Keseharian Seongwoo

335 69 9
                                    

Lelaki bertubuh tegap dengan postur yang tegas pula membawa sebuket bunga berjalan menuju kamar rumah sakit bertuliskan nomor 25 di pintunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki bertubuh tegap dengan postur yang tegas pula membawa sebuket bunga berjalan menuju kamar rumah sakit bertuliskan nomor 25 di pintunya.

Lelaki itu memegang knop pintu dan berniat membukanya namun belum sempat membuka pintunya, orang lain dari dalam sudah membukanya terlebih dahulu.

"Oh, Seongwoo kamu sudah di sini."

Seongwoo mengangguk pelan menanggapi ujaran wanita yang berprofesi sebagai suster di rumah sakit ini.

"Aku baru saja mengganti bajunya." Lanjut wanita itu.

"Terima kasih ibu Han."

Seongwoo membungkuk kepada wanita yang berbicara kepadanya itu sebelum kembali melangkah.

"Aku pamit dulu Seongwoo ah."

Tanpa menunggu jawaban Seongwoo, wanita itu sudah lebih dulu keluar dari kamar.

Sekarang tinggal Seongwoo dan wanita yang terbaring di ranjang pasien dengan mata tertutup rapat enggan untuk melihat dunia.

Seongwoo berjalan menuju dekat jendela tempat vas bunga biasa diletakkan.

Dia mulai mencium semerbak bau dari bunga yang dibawanya tadi. Hal itu membuatnya tenang, setidaknya untuk sepersekian detik dia bisa merasakan ketenangan.

Setelah mendapat ketenangan barang sebentar, dia letakkan buket bunga yang dibawanya tadi ke dalam vas untuk menggantikan bunga yang sudah layu di sana.

Setelah selesai menata bunga di vas, Seongwoo menatap keluar jendela untuk menelusuri setiap kegiatan yang orang-orang lakukan di bawah sana.

Ada kalanya Seongwoo iri pada mereka yang dapat tertawa lepas tanpa beban, dapat menjalani hidup yang mereka mau, dapat berbahagia tanpa ragu.

Tak jarang Seongwoo berpikir tentang bagaimana cara mendapat kebahagiaan ?

Seongwoo sendiri sudah lupa cara bahagia untuk dirinya sendiri. Dan dia memang mendoktrin dirinya sudah tak pantas untuk bahagia.

Berhasil menelisik satu per satu kegiatan manusia di bawah sana, fokus Seongwoo tertuju kembali pada wanita yang terbaring di ranjang dengan berbagai alat bantu menempel di tubuh kurusnya.

Seongwoo tak bergeming dari tempatnya berdiri, hanya memandangi wanita itu lama.

Sret

Seseorang membuka pintu ruangan kamar membuat Seongwoo mau tak mau harus menoleh ke arah pintu.

"Oh, dokter ha ?"

Sungwoon menggaruk rambutnya yang belum keramas beberapa hari -mungkin lima hari- hanya untuk memenuhi adegan kikuknya di depan pujaan hati.

"Oh hai, tumben kamu sudah berada di sini Seongwoo ah."

Seongwoo hanya mengangguk seadanya untuk membalas perkataan Sungwoon.

Kamomil | Ongwoon✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang