A Day with No Worries

4.9K 512 86
                                    

.

.

.

"Seo Johnny, code name JS. Anggota divisi kelas S. Gugur dalam misi C-11, penyergapan Lee Taesung."

Pria berambut klimis itu menggoreskan ujung pena birunya di atas kertas, menulis informasi yang ia dapat dengan cekatan. Setelahnya, tangan itu beralih untuk membenahi letak kacamata yang melorot. "Penyebab?"

Jung Jaehyun menurunkan pandangannya sedikit, memerhatikan lengan kemeja putihnya yang terkontaminasi warna merah, serta kedua tangannya yang kotor oleh darah yang mengering.

Sepasang organ tubuh yang ia benci mulai saat ini. Menampung dosa atas kelalaiannya dalam menjaga sang sahabat. "Tewas... tertembak."

Pria di hadapannya mengangguk mengerti, menambahkan detil pada kertas yang dipegangnya.

Jaehyun kembali larut dalam suatu lamunan. Ia memandang kosong pria berbalut jas hitam di hadapannya, menitikberatkan atensi pada lencana yang tersemat di dada kiri jas pria tersebut.

Lencana dengan huruf 'N' besar yang disepuh warna perak mengilap. Lencana kebanggaan, penanda ketangguhan bagi mereka yang sudah menyelesaikan banyak misi dengan tangkas.

Pendarnya begitu cantik diterpa sinar lampu, tapi Jaehyun benar-benar ingin mencopot benda itu dan membantingnya ke tanah. Benda yang sialnya juga menempel di atas kemeja putih lusuhnya. Tampak begitu kontras dengan penampilan Jaehyun yang butuh penyebutan lebih buruk dari kata 'berantakan'.

"Aku turut berduka atas kematian tuan Seo." Pria di hadapan Jaehyun berujar, menyimpan pena yang semula ia gunakan ke dalam saku. "Dia anggota level S, that's such a great loss."

Jaehyun tidak merespons kala pria itu membungkuk pamit sebelum keluar dari ruangan. Ia terdiam, mengisi suasana dengan hening sementara bola matanya memindai kumpulan kertas yang berjajar memanjang di dinding.

Kini, satu kertas akan kembali ditempel di sana, menutup cat putih pada bagian yang masih kosong.

Jaehyun meraih laci meja kerjanya, bergerak cepat memilah berkas yang menumpuk guna mencari informasi mengenai seseorang.

Dan ketika jari-jarinya sampai pada selembar kertas dengan foto sosok yang ia cari, Jaehyun tercenung. Pikirannya kembali merunut tragedi yang ia saksikan hari ini.

Seo Johnny. Sahabat sekaligus senior yang ia kagumi, gugur dengan mengenaskan saat pelaksanaan misi, seperti anggota lainnya yang telah lebih dulu tewas.

Dengusan pelan disuarakan Jaehyun kemudian. "Sekarang kaubisa berduaan dengan Taeil sepuasnya, idiot."

Sambil berkata begitu, Jaehyun menarik kasar satu berkas berisikan informasi personal tentang Seo Johnny. Foto hitam-putih seukuran perangko yang tertera di sana Jaehyun pandangi sejenak, sebelum lelaki itu menempelkan berkas yang dipegangnya pada dinding.

Celah yang Jaehyun harap akan terus dilihatnya itu pun tertutup. Jaehyun menghela napas, meneliti satu persatu dokumen yang terpatri di suatu spot pada dinding ruangan pribadinya. Spot dengan tulisan 'Gugur' berwarna merah yang melabeli.

Ada milik Dong Sicheng, partner Jaehyun sejak masa training. Kemudian Lucas Wong, pria berkebangsaan China yang selalu membuat orang lain bahagia dengan candanya. Kim Mingyu, snipper handal yang selalu mentraktir makan malam. Kemudian Moon Taeil, si penyabar bersuara merdu.

Mereka semua dinyatakan tewas saat mengemban misi.

Dan kini, Seo Johnny pun turut bergabung.

Ibu jari Jaehyun mengusap foto monokrom Johnny sekilas. Binar matanya tetap kosong dan gelap, tidak memancarkan emosi.

Flaw of the Perfect || jaedoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang