When Tomboy Girl Falling In Love

When Tomboy Girl Falling In Love

Dua orang gadis sedang duduk di pinggiran sebuah taman, tak sepatah katapun mereka lontarkan sejak gadis berambut pendek di depannya mengutarakan pendapatnya tentang seorang pria yang di sukainya. Mulut mereka sedikit menganga, bahkan Sulli salah satu dari dua gadis itu sampai menjatuhkan rotinya karena shock,

“Kau jatuh cinta... Dengan siapa?”

“Kris dari kelas 2-A, wae kalian melihatku seperti itu hah! Memangnya aneh jika aku menyukainya?” jawab gadis beramut pendek itu santai sambil berkacak pinggang—namanya Amber.  Kris adalah pria tampan keturunan Cina-Kanada yang satu klub basket dengannya. Selain tampan, Kris adalah juara sekolah, ia adalah tipe ideal bagi setiap wanita. Tak salah jika kedua sahabatnya, Sulli dan Luna sampai tak bisa berkata-kata.  

           

“Hehh lebih baik kau menyerah saja deh, lagipula Kris itu kan sangat dingin pada yeoja,” Luna akhirnya angkat bicara, namun tak berani bertatap muka dengan Amber.

“Lalu? Memangnya aku tidak boleh? Hah?” Pertanyaan Amber yang bertubi-tubi tidak dijawab oleh Luna dan Sulli, mereka hanya diam dan saling memandang. Amber menghela nafasnya panjang, ia mengerucutkan bibirnya ke depan, “Memangnya aneh ya, kalau gadis tomboy sepertiku jatuh cinta?”

“Tidak juga sih, justru kami bersyukur kau bisa jatuh cinta haha....” Amber mendelik pada Sulli, “Tapi orang seperti Kris, apa kau yakin bisa mendapatkannya? Kami hanya tak bisa bayangkan melihatmu patah hati,” imbuhnya.

Amber manggut-manggut, “Geure! Akan kubuktikan bahwa kalian salah. Besok akan kunyatakan perasaan ku padanya.”

“Okeh! Jika kau berhasil aku dan Sulli berjanji akan mentraktirmu makan daging sepuasanya,” tantang Luna sambil mengacungkan jari kelingkingnya ke depan. ‘Kok aku ikut-ikutan?’ gumam Sulli dalam hati namun tak bisa membantah Luna.

“DEAL!”

***

 

 

Bel telah berdentang tiga kali, menandakan waktu jam pulang sekolah telah tiba. Seluruh siswa berlarian menggotong tas mereka diiringi canda tawa. Salah satu yang nampak tenang adalah Kris, pria bertubuh jangkung itu masih asyik membaca bukunya seraya mengangkat kedua kakinya ke atas meja, “Oi! Kris, tidak pulang?” tanya Chanyeol—teman sebangkunya yang sudah berdiri di ambang pintu. “Tidak apa, kau duluan saja!” jawab Kris namun pandangannya masih tak lepas dari bukunya.

Amber mengendap-endap menuju kelas 2-A, diintipnya dari jendela terlihat Kris yang hanya sendirian di kelas. Sudut bibir Amber tertarik keatas, ‘Sip, kesempatan!’ Ia melangkahkan kakinya ke depan pintu. Ingin ia langsung masuk ke dalam, namun masih ragu. ‘Shit! Kok jadi deg-degan,’ sebelum masuk, Amber mengatur nafasnya dulu, setelah merasa mantap, akhirnya dia pun masuk.

Kris yang menyadari kehadiran seseorang langsung menurunkan kedua kakinya, “Eh, ada apa?”, Amber hanya tersenyum lalu duduk di depan bangku Kris, “Boleh bicara sebentar?” . Kris mengangguk, “Apa tentang kegiatan klub lagi?”