Dia ?

251 49 25
                                    

Hari ini UGD ramai dengan pasien. Kebanyakan pasien datang karena mengalami kecelakaan di jalan raya. Mungkin sekarang pengendara jalan mulai ngawur.

Sungwoon baru saja selesai menangani ㅡlebih tepatnya menjahit seorang pasien dengan luka di bagian tangan dan kaki.

"Senior Sungwoon, biar kutangani pasien selanjutnya. Ini waktu senior istirahat kan ?" Seorang pemuda yang lebih tinggi darinya berucap. Tersemat nama Lee Minho di jas putihnya.

"Terima kasih Minho ssi,"

Sungwoon menepuk pundak kanan pemuda yang lebih muda empat tahun darinya itu sebelum pergi beristirahat.

Sungwoon menepuk pundak kanan pemuda yang lebih muda empat tahun darinya itu sebelum pergi beristirahat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kafetaria lumayan ramai. Ya maklum karena ini adalah jam makan siang. Para keluarga maupun seseorang yang sedang membesuk kerabatnya di sini pun perlu mengisi perut mereka.

Sungwoon menengok ke kanan-kiri untuk mencari bangku yang kosong guna menjadi tempat dirinya makan.

"Dokter Ha di sini!"

Sebuah suara yang Sungwoon yakini untuk dirinya. Pemuda bertinggi seratus enam puluh tujuh sentimeter itu mencari sumber suara dan mendapati seseorang yang sedang melambaikan tangan ke arahnya menunggu dinotis.

Sungwoon yang juga mengenal orang itu pun berjalan ke arahnya dan duduk di tempat yang ditunjukkan untuknya.

"Terima kasih direktur Lee."

"Sama-sama dokter Ha."

"Selalu makan siang sendiri ?"

"Maaf direktur, saya rasa lebih elok apabila makan tanpa suara. Pakar kesehatan pula mewanti-wanti untuk tidak berbicara pada saat makan."

Ngomong-ngomong Sungwoon memang acap kali makan siang sendiri. Menurut Sungwoon, dia jadi lebih bisa menikmati makanannya tanpa perlu berbicara dengan partner makannya.

Direktur Lee langsung diam, kembali berpusat pada makanan di depannya tanpa menoleh lagi.

Sungwoon sengaja menjaga jarak dengan direktur rumah sakitnya itu karena rumor menyebutkan bahwa istri direktur Lee sangat cemburuan.

Tak mau rambut Sungwoon menjadi media penyaluran rasa cemburu sang istri direktur seperti yang ada di drama-drama.

Mereka makan tanpa ada suara yang menghiasi. Sungwoon juga makan dengan lahap, memang kafetaria rumah sakit ini yang terbaik.

Nanti akan kuberikan bonus pada kepala koki karena telah membuat masakan seenak ini. Sungwoon bertekad dalam hati.

"Aku sudah menyelesaikan makanku, terima kasih direktur Lee."

Sungwoon membungkuk kemudian berlalu dari hadapan direktur Lee tanpa menengok lagi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamomil | Ongwoon✓ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang