12

42 17 0
                                    

"Jadi gimana ceritanya lo bisa jadian sama Gio, Shen?" tanya Keyla. Keyla dan Shena sedang duduk di sofa ruang keluarga rumah Keyla.

"Setelah kita digodain waktu itu tuh." ucap Shena.

"Iya. Di taman itu kan?"

"He em. Setelah kejadian itu. Dirumah gue, di Whatsapp sama dia. Gue Gak tahu dia dapet darimana nomor gue. Terus, sejak itu kita sering Whatsapp-an. Dan, kemarin waktu lo ke supermarket. Itu gue abis diajakin jalan sama dia dan dia nembak gue. Terus gue terima deh." jawab Shena menggebu-gebu.

"Lo gak takut?" tanya Keyla sehati-hati mungkin.

"Enggak. Gue tau yang lo maksud. Gue gak takut kalo gue cuma buat dimainin dia. Gue tahu resiko jadi pacarnya Gio. Tapi, Gue juga yakin Gio gak akan ngelakuin gue seperti mantan-mantannya dulu." yakin Shena.

"Oke, kalo lo yakin mah gakpapa. Gue sebagai sahabat lo yakin kalo lo kuat. Selamat ya!" ucap Keyla.

Shena dan Keyla-pun berpelukan meluapkan rasa bahagia mereka.

"Terus gue mau tanya lagi dong. Gio nembaknya gimana sampe lo mau jadi miliknya?" Tanya Keyla lagi.

"Jadi tuh..." jawab Shena membayangkan kejadian itu.

Flashback on

Shena diajak Gio pergi ke sebuah taman dekat rumahnya. Awalnya Shena tak mau, tapi karena Gio terus memaksanya, ia merasa kasihan dan mau diajak Gio.

Sekarang mereka sedang duduk dikursi panjang besi khas taman. Menikmati semilir angin sore hari. Banyak pasangan muda yang pergi kesini untuk menghabiskan waktu mereka bersama.

"Shen..."

Shena yang merasa namanya dipanggilpun menoleh ke sumber suara. Rupanya Gio yang memangilnya. "Ada apa?" tanya Shena.
"Mmm.. Gu-gue Gue i-zin ke toilet fulu ya." jawab Gio gugup.

"Mmm. I-Iya" jawab Shena bingung. Gio pun segera berjalan pergi ke toilet.

"Ngapain juga ke toilet harus izin. Gue bukan guru kalik. Aneh!" gumam Shena setelah badan Gio mulai menjauh.

Tiba-tiba sebuah buket bunga besar ada dihadapan Shena. Bunganya indah sekali. Dan juga, besar sekali buketnya sungguh besar. Mungkin sama seperti tubuhnya.

Pembawa bunga tersebut segera mengalihkan bunganya agar wajahnya kelihatan.

"Gio.. "

Gio pun tersenyum. Sangat manis dan tulus. Gio segera berlutut menghadap Shena.

"Shen, mungkin lo bingung dengan semua ini. Gue aja juga bingung. Tapi, disini gue mau ngungkapin sesuatu yang belom gue pernah rasain sebelumnya. Sebuah perasaan yang selalu menghantui gue tiap malam. Sebuah perasaan yang menjalar setiap lo ada dideket gue.

"Gue mungkin bukan laki-laki sempurna. Gue memang badboy, tingkah gue yang seperti ini sering dibenci orang lain. Gue memang playboy, sifat gue ini sering nyakitin perasaan wanita. Gue mengakui itu. Tapi, dalam hatiku terdalam, lo boleh percaya atau enggak. Gue suka sama lo,Shen. Gue Cinta sama lo, Shen. Sejak tahu lo waktu itu. Gue ngerasa bersalah sudah gangguin lo.

"Awalnya gue ngechat lo cuma mau minta maaf, tapi lama-kelamaan gue nyaman sama lo Shen. Gue harap lo mau jadi pacar gue."

Lampu taman seketika padam. Digantikan dengan lampu berwarna-warni yang bertuliskan "Say Yes"

"Will you be mine?" tanya Gio.

"Yes, i will." jawab Shena dengan suara bergetar. Ia terharu, jujur baru sekali ini ada orang yang menembaknya seromantis ini.

K-kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang