Azaf
****
Mungkin sebelum bertolak ke Jogjakarta dalam satu minggu ini, Azaf pikir tak apa jika ia harus pelesir sebentar mengunjungi tempat tempat terkenal di beberapa negara. Sebelum benar benar menghabiskan empat bulan pulang ke kampung halaman.
Setelah dipikir pikir, mungkin setelah ini Azaf akan mengajukan surat pindah tugas. Ia juga tak mau berjauhan selalu dengan keluarganya terutama ibu kesayangannya itu. Sudah cukup beberapa tahun belakangan ini ia berada di seberang benua, menuai kesuksesan dan hidup sendiri.
Ya, setelah melalui pertimbangan matang beberapa minggu terakhir ini.
Mungkin Malaysia atau Singapore menjadi pilihan yang tepat untuk pilihan pindah tugasnya.Dan mungkin nantinya ia akan lebih banyak membantu orang orang Indonesia dalam hal Imigrasi. Karna pastinya itu masih di Asia dan masih serumpun lah ya dengan Indonesia.
Such a great project to do.
***
Azaf baru saja sampai di Perth. Setelah beberapa jam diatas udara. Untungnya penerbangan kali ini tanpa transit. Jadi, lebih baik. Tanpa harus berganti dari satu pesawat ke pesawat lain.Sungguh, itu melelahkan.
Sampai di gerbang Arrival. Reon temannya telah berdiri disana mengenakan kemeja dan topi hitam. Ah, senangnya ada yang jemput.
Reon ini teman Azaf semasa ia menjalani karantina sebelum akhirnya di tugaskan di Jerman. Reon tinggal di Australia ia menjadi konsultan Imigrasi disini. Sama sama dari Indonesia. Yang menjelajah karir sejauh ini.
Dengan segera Azaf melangkahkan kakinya menghampiri Reon. Namun, tak lantas Reon menyadari kedatangan Azaf
"Brrootheerr....". Teriak Azaf tepat ditelinga Reon. Sontak saja ia kaget.
"Wohooo... sudah sampe? Langsung saja ke parking area yook". Mereka berjalan berdampingan dan bergegas menuju parking area dimana mobil Reon berada.
"So Azaf, what would you visit In Aussie", Reon membuka pembicaraan. Mobil Reon kini tengah melaju keluar dari kawasan bandara.
"Im gonna get rest for first, im jetlag", benar saja Azaf memang lelah kali ini.
"Okee. Oke. Jadi kan nginep di apart gue?". Azaf hanya memutar bola matanya malas. Tentu saja ia akan menginap di apartement Reon. Kemaren Ia juga yang menawarkan agar Azaf menginap saja menemaninya..
Katanya reuni teman lama."Sure".
"Jadi, gimana empat tahun Di Jerman, sudahkan menemukan jodoh". Azaf tak berniat menjawab. Ia memilih menyenderkan kepalanya di kursi mobil.
Demi Tuhan. Azaf sangat lelah.
"Yeuu. Ditanyain diem diem aja lo zaf.".
"Jerman its good place, but not with woman there, mau cari produk lokal, lagian gue juga lagi nunggu pengajuan pemindahan tugas di approve".
"Jadi,pindah kemana nih?"
"Singapore or Malaysia".
"Singapore is good choice enough"
"Iya juga sih,Singapore cewek nya oriental, sipit. Tipe lo bukan lagi cewek pirang mata biru ya Zaf?" Sumpah ini kenapa Reon bawel banget ngomongin cewek mulu.
Heran deh
"Lo daritadi ngomongin cewek mulu,masih belum mikir kesana. Gak tau besok atau lusa"
Reon sedikit membuka kaca mobilnya ketika ia telah berbelok di pom bensin hendak mengisi tanki bensin untuk mobil nya. Dan turun untuk membayar cash nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ROW LINE
General FictionLayaknya garis sejajar Memang berdampingan Tapi mungkinkah akhirnya akan bertemu Sementara masih tetap pada jalan masing masing?. Dapatkah ini semua berjalan dengan baik Dengan semua pemikiran yang tak pernah sejalan. Kita tak bisa.