Teng ... Teng ... Teng!!!
Suara bel istirahat yang membuyarkan lamunanku, tak kusadari pak Hadi sudah keluar dari kelas, ingin sekali kumemiliki seorang sahabat yang sangat memperdulikanku, tapi apa daya, kemustahilan akan terlihat lebih besar dari pada faktanya. Apa sih yang aku pikirkan. Koridor kelas terlihat ramai dari dinding yang berlapis kaca di kelasku, terlihat sebagian insan yang bersahabat, bermain bersama dan selalu bersama, akankah aku seperti itu? entahlah.
Perpustakaan, mendengarnya saja mungkin sebagian orang malas untuk datang kesana, tapi tidak menurutku, bagiku perpustakaan adalah teman bagiku, mungkin terdengar gila, tapi kudapat menenangkan segala fikiran dan rasa yang terselimuti ini di sana. Kuhabiskan waktu istirahatku di sana, sampai bel tiba, aku kembali ke kelas dengan berjalan 'sendirian'.
Aku tak sadar, bahwa jam ke-5 setelah istirahat itu tidak ada guru, menyesalnya aku melupakan jamkos, tapi bagaimana dengan yang lain? tentu, istilah JAMKOS itu dapat menyegarkan kembali orang yang kantuk, juga lainnya.
"Ekhem, maaf bolehkah aku duduk denganmu, Vira?" Kutatap wajahnya seolah kumenganggukan kepala.
"Silahkan."
"Vira, kuingin bertanya pada mu, tapi sebelumnya maaf aku lancang ya, kulihat kamu selalu sendiri, hingga berjalan, ataupun kemana pun kau pergi, kulihat kau selalu sendiri, kenapa kau tak bergabung dengan kami?"
"Emm ... aku ... anu."
"anu apa? Oiya aku bolehkan berkenalan dengan mu? Kenalkan Namaku Raisa Amarylies, Kamu bisa panggil aku Raisa, hehe, maaf aku berlaku sok kenal gitu, tapi inilah aku. Satu lagi, Kau mau jadi Temanku?"
"mau banget sa, hehe. Vira Alivia.
Namamu indah seperti bunga ... Jika kau mau juga aku ingin jadi temanmu.""Oke mulai sekarang kita berteman, Hehe, kalo kamu mau ketemu dengan ku, panggil saja aku di kelas IPA 2 yaa,, tadi aku hanya mau mengambil buku agenda yang disuruh oleh Pak Hadi."
"iya, Sa."
Pantas saja kutak mengenalnya di kelas, tapi Alhamdulillah dengan segala rasa syukur akhirnya aku memiliki teman, semoga akan berlanjut ya, Raisa.
***
Terkadang cahaya bintang tak seindah rembulan pada malam ini, menghiasi langit malam nan indah. ingin kududuk di sampingmu, Ayah. Cukup kumerindu pada malam ini, hingga saatnya tiba kuingin memelukmu sangat erat, entah apa yang kurasa jika itu terjadi padaku, apakah aku menangis ayah? apakah aku bahagia? Ya, mungkin semua itu akan terjadi secara bersamaan, kutulis semua yang kurasa saat ini di buku diary biruku, semua kata dan apapun itu kusimpan sebagai riwayat-riwayat yang indah.
Kreeek
suara pintu terbuka.
Seorang nenek paruh baya terdiam di tempatnya yang menyisakan senyuman manis dan segala kasih sayang. Kupeluk nenek itu dengan penuh kasih sayang.
"Nek, tolong jangan tinggalin aku ya?"
"Kamu itu bicara apa sayang? Gak mungkinlah nenek tinggalin kamu sendiri, nenek sayang sama kamu, vira. Jadi anak sholehah, ya. Sudah sekarang kita makan dulu yuk habis itu kita sholat Isya berjamaah."
"Iya, Nek."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Sepi Dan Sunyi
TienerfictieSeuntai kata yang kuucapkan agar kalian mengerti, tak perlu kau pahami, apalagi kau selami. Kehidupan datang membawa kesedihan yang membendung air mata dalam jiwa. Kududuk sendiri dalam keheningan yang sepi. kerlap kerlip cahaya bintang yang menyal...