Papa yang Tampan

4.5K 484 60
                                    

"Jika butuh bantuan, hubungi aku langsung dan jangan sungkan."

Lagi-lagi pipiku memanas ketika mengingat-ingat apa yang dikatakan pemuda tampan bernama Itachi itu padaku. Aku menghela napas, menundukkan wajahku. Kata-katanya itu, uh, terdengar sangat heroik.

Aku menatap layar ponselku dengan gusar, menggigit bibir bawahku ragu apa aku harus menghubungi Itachi-nii atau tidak. Kita baru saja bertemu. Apa iya dia akan membantuku?

Memantapkan hatiku, dan juga karena keadaanku yang mendesak sekarang, aku mencari nama Itachi di kontak ponselku, menghubungi Itachi.

Untuk beberapa detik hanya terdengar suara dari nada sambung. Rasanya kenapa berdebar begini sih?

"Ya?"

Aku tersentak mendengar suara di seberang sana. Itachi-nii mengangkat panggilan dariku. "IーItachi-nii, ini aku, Naruto."

"Ah, Malaikat Manis. Jadi, mau menemuiku dimana?"

"Kauー" ternyata dia tahu aku ingin menemuinya. "Terlalu to-the-point sekali."

Aku bisa mendengar tawa Itachi di seberang sana. Dia mentertawakan dirinya sendiri 'kah? "Maaf ya, mungkin itu kebiasaanku." Itachi berdehem. "Kita bertemu setengah jam lagi. Akan aku kirim alamatnya via email, oke Peri Cantik?"

"Aーapa itu? Panggilan macam apa itu!" protesku. "Jangan menggodaku seperti itu! Aku bukan wanita tahu!"

"Sampai bertemu setengah jam lagi, jaa."

"HeiーItachi-nii!"

Aku menatap layar ponselku kesal. Apa-apaan Itachi itu? Ugh, pria itu.

ーーーーー

Naruto © Masashi Kishimoto

Perfect Nanny Candidate © Haraguroi Yukirin

ーーーーー


Aku mengaduk-aduk ramen yang tersaji di hadapanku dengan pandangan tidak selera. Bukannya aku tidak suka ramen lagi, jujur saja, ramen adalah makanan yang paling aku sukai di dunia ini melebihi makanan apapun. Tapi mungkin, tidak untuk ramen yang satu ini. Aku bahkan belum mencobanya sejak sepuluh menit yang lalu, ketika pelayan itu menyajikannya untukku.

Setelah menelfon Itachi, setengah jam kemudian aku bergegas menuju ke tempat di mana Itachi ingin bertemu denganku. Jujur saja, aku kaget bukan main ketika Itachi mentraktirku makan. Tapi, lebih kaget lagi ketika tahu di mana tempat Itachi akan mentraktirku makan ramen.

Kedai ramen di sudut gang kecil yang jauh dari jalan raya. Sempit, dan, sumpek? Ah, entahlah. Ini bahkan tidak terlihat seperti kedai makanan untukku. Ichiraku Ramen.

Aku pernah ditraktir makan oleh beberapa pemuda kenalanku, atau temanku, pria yang menyukaiku. Semuanya cukup menarik, dari yang tampilannya biasa bahkan sampai yang tampilannya luar biasa. Semurah-murahnya mereka mengajakku makan, ya hanya sampai di kafe. Tapi ini? Oleh pemuda tampan keren macam Itachi? Aku diajak makan di tempat kumuh antah berantah ini!

Ramen ini, uh, aku meringis menatap ramen yang nampak menyeramkan di mataku. Seumur hidupku baru kali ini aku ke tempat macam ini. Itachi benar-benar deh.

"Kalau tidak cepat di makan, nanti bisa mengembang ramenmu." Aku menoleh ke Itachi. "Nanti malah tidak enak untuk dimakan. Sayang 'kan?"

"Kauー" aku mendesis, menunjuk ramen itu. "Serius ingin membuatku makan ini?" aku berusaha tidak mengeluarkan suara yang keras. Yah, aku juga punya etika. "Kau gila!"

Perfect Nanny CandidateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang