biasa dengar di sebuah acara lawakan.

    Mereka berjalan menyusuri ruangan gelap. Jisung menatap lengannya yang dicengkeram kuat oleh Umji.

   Teriakan Umji terdengar lagi saat sebuah benda jatuh di pundaknya. Spontan Umji menarik lengan Jisung dan berlari tanpa menghiraukan akan ada apa yang menghalangi jalannya nanti.

   Untuk saat ini Umji hanya berpikir agar Ia bisa cepat-cepat keluar dari ruangan gelap dan menyeramkan seperti ini.

   Umji menarik napasnya dalam-dalam saat telah berhasil keluar dari ruangan itu.

   "Kau mau membunuhku ya?" Tanya Umji sambil mengatur napasnya.

    "Tidak" ucap Jisung dengan ekspresi wajah yang dibuat polos.

   "Tidak? Kau bilang ini rumah kucing dan ternyata ini rumah hantu. Kau bodoh atau apa?"

   Jisung mengendikkan bahu. Senang sekali mengerjai Umji,pikirnya.

   "Mungkin aku salah baca"

  "Ternyata kau memang bodoh" Umji melangkah meninggalkan Jisung yang berusaha menahan tawanya agar tidak terlepas begitu saja di depan Umji.

   " Umji-ya, tunggu" Jisung berteriak saat Umji telah melangkah jauh. Namun Umji tidak mau berhenti walaupun Jisung meneriakinya berkali-kali.

   -o0o-

  Gadis itu menatap kagum air mancur warna-warni yang keluar dari kolam berwarna putih.

   Sesekali Ia memekik kegirangan saat sepercik air yang keluar membasahi pakaiannya.

   Mereka telah selesai mencoba seluruh permainan yang ada di taman hiburan. Dimulai dari wahana kecil sampai menegangkan. Semua sudah mereka coba, sebenarnya tidak semua,mungkin ada beberapa yang belum hanya saja malam sudah menunjukkan pukul sepuluh. Dan sepertinya Umji berniat akan datang lagi kesini lain waktu.

    Setelah dirasa puas dengan pemandangan air mancur, Jisung dan Umji memilih mengistirahatkan diri di sebuah kursi panjang sebelum mereka kembali ke rumah mereka masing-masing.

   Umji menolehkan kepalanya dengan cepat ke arah Jisung. Kedua alisnya terlihat menyatu seperti memikirkan sesuatu.

   "Jisung-ah" panggil Umji yang dibalas gumaman oleh Jisung.

   "Katamu kau akan memanggilkan bintang untukku, tapi dimana? Sampai sekarang langit masih kosong" Ucap Umji. Matanya beralih menatap langit yang masih sama seperti sebelumnya. Kosong. Tidak ada bintang disana.

    "Aku sudah memanggilnya"kata Jisung sambil menatap Umji yang sekarang juga menatap dirinya.

   "Mana? tidak ada" tangan Umji terangkat menunjuk ke arah langit.

   "Kau senang?" Tanya Jisung tanpa menjawab pertanyaan Umji. Umji mengangguk " Jika kau senang berarti kau juga tersenyum bukan?"

   Umji mengangguk lagi "Bahkan sampai sekarang aku ingin tersenyum,jika tidak dibingungkan oleh panggilan bintangmu"

   "Kalau begitu tersenyumlah sekarang!"Seketika Umji menuruti perkataan Jisung. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman.

    "Aku sudah memanggilnya" Ucap Jisung yang membuat otak Umji berputar.

    "Aku tidak melihatnya" kata Umji.

    "Tapi aku melihatnya"

     "Kalau begitu tunjukkan padaku"Kepala Umji mulai terangkat untuk menatap langit dan berusaha menemukan sebuah bintang.

    "Disini" Umji kaget saat Jisung menggenggam kedua tangannya.
    "Bintangnya ada disini,ada dihadapanku. Kenapa harus memanggil sebuah bintang jika bintangnya ada di dalam dirimu"

-END-

         Kim Umji x Park Jisung.

Jgn lupa vote dan komennya ya!!!
GOMAWO.....

For You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang