14

29 13 0
                                    

Tanpa disangka kita bertemu dengan cara yang berbeda.
-Keyla Anantasya Margaretta

Bukan tentang perasaan tapi bertemakan ketulusan. Kemarin telah terlewati. Hari ini mungkin baik-baik saja. Tapi, besok mungkin luar biasa.
-Bryan James Styles

SELAMAT MEMBACA
BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA:)

*****

Disini Keyla berada. Diantara murid-murid yang sedang menghilangkan rasa laparnya. Keyla duduk bersama Sandra, sahabatnya sejak kecil. Duduk dibangku tengah menjadi kebiasaan mereka berdua saat dikantin.

Bakso menjadi menu makan siang Keyla hari ini ditemani segelas es jeruk. Tak jauh berbeda dengan Sandra.

Disela mengunyah baksonya, Keyla membuka suara. Meminta pendapat pada Sandra.

"San, menurut lo mimpi gue itu bakal jadi kenyataan gak sih?"

Sandra menyeruput es jeruk miliknya. "Menurut gue sih, bakal terjadi. Karena apa? Ya, kata lo tadi, mimpi lo serasa real kan?"

"Oh, gitu ya..." jawab Keyla sambil mengaduk-aduk baksonya.

"Eh Key! Tadi kata para tukang gosip kelas sebelah itu katanya bakal ada murid baru."

Keyla mengalihkan pandangannya ke arah Sandra. Wajahnya ia tekuk. Ia pusing memikirkan mimpi itu. Ia tak berniat mengenai topik pembicaraan Sandra kali ini.

Sandra yang tahu Keyla sedang memikirkan itupun hanya berucap "Udah lupain aja mimpi lo itu. Emangnya lo tega ninggalin gue di Bandung sendiri?"

"Ya nggak gitu. Ih pusing gue."

*****

Bel pulang sekolah telah terdengar sejak sepuluh menit yang lalu. Tapi seorang gadis dengan wajah yang ditekuk itu masih setia duduk dibangku kelasnya. Duduk sendirian melamun. Memang tak baik, tapi apalah daya jika ia sedang memikirkan sesuatu.

Suara sepatu yang terbentur lantai terdengar dikoridor kelas Keyla. Hingga suara abangnya membuyarkan lamunannya.

"Ngapain lo masih disitu aja. Lo gak pulang? Mau jadi penunggu lo disitu."

Keyla berdiri dari duduknya dan berjalan ke luar kelas tanpa meperdulikan Bryan.

"Woi!" Bryan berlari menyusul Keyla. Adiknya ini membuatnya kesal. Sesampainya didepan mobil, Keyla menunggu Bryan untuk membukakan kunci mobilnya.

Setelah dibuka oleh Bryan, ia masuk dengan wajah lesu. Keyla merasa tidak ada semangat hidup. Seandainya, itu kenyataan mungkin ia sedang menghabiskan waktu dengan Ken. Aneh kadang, wanita memang seperti itu. Perempuan suka berandai-andai tentang laki-laki yang akan menjadi kepala keluarganya nanti.

Bryan menyalakan mesin mobil, dan mengendarai meninggalkan SMA Cendrawasih.

Didalam mobil hanya sunyi yang menghinggap. Keyla yang biasanya mengoceh, kini hanya memandang jalanan lewat jendela.

"Ada masalah apa?" tanya Bryan lembut. Dibalik sifat tak acuhnya ini, Bryan menyimpan sifat perhatian. Yang hanya ia tunjukkan pada orang yang dia anggap penting saja. Memang terdengar jahat. Tapi dia tak ingin menaruh perhatian dengan semabarang orang.

Keyla yang merasa ditanyapun meboleh menatap abangnya, yang saat ini juga sedang memandangnya. "Enggak" jawab Keyla dengan nada lesu.

K-kitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang