Berbelanja, bersenang-senang, liburan, dan menghabiskan uang adalah hobikuーhobi dari Namikaze Naruto. Betapa aku senang sekali menggunakan barang bermerk dari ujung kepala hingga ujung kaki. Betapa aku senang memanjakan diriku sendiri. Betapa aku senang membeli barang tanpa tahu kegunaan dari barang itu. Betapa senangnya aku menggunakan uang yang ayahku beri untuk kesenangan diriku.
Tapi itu duluー
"Nalu-tan, kenapa sih Nalu-tan lebih sayang sama Shisui-nii dalipada sama aku?" Aku terkekeh dalam hati mendengar pertanyaan yang terlontar dari mulut Obito kecil. Kini dia sedang berada di sampingku, berdiri di atas kursi agar menyejajarkan tingginya denganku yang sedang menuang sup tomat ke mangkuk.
Sekarang aku adalah Uzumaki Naruto. Pemuda yang menjadi pengasuh dari calon-calon raja iblis di masa depan, Uchiha Shisui dan Uchiha Obito. Agak aneh rasanya mengingat aku yang tidak menyukai anak kecil menjadi pengasuh anak. Dan itu semua aku lakukan karena aku memerlukan uang untuk biaya hidupku. Lucu sekali!
Aku, Namikaze Naruto mendadak turun derajat karena ditendang dari rumah oleh ayahku sendiri.
"Kenapa Obito-chan berpikir begitu?" tanyaku. Tanganku menaruh mangkuk berisi sup tomat ke nampan, lalu aku mengambil sendok dan menaruhnya di samping mangkuk. Selesai deh, tinggal membuat susu.
"Habisnya Nalu-tan pelhatian banget sama Shisui-nii dalipada sama aku. Ini Nalu-tan 'kan bikinin sup tomat kalena Shisui-nii yang minta. Kemalin aku minta dibikinin onigili Nalu-tan gak mau soalnya Nalu-tan nemenin Shisui-nii telus di kamal."
Gerakanku tanganku yang mengaduk susu di gelas berhenti mendengar penuturan Obito. Memang benar sih tiga hari ini aku lebih menaruh perhatianku pada Shisui, itu dikarenakan lukanya yang masih belum sembuhーluka sepulang dari taman itu. Ditambah luka itu membuat tubuh Shisui demam. Aku juga masih merasa bersalah pada anak sombong itu. Ah, jadi memikirkan itu lagi deh.
"Benar 'kah?" aku bertanya kembali pada Obito. "Itu 'kan karena kakakmu masih sakit, Obito-chan. Jadi kakakmu lebih butuh perhatian."
"Tapi, tapi, Obito gak suka! Kalau gitu aku mendingan sakit aja bial Nalu-tan pelhatian sama Obito!" aku terlonjak. Suara Obito meninggi, tangan-tangan kecilnya menggebrak-gebrak meja dapur. Kenapa sih dengan anak ini?
"Obito-chan, tidak boleh bilang begitu!" Obito memajukan bibirnya, matanya menatapku sebal. Aku menghela napas. "Harusnya Obito-chan senang tidak sakit seperti kakakmu. Sakit itu 'kan tidak enak. Kasihan Shisui-chan sakit begitu jadi tidak bisa main dan sekolah. Makan saja Shisui-chan tidak bisa sendiri 'kan."
"Tapi Nalu-tan jadi lebih sayang sama Shisui-nii kalena dia sakit. Nalu-tan jadi gak mau main sama aku. Jadi mendingan Obito sakit juga sepelti Shisui-nii! Obito gak suka sama Nalu-tan yang gak sayang sama aku lagi!"
Lagi-lagi aku terkejut. Mata hitam Obito berkaca-kaca, anak itu menahan tangisnya. Demi apapun di muka bumi ini, kata siapa aku lebih sayang pada Shisui?ーoh kata Obito barusan. Padahal aku 'kan tidak suka pada mereka berduaーsumpah deh, aku ini tidak suka anak kecil. Mereka itu mengesalkan! Aku hanya merasa bersalah saja pada Shisui karena tidak bisa menjaganya dengan baik.
Tapi siapa sangka, anak kecil di hadapanku, mahluk kecil yang cadel ini merasa aku hanya memperhatikan kakak kembarnya saja, dia merasa tidak aku pedulikan. Mungkin memang benar juga sih, aku sudah jarang bermain dengannya. "Aku kan harus merawat kakakmu yang sedang sakit, Obito-chan. Jadi Obito-chan tolong mengertilah."
"Nah, makanya Obito bilang jadi Shisui-niitan itu enak, cuma gala-gala sakit Nalu-tan lebih sayang sama Shisui-nii. Papa juga, dia lebih suka tidul sama Shisui-nii."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Nanny Candidate
FanfictionTerlahir dari keluarga terpandang dengan harta melimpah membuat Naruto tumbuh menjadi tuan muda yang manja dan boros. Ia adalah omega, dibesarkan untuk menjadi penerus sang Ayah tanpa peduli tentang gender keduanya. Tutur kata sopan, kecerdasan, kel...