warning!!! typo everywhere
leiane
****
Minggu pagi Perth setelah rute perjalanan yang cukup panjang dari Hongkong lalu transit di empat kota, Akhirnya sampai juga rute tujuan. Australia dingin hari ini, untung aku membawa dua potong coat yang cocok untuk musim dingin kali ini. Menilik jam di layar handphone yang menunjukkan pukul tujuh pagi, aku memilih bergelung lagi di dalam selimut hangat hotel ini. aku tidak benar benar terlelap lagi, melainkan menatap langit langit kamar hotel yang aku tempati bersama Venya, roomate ku dalam penerbangan kali ini. Mungkin kali ini aku akan meghabiskan waktu di hotel saja, sebelum akhirnya tengah malam nanti akan ada perjalana lagi menuju Jakarta.
Rasanya lama sekali aku tak pulang ke rumah. Selama ini jika tidak on duty, tidak mendapat jatah terbang, yang hanya dua sampai tiga hari, aku tidak pulang kerumah melainkan, pulang apartement di daerah Cengkareng Jakarta. Apartement yang ku tempati bersama 3 orang sahabatku lainnya yang juga pramugari
ya beginilah, resiko pekerjaan kami, lama tak jumpa ayah ibu dirumah, tapi tak apa memang ini yang menjadi keinginanku dari dulu. Meski ada yang harus ku korbankan.
Aku tersentak dari kegiatanku memandangi langit langit ini, Venya meneriakkan namaku, yang sontak saja memekakkan telinga ku
''Leiaaaaaaaaaaaaaa........''
''Saolohhh, apaan dah tereak tereak, tidur ae lu sono''
''ya abis, lo sih hape bunyi ampe delapan puluh kali gitu, gak lo gagas, berisik woy, capek badan capek hati nih''
''ahh, hape gue bunyi?'', aku lantas menuju nakas dimana hapeku terletak, yang sedang aku isi daya, tapi benar aku tidak menghiraukan hape yang sedari tadi berbunyi,
''iyaaaaa lei, udah sono angkat, kalo gak. matiin brisik taaukkk, mana ringtonenya lagu Nella kharisma lagi, dangdut banget idup lo dah!'', protes Venya padaku, ya memang ringtone hp ku lagu dangdut begini, ya gimana ya, suka aja sama lagu dangdut beginian, semacem liriknya tuh menggambarkan suasana hati banget. ploong gitu. ah, apaan sih gue.
''cintai produk lokak nya!'', Venya hanya mencibir dan kembali masuk kedalam selimutnya.
Kubuka Log panggilan keluar sebanyak empat kali ini, rupanya dari Bella. Adikku. Elah, si bela nih paling telpon mau minta segala macem oleh oleh, terus minta dipaketin kerumah, apal deh gue kelakuan bocah kelas dua sma nih, terus udah gitu nanti kalo udah dapet maunya, langsung dah tu, upload di story bercaption makasih embak kirimannya, safe flight terus ya. Alah, kutukupret. Aslinya mah aku gedek juga nurutin maunya ini itu, ya tapi tu gimana ya, kalo gak diturutin maunya adekku satu satunya nih, kayak nyesel gitu.
Segera aku menelpon balik ke nomor Bella,
''halo, apaan lagi? mau minta paan lagi?'', aku menyerobot dengan langsung, begitu telponnya diangkat.
''elah, sante dong sis, gak kok lagi gak mau minta''
''terus apaan? ngapain nelpon nelpon?''
"ini, bapak mau ngomong mbak", kata Bella membuatku segera menegakkan duduk, kenapa bapak gak langsung telpon pake ponselnya sendiri, ada apa kiranya
"hallo, Lei, lagi dimana ini?", suara bapak terdengar dari seberang.
"eh,Assalamualikum pak, ini Leia lagi di Perth, Australia"
"Oh iya, kamu baik kan? Sehat sehat selalu ya Lei"
"iya pak, Oh iya tumben bapak gak langsung nelpon Leia, kenapa pake hp nya Bella", tanyaku pada bapak, disana terdengar helaan napas bapak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROW LINE
General FictionLayaknya garis sejajar Memang berdampingan Tapi mungkinkah akhirnya akan bertemu Sementara masih tetap pada jalan masing masing?. Dapatkah ini semua berjalan dengan baik Dengan semua pemikiran yang tak pernah sejalan. Kita tak bisa.