Qianxi fanart by Shino
Xinlong masih menunggu Youming menyusul langkahnya. Anak itu sudah berusaha keras mengimbangi stamina Xinlong mendaki pegunungan yang dingin ini. Mantel bulu tebal yang dia gunakan semakin membuatnya terseok-seok. Xinlong jadi gemas sendiri. Beruntung cuaca cerah seolah lupa malam tadi badai mengamuk sampai mematahkan beberapa batang pohon, membuat perjalanan mereka sedikit terhambat.
"Ayo." Xinlong bingung menentukan antara ingin menyeret Youming segera atau justru menggulingkannya ke bawah. "Kita harus tiba diatas sebelum gelap agar bisa kembali tepat waktu besok."
Ya mereka harus kembali tepat di hari persembahan yang dilakukan setiap purnama. Karena semua orang tentu akan menyadari kepergian Putera Mahkota.
"Ah...." Xinlong menghela napas lega. Dia melihat batu besar menjulang tak jauh didepan mereka. "Itu... Disana adalah puncaknya."
"Bagaimana anda tahu?" Youming yang terengah akhirnya sampai disisi Xinlong.
"Dari puncak bukit yang lain, kita bisa melihat puncak bukit yang lainnya lagi. Batu itu membuatku tertarik saat aku mendaki ke Selatan beberapa purnama lalu. Rasanya... Seperti ada yang memanggilku untuk mendekat."
Youming mencengkeram tangan kiri Xinlong. "Pangeran," desisnya.
"Hm?" Xinlong menoleh.
"A-apakah anda tidak takut?"
"Tidak. Aku justru penasaran. Ayo."
Youming menelan ludah. Mau tidak mau mengikuti langkah pangeran muda itu meski ia merasa gentar. Yah... Mereka sudah sejauh ini. Mau bagaimana lagi? Tanggung untuk kembali.
***
Xinlong menepuk-nepuk batu besar di hadapannya. Meski diselimuti lumut tebal, warna asli hitam pekatnya tetap terlihat. Dia sedikit kecewa. Karena ternyata tidak ada apapun yang berbeda dari puncak bukit yang lainnya. Xinlong heran kenapa dia merasa harus mendaki bukit ini.
"Menemukan sesuatu?" Tanya Youming.
Xinlong menggeleng, dia mereguk air dari labu kering yang tergantung di pinggangnya.
"Sepertinya perasaanku salah."
Youming menarik napas, meletakkan bekal bawaannya dan bersandar di batu besar itu. Dingin. Dia menyukai sensasi menyejukkan yang terasa di punggungnya.
"Setidaknya kita sudah sampai." Dia melihat sekeliling. "Waah... Disana... Meski samar-samar...." Telunjuknya mengarah ke Timur. "Itu... bangunan istana?"
Xinlong bergerak terlalu cepat hingga tanpa sengaja sisi jari kelingkingnya tergores. Dia mengabaikan rasa pedih itu dan melihat arah yang ditunjuk Youming.
"Kau benar."
Keduanya menatap takjub.
"Luar biasa... Bukankah itu ri?"
Xinlong memicingkan matanya. Susunan bangunan istana memang tampak seperti aksara ri. Sangat rapi.
"Iya."
"Benar-benar penuh perencanaan yang matang."
Luka gores ditangan Xinlong berdenyut perih. Dia mengusapkan darah yang keluar ke batu disisinya.
"Qu Youming, tampaknya kita akan tidur disini malam ini. Aku akan berusaha mencari tempat yang aman dan mengumpulkan ranting." Xinlong menghidu udara disekitarnya. "Aku ragu kita bisa menyalakan api. Udaranya lembab, ditambah sisa hujan membuat semua basah."
"Saya ikut."
Xinlong menggeleng. "Kau-tunggu-disini."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart of The Dragon《Qianxi-Shinhye》
FantasyKehidupan Kaisar Zhaoyang, kaisar kedelapan Dinasti Qin. Perjuangannya menghadapi percobaan pembunuhan, perjodohan politik, hingga akhirnya menikahi seorang ratu dari Kerajaan Weian dan kemudian dinobatkan menjadi kaisar setelah ayahnya mangkat.