Rooftop yang saat ini diisi oleh 3 orang gadis yang tampak bersenda gurau bersama.Mereka terlihat cantik saat tertawa seperti saat ini di tambah terpaan angin yang membuat rambut indah mereka berterbangan.
"Eummm....Risa ke kantin bentar ya....mau beli air sama cemilan buat kita,hehehhe gak seru soalnya tanpa ada makanan"
"Ide bagus..!" Seru gadis yang suara nya bak toa masjid,yang duduk di atas tembok dengan tangan bertahan pada sisi kiri dan kanan tembok agar tidak terjatuh.
"Yang banyak belinya.."ucap Zakila dengan nada yang santai.
"Huuh beneer,yang banyak belinya ya cantiiikkkk...! Biar kita kita juga ikut makan.." suara berat itu mengagetkan 3 gadis tersebut,membuat mereka melihat ke belakang Risa dan disana berdiri Diko dan teman temannya,namun Geminy kembali menatap ke arah lapangan luas tanpa tertarik lagi melihat ke belakangnya.Dan pemilik suara berat tadi adalah Diko.
"Ngapain kalian ke sini..???!!!"Dengan alis yang terangkat,Zakila bertanya dengan ketusnya. Merasa malas akan kehadiran mereka. Nazel berjalan menuju arah Risa,dan merangkulkan tangannya di bahu Risa.
"Santai dong mbak,lagian gua kesini buat ketemu Risa,ya kan Cha..???" Mata coklat Nazel bertemu dengan manik Risa,hal itu membuatnya gelapan,gugup dan salah tingkah.
"Cha....?????"
"Iya, Cha itu panggilan sayang gue buat lu..!" Sambil menunjukkan senyum manisnya yang sempat membuat Risa terpesona sebelum tersadar akan dirinya yang dirangkul oleh Nazel.
"Eee...maaf Nazel..itu tangan kamu bisa di angkat dari bahu aku gak? Gak baik soalnya.."merasa malu akan dirinya,Risa tertunduk dan mulai berjalan menuju pintu yang ada di rooftop untuk keluar dari suasana memalukan yang terjadi.
"Eh Cha mau kemana.....??!"
Panggil Nazel pada Risa namun tidak digubris sama sekali.Nazel masih belum menyadari tatapan benci dari Zakila.Teman temannya pun hanya acuh tak acuh akan kelakuan Nazel yang sudah biasa menurut mereka,dan Geminy yang hanya menikmati angin sepoi sepoi menerpa wajahnya."Lu tuh ya...jangan ganggu Risa sedikitpun! Jangan lu coba coba buat jadiin Risa mainan lu, yang lu pacarin trus lu buang!! Bangsat lu...gua gak bakal biarin lu deketin temen gua seinchi pun..!!!!"
Telunjuk Zakila yang sudah berada di depan muka Nazel dengan tegas menyatakan ancaman padanya.Zakila memang sudah benci pada Nazel apalagi kebenciannya memuncak saat Nazel mulai mendekati Risa dengan seenak jidatnya.
Nazel hanya menanggapinya dengan muka slow dan stay cool.Arief yang sejak tadi hanya menyaksikan hal tersebut berjalan mendekati Zakila dan mendorongnya hingga pinggang Zakila menabrak tembok dekat dengan tempat duduk Geminy.Arief yang melihat pergerakan Zakila segera menguncinya dengan ke dua tangannya bertumpu pada sisi tembok.Jarak yang tercipta antara mereka sangat dekat,mata mereka menatap lekat sebelum Zakila tersadar dari tatapan tajam itu.
"Eh ini apa apaan..!!!"
"Trus emangnya lu mau apa..??" Dengan nada ketus dan seriangainnya tercipta pada bibir Arief yang membuat sang empu terlihat menyeramkan.
"Intinya jangan ganggu Risa,itu doang..yaaa kalo sempat dia terluka kita gak tau apa yang akan terjadi pada kalian.."
Suara gadis toa yang dari tadi hanya diam menginstrupsi mereka,membuat 10 pasang mata menghadap ke arahnya yang hanya di balas dengan senyuman indah gadis tersebut.Seketika suara cemprengnya kembali menggema dengan tangan yang menutup wajahnya."Eeeehhhh KALIAN NGAPAIIINNN.ASTAJIIIIMMMMMM......ADEGAN 18++ GILA!!!!" Saat tersadar Zakila mendorong Arief,membuatnya terhuyung ke belakang.
"Eh gadis toa suara lu cempreng bener.."
Ucap Diko yang tak kalah kencangnya.Zakila yang sudah pergi berlalu meninggalkan manusia lucknut di belakangnya tanpa suara diikuti dengan Geminy yang mulai turun dari tembok dengan tangan kembali menutup wajahnya sambil berlari ke arah pintu menyusul Zakila."Cantik.."Gumam seseorang tanpa terdengar oleh yang lainnya. Mereka berempat kembali menguasai rooftop dan menikmati semilir angin.
"Eh Zel,lu beneran serius sama si Risa..? Btw gue liat dia imut dan polos gimana gitu,orangnya baik kayaknya,menurut gua nih ya orang kayak gitu jangan lu jadiin mainan lu deh,mending Zakila aja noh atau gadis toa,atau Cecile kali ya..hahahha"
Diko bertanya pada Nazel dengan penuh kerutan didahi..."Ntahlah..."jawaban simpel dari Nazel.
"Cecile aja noh"Arief angkat bicara "biar kapok buat kecentilan ke kita,lu bawa dia terbang trus lu jatuhin biar dia tau rasa"Ia pun menoleh ke arah Rey dan menohoknya dengan sebuah pertanyaan yang terduga.
"Lu gimana Rey...?? Padahal kan banyak yang ngedeketin lu..?"
"Gak tertarik.."ucap Rey simpel.Teman temannya mendesah pasrah dengan jawaban Rey,mereka memaklumi sikap temannya yang dingin itu.
"Oh ya...gua gimana ya..? Kan gua juga mau..!" Diko berseru yang membuat Nazel dan Arif menyeringai memikirkan siapa yang cocok buat Diko.
"Hmmm maybe cewe toa! Gimana..? "Nazel menimpali dengan alis yang dinaik turunkan.
"Gak ah ntu cewe toa banget bisa pecah gendang telinga gua..."
Plakkkk.....
"APA BEDANYA SAMA LU BEGO..!!!" ucap mereka bersama kecuali Rey tentunya.~~~~~~~~~~~~
Bel pulang sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu,murid murid telah pulang begitupun dengan Zakila yang saat ini sedang mengendarai sepeda kesayangannya. Ia melewati jalanan yang ramai akan kendaraan.
Ia melewati perempatan dan berbelok ke kiri. Namun, disana terlihat seorang pria yang berseragam sama dengannya sedang mengacak-acak rambutnya frustasi, sepertinya bensin motornya habis dilihat dari motor yang terkapar di sampingnyaTerdengar decitan rem sepeda disampingnya, pria itu berbalik dan netranya menatap gadis yang saat ini juga seperti terkejut melihatnya. "Eh lu, kenapa ama motor lu?" Tanya Zakila dengan mengangkat dagu menunjuk motor Arief.
"Hmmm bensinnya abis. Pinjem sepeda butut lu dong..mau beli bensin di persimpangan depan!.." Arief berjalan mendekati Zakila sembari memegang stang sepedanya.
Satu alis Zakila naik, menampilkan gurat heran pada orang di depannya.
"Ngapain pinjem sepeda gua? Motor lu yang habis bensin kok gua yang susah! Ogah ah gua mau pulang" Zakila mulai mengayuh sepedanya namu gagal. Karena remnya sudah terlebih dahulu ditahan Arief.
"Gua minjam bentar doang elah..pelit amat lu jadi cewe...deket kok di depan sono!"
"Ishh...ini nih bawa..awas aja lecet sepeda gua abis lu.." akhirnya Zakila turun dan membiarkan Arief membawa sepedanya."dari tadi dong..tai lu" Arif mengayuh sepeda Zakila menjauh. Namun masih menangkap jelas di indra pendengarannya makian dari Zakila.
"EH LU MINJEM..TAPI NYOLOT..GAK TAU DIRI LU"
Arief yang mudah terpancing emosi memberhentikan laju sepedanya, hanya sebentar lalu ia kembali melajukan sepedanya dasar mancing emosi ni cewe! Mending nyari bensin dulu bodo lah batinnya.Tak lama kemudian Arief telah kembali menenteng dua liter bensin di tangannya. Zakila yang beberapa menit lalu melamun, bangkit dari duduknya dan menatap Arief sinis hingga sampai di depannya.
"Udahkan! Sini sepeda gua!..cih..!"nih ambil, sana pergi lo.."
"idih kagak ngomong terima kasih malah nyolot lu! "Zakila menaruh sepedanya dan ia mendekati motor Arief, mengambil kunci dan melemparkannya ke arah rerumputan lebat di bantaran jalan.
"eh apa-apaan lu tai! Kunci motor gua.. Eh gadis sableng ambilin lagi..! ""eh bodo amat...Cakar ntu rumput.. Bye..!!! " Kembali mengambil sepedanya dan mengayuh segera meninggalkan Arief yang sudah menyumpah-serapahi dirinya.
"Awas lu...! "Kattjau..!
Setelah sekian lama gak up, sekarang up.
Votement dong readers...
KAMU SEDANG MEMBACA
GEMINY
Teen FictionGak kebayangkan kalo ada cewe yang masa bodo sama apa pun,tapi suka jingrak jingkrok sana sini. Nebar tawa dimana mana,sikap hyperaktifnya sudah mendarah daging. Ini ceritanya...Geminy Berspekulasilah jika keadaan memungkinkan....namun ketegaran aka...