Kata Ajaib

4.2K 497 36
                                    

Namaku Namikaze Naruto, sebetulnya aku adalah pewaris tunggal dari Namikaze Minato. Itu dulu, sebelum aku di buang oleh ayahku karena membangkang padanya karena lebih memilihーmantanーkekasihku yang tidak pernah mau aku sebut lagi namanya yang nyatanya adalah seorang bajingan tengik yang hanya memanfaatkanku.

Setelahnya, aku bertemu dengan pria tampan dengan mata menawan dan keriput seksi, Itachi. Entah aku harus bersyukur pada Tuhan karena mempertemukanku dengan Itachi yang merupakan love at first sightku atau tidak karena ia membuatku terdamparーbekerjaーdi tempat macam ini. Terimakasih, Itachi.

Hari ini adalah hari kedua aku bekerja di keluarga Uchiha untuk menjaga iblis-iblis kecil bertampang malaikat. Anak dari duda keren Uchiha Sasuke, si kembar Shisui dan Obito. Aku mendengus sebal. Kenapa pula aku harus menerima tawaran Itachi?

Semalam, aku harus tidur larut karena akuーdiwajibkanーmenemani kedua setan kecil itu hingga terlelap. Membacakan dongeng lah, menyanyikan lagu tidur lah. Sialnya, para tuan muda susah sekali untuk tertidur. Kata Iruka sih jam tidur mereka itu memang tidak teratur dan memang terbiasa tidur larut. Hell, apa ayah mereka yang tampan itu tidak mendidik anaknya dengan baik?

Dan sekarang, aku harus terbangun di pagi buta begini? Oh, tepatnya sih di bangunkan oleh Iruka dengan cara paksa. Kata pria ini sih setiap pelayan di rumah iniーtermasuk akuー harus bangun sepagi ini. Kami di bayar bukan untuk bermalas-malasan.

Setelah aku merapihkan diriku sendiriーmandiーdan juga sarapan bersama beberapa pelayan yang juga di bayar Tuan Besar Uchiha, aku diajak Iruka kedapur. Aku harus menyiapkan keperluan Tuan Muda untuk sekolah termasuk membangunkan tuan muda nanti, jadi Iruka mengajakku terlebih dahulu ikut dengannya.

"Iruka-san, apa sebelum ini Tuan Muda juga memiliki pengasuh?" tanyaku. Kini aku dan Iruka sedang menata piring di meja makan untuk tuan muda dan juga ayah mereka.

"Ada." Iruka memberi jeda. "Tapi tidak pernah ada yang bertahan lebih dari empat hari. Kau adalah pengasuh yang kesekian puluh yang masuk ke rumah ini."

Jika memang tidak ada yang bertahan lama, "Artinya Tuan Muda sangat nakal?" tanyaku kembali. Bisa aku lihat Iruka menganggukkan kepalanya. Aku menghela napas. "Nakal seperti apa?"

"Tuan Muda sangat susah untuk di atur. Mereka berlaku seenak mereka, dan tidak mau mendengarkan perkataan siapapun termasuk Sasuke-sama."

"Tidak menurut pada Sasuke-sama?" aku menautkan alis bingung. "Sasuke-sama itu Ayah mereka, kenapa bisa seperti itu?" Senakal-nakalnya aku, aku tidak membangkang terhadap orangtua, kecuali karena satu hal. Hal itu adalah yang membuatku bertemu Itachi dan bekerja di sini. Ah, Itachi. Lagi-lagi aku memikirkan pria itu lagi.

"Mereka kurang begitu akrab dengan Sasuke-sama. Lagipula, jarang-jarang Sasuke-sama ada di rumah ini."

Aku semakin bingung dengan penjelasan Iruka. Jarang berada di rumah ini? Lalu rumahnya ada di mana lagi? Di rumah wanita simpanannya—eh? "Sasuke-sama punya rumah lain selain ini? Dia meninggalkan anak-anaknya?"

"Sasuke-sama lebih banyak tinggal di apartement yang tak jauh dari perusahaan di banding di sini." Iruka menepuk tangannya. "Naruto, saatnya membangunkan Tuan Muda. Sana, butuh waktu lama membangunkan Shisui-sama dan Obito-sama."

Aku menaruh piring yang aku lap barusan, menyerahkan sisanya pada Iruka. Kakiku beranjak dari dapur menuju ke lantai atas—kamar tuan muda.

Iruka bilang padaku kemarin kamar Tuan Muda adalah salah satu ruangan yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun—Obito dan Shisui memang ditempatkan di satu kamar yang sama. Tapi dengan mengejutkan, dua setan kecil itu mengajakku masuk ke kamar mereka dan memintaku untuk membacakan dongeng. Oh, bisa aku ingat bagaimana ekspresi dari Sasuke, Iruka, bahkan pelayan yang lain menatap keheranan kearahku.

Perfect Nanny CandidateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang