Maafkan aku karena baru sempat melanjutkan cerita ini. Aku pikir bersekolah di sekolah biasa adalah hal yang tidak terlalu buruk, tapi ternyata ini sangat buruk!
Selamat membaca!
=====
My Imagination :
Love Without Problem
23. Jadian
_______________________
Aku sudah menyukaimu sejak lama, bahkan sebelum kamu mengenalku=====
KHANA mengejar Talita yang berada beberapa langkah di depannya, "Tal, tunggu bentar," kata Khana.
Talita masih tetap berlari sampai akhirnya tangannya dicekal oleh Khana. "Ck, dibilangin tunggu," kata Khana kesal. Lelaki itu menarik Talita agar membalikkan badan. Ia pun terkejut ketika melihat Talita menangis sesegukan.
"Lo ngapain ngejar gue lagi? Lo mau pamer gitu kalau sekarang lo udah pacaran sama Beby?" tanya Talita ditengak isak tangisnya.
"Gue ngg—"
"Kenapa? Lo mau ngetawain gue karena nangis kayak gini? Lo mau ngetawain gue karena gue udah baper sama lo?" tanya Talita lagi.
Khana terkejut, "Tal—"
"Lo puas sekarang? Lo puas karena udah menang dari gue? Apa permaianan itu penting banget buat lo sampai-sampai lo buat gue baper dan jadian sama orang lain?" tanya Talita. "Apa lo jangan-jangan sengaja ngelakuin itu semua? Apa segitu bencinya lo sama gue?"
Khana bingung harus apa. Ia ingin menjawab, tetapi mulut Talita terus-terusan menyerocos. Jadi lelaki itu membiarkan Talita berkeluh kesah semaunya dia.
"Udah? Ada lagi nggak?" tanya Khana.
Talita semakin mengencangkan isak tangisnya. Untung saja mereka sedang berada di tempat yang sepi, kalau tidak pasti semua orang sudah menjadikan mereka bahan tontonan.
"Bahkan lo nggak anggap penting omongan gue!" kata Talita. Gadis itu hendak membalikkan badannya, namun Khana menahan bahunya.
"Bukan gitu," kata Khana. "Lo terlalu keasyikan ngomong dan nggak ngasi waktu buat gue ngejelasin semuanya," kata Khana.
"Apa lagi yang mau lo jelasin? Bukannya semuanya udah jelas? Gue kalah dari permainan lo, dan lo bisa minta apa aja sama gue," kata Talita.
"Beneran apa aja?" tanya Khana. Lelaki itu menatap Talita lekat-lekat membuat Talita menjadi gugup. Khana berjalan mendekati Talita hingga gadis itu mundur dan punggungnya menyentuh tembok.
"Khan, lo mau apa?" tanya Talita. Tangisan gadis itu sudah berhenti.
Khana menghapus sisa air mata Talita dan menatap gadis itu sambil tersenyum, "lo tau nggak apa yang gue mau?" tanya Khana.
"Apa?" tanya Talita.
"Gue mau lo bilang iya waktu gue nembak lo," kata Khana.
Talita menatap Khana bingung. "Nembak? Emang kapan lo nembak gue?" tanya Talita tak mengerti.
"Sekarang, mau nggak lo jadi pacar gue?" tanya Khana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Imagination : Love Without Problem
Teen FictionAku menulis cerita ini hanyalah untuk memuaskan khayalanku. Memuaskan khayalan kalian bagi para pembaca yang mulai muak dengan masalah di setiap cerita yang membuat pasangan di dalam cerita tersebut menjadi tidak bahagia. Aku hanya ingin membuat kal...