Weak

13 2 0
                                    

Via yang jatuh mulai berdiri dengan lututnya dan ia mendekati orang itu.
'Eh sakit ya? Maaf ya gua gasengaja..'

Laki laki yang ia tabrak itu awalnya menunduk, tapi mendengar suara via. Ia langsung mengangkat pandangannya menatap wajah via dan terdiam sejenak.

'Heyyy.. Ko diem? Eh gua lagi di hukum nih. Udah dulu ya, kalo ada apa2 cari gua aja ya. Gua kelas 10 listrik 2 ' kata via sambil tersenyum pada laki2 itu.

Via bangkit dan mulai melanjutkan hukuman lari nya. Ketika sudah selesai berlari ia berjalan ke kantin dan melewati ruang bp, tiba tiba pintu ruang bp terbuka dan muncullah bu retno.

'Ngapain kamu? Mau kabur ya. Larinya emang uda selesai?' kata buretno sambil nada jutek.

'uda slesai lari. Saya beli minum dulu' kata via dengan cucuran keringat nya.

'Iya.. Yaudah sana, spatunya ganti fantopel lagi' kata bu retno dengan judes.

Via pun berbalik badan berjalan ke arah kantin. Kebetulan lagi sepi. Mungkin wajahnya yang kucel ini sangat buruk untuk dilihat saat ini.

'Semoga ga ketemu sape2' kata via ngomul sndiri.

Dia langsung membeli 2 air mineral  dan langsung meminum 1 botol dengan cepat.

'Ga selau amat minumnya neng'kata orang yang ia tak tahu siapa.

Via hanya acuh dan melanjutkan minumnya.

Lalu ia mengeluarkan uang dan memberikannya pada ibu kantin.

Setelah selesai membayar dia pun berjalan ke arah wc untuk melanjutkan hukumannya.

Ketika ia sedang berjalan, ia kembali membuka botol mineralnya yang tadi ia beli di kantin.

sepertinya ia  kesulitan, entah karna botol nya atau karna tangan nya yg mulai lemas, karna tenaganya terkuras untuk lari tadi.

Saking fokusnya, tiba tiba..

*Brrukkk.
Ia bertabrakkan dengan laki2 yang memakai almamater sekolah. botol yang ia pegang terjatuh dan ia reflek mengambilnya sambil jongkok.

Ternyata tangan orang yang di tabraknya tadi lebi cepat daripada tangan via. Mereka berdua pun berdiri.

'Nihh..' kata laki2 itu.
'Makasih' kata via sambil meraih botol itu.
'Lu hobi banget nabrak gua ya'
'Gatau ah'kata via menjawab asal sambil berjalan.
Tangan laki2 itu menarik tangan via.
'Tunggu dulu. Gua blm tau nama lu'kata laki2 itu.
'Cari tau sndiri' kata via sambil melepaskan tangannya dan melanjutkan perjalanannya.
'Jangan jutek2 jadi orang, nanti gua naksir loh' kata laki2 itu sambil teriak.

Via berpura2 tuli dan kembali berjalan.

Lalu ia melihat ke arah jam tangannya "yahh udah jam 11 nih, gua uda bolos2an aja lagi, baru ge masuk. Kudu gercep ini ma" katanya dalam hati.

Seketika wc cewe yang memiliki 3 ruangan itu bersih dan wangi karna via membersihkannya dengan cepat kilat.

"Berati tinggal wc guru nih, Alhamdulillah Wc guru cuma satu" batin via.

Setelah ia selesai membersihkan wc guru, ia kembali ke ruang bp, untuk melaporkan hasil hukuman yang telah ia kerjakan.
'Bu saya uda kelar'kata via
'Bisa saya cek?'kata bu retno.
'Bisa'
'Yaudah kalo gitu, kamu masuk gih, tinggal 3 jam lagi kbm nya'
'Iya bu' kata via sambil menghabiskan air mineral yang tadi bersisa setengah botol.

Ketika ia berjalan kembali ke kelas adzan dzuhur telah berkumandang. Ia pun duduk di koridor depan kelasnya, sambil mengelap keringat yang ada di wajahnya dengan tisu. Rio pun menghampiri.

'Lu tadi di hukum ya pi?'
'Ko lu tau?'
'Tadi gua ngeliat lu lari muterin koridor, cape ga pi?'
'Lumayan'
'Mau gua beliin minum?'
'kembung'

Rio diam, lalu tersenyum.

'Vi?'
'Hmm..'
'Kapok ga?'
'Engga'
'Emang lu doang pi,jd cewe ko mantep amat yak wkwk'
'Lu ngetawain gua?'
'Engga pi, gua tuh salut sama lu. Gaada cewe yang kaya lu, lu mah limited edition' kata rio sambil tersenyum.
'Serah lu lah. Solat yu, uda sepi tuh musholanya'
'Gua imam-in mau ga?
'Menurut buku yg gua baca si gaboleh solat berdua2an, apalagi sama yang bukan muhrim nya'
'Pokonya suatu saat nanti lu bakal jadi makmum dan gua yang bakal jadi imam lu pi'
'Gombalan lu basi, gumoh gua dengernya' kata via sambil membuang muka nya dan berjalan duluan, rio pun mengikuti sambik terkekeh dari belakang.

Mereka pun sholat dan kembali ke kelas, tapi ketika ia sedang duduk di depan koridor kelasnya, ia mengingat2 lagi orang yang ia tabrak sewaktu dia menjalani hukuman tadi.

'mukanya mirip sama siapa yaa.... Lupa' kata via sambil mikir.

'Udah ah, cape gua mikir mulu. Nanti gua jadi pinter kan brabe urusannya'kata via dan ia masuk ke kelas.

Beberapa jam kemudian, waktu sudah menunjukan pukul 15.00 waktunya pulang. Via linglung, bagaimana cara menghubungi kakanya untuk menjeputnya.

'Aish hape gua abis batre, tadi aja gua ga maen coc.mana anak kelas kaga ada yg punya chargeran ipon'batin via sambil merutuki kebodohannya sndiri.

Keputusan akhir yang ia ambil adalah.. Mungkin ia akan pulang jalan kaki.

yaudahlah ya, rumah ga jauh2 amat ko. Paling 2km dari sekolah.

Ketika ia berjalan tiba tiba seseorang mengejutkannya.
'Hey, lu pulang jalan?'
'Iya'
'Bareng gua aja yu, tapi gua mau ke smp gua dulu. Nanti pulangnya gua anter. Mau ga?'
'Boleh deh'kata via dengan senang dan mulai ikut naik ke motor verza putih milik laki2 itu.

"Alhamdulillah, gajadi kurus hari ini wkwk" batin via tertawa sndiri.

Saat diperjalanan, keheningan menyelimuti mereka berdua. Tiba2 laki2 itu bersuara.
'Lu via ya?'
'ko tau?'
'Siapa yg gatau. Cewe yang hari pertama sekolah uda di hukum muterin koridor sklh. Tapi gua salut sih, lu bertanggung jawab anaknya wkwk'kata dia sambil terkekeh.
'Perasaan lu orang yang 99999, yang ngomong kek gitu tadi'
'Perasaan lu aja kali'
'Hm, nama lu?'
'Oiya. Gua fiqri, pake q bukan k'
'Pikri?'
'Pake f bukan p'
'Ribet ya,gua ampe keselek ama lidah gua sndiri loh'
'Ahahha lu ngomongin apasi?'
'Gatau gua juga, pik rumah lu dmn?'
'Di taman palma, kalo lu?'
'Gua cluster graha indira'
'Sejalan berati ya'
'Pik, bisa anter jemput gua tiap hari ga? Gua takut kaka gua sibuk terus'
'Boleh. Nanti gua bagi id line lu ya'
'Ga modus kan?'mata via menyipit.
'Dikit'
Dan mereka pun tertawa berdua.

Ternyata dari tempat yang berbeda ada orang yg menatap nanar kedekatan mereka berdua,tangannya terkepal hingga memerah. perasaannya antara marah,kesal,juga cemburu tapi ia tak tau harus berbuat apa. mau marah, tapi gaada hak.

Andrealivias Van BeenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang