: sixth :

17 2 0
                                    

Azafran

***
Deringan ponsel terdengar barulang kali dari ponsel yang diletakkan Azaf di nakas tempat tidur. Bahkan, matanya masih berat sekali untuk membuka.

Ia memaksakan buka mata dan segera meraih handphone abu abu miliknya. Tertera nama ibunya di display ponsel, maka dengan segera Azaf mengangkat telpon itu

"Assalamualaikum buk? Gimana?", jawabnya dengan suara yang masih parau ditambah kelelahan, maka sekarang suara Azaf terdengar serak.

"Sudah di ostrali kamu zaf?", ibunya memang tahu keberadaan Azaf karna memang, sebelum memutuskan untuk pulang Azaf sudah mengutarakan keinginannya untuk jalan jalan dahulu sebelum kembali ke Jogja.

"Iya buk, baru tadi malam sampai"

"Gusti, syukurlah, tapi kamu pasti capek ya Zaf", diseberang sana suara ibunya tampak khawatir, maka Azaf tersenyum, membayangkan raut wajah Ibunya yang cemas. Sudah rindu sekali Azaf dengan ibunya.

"Iya biasalah buk, kan terbang lama"

"Gini lo zaf, sekarang bapakmu lagi dirawat di RS, kemaren diabetesnya drop lagi"

Azaf menegakkan duduknya, mulai mendengarkan baik baik perkataan ibunya diseberang sana

"Sekarang gimana buk? Udah membaik belum bapak?"

"Ya masih belum ada perkembangan, tapi ibuk minta kamu pulang? Bisa ndak zaf?",

Khawatir. Tentu itu yang dirasakan Azaf sekarang, sudah empat tahun tidak bertemu keluarganya, terutama bapaknya, meskipun hubungan mereka tidak terlalu hangat sebagaimana mestinya. Tetapi Azaf cukup khawatir.

"Bisa buk, Azaf bisa pulang. Coba nanti mau cari tiket dulu ya buk", ia memutuskan pulang lebih cepat,daripada berlibur dahulu. Ini lebih penting dari jalan jalan yang ia rencanakan. Dengan Reon

"Alhamdulillah, baguslah"

"Iya buk"

"Yasudah, kalau pulang hati hati ya zaf, semoga selamat. Ibuk udah kangen anak lanange", ucap wanita paruh baya diseberang sana.

"Iya buk, yasudah Azaf tutup telponnya"

Kontak Azaf dan ibunya terputus.

Azaf segera berjalan menuju kamar mandi. Ia berendam di bath up dengan air panas. Ya lumayan membuat tubuhnya sedikit relaks.

Selesai dengan urusan toilet. Azaf duduk kembali di sisi ranjang. Sembari mengisi daya batre hapenya. Ia membuka aplikasi tiket online. Dan mencari penerbangan ke jogja dari Perth.

Akhirnya dapat juga. Ia memilih jadwal penerbangan ke Jogja, dengan rute satu kali transit di Soekarno-Hatta. Karena,memang tak ada pesawat yang langsung turun di Jogja dari Perth.

Jam penerbangannya nanti malam pukul 11.25 malam waktu Australia Barat. Ia sengaja memilih waktu malam karena, seharian ini. Akan ia gunakan untuk mencari buah tangan dari sini. Untuk keluarganya di Jogja. 

Ia punya beberapa sepupu dan keponakan yang pasti akan menyambutnya hangat selagi ia sampai di tanah kelahirannya nanti, maka ia harus benar benar memborong beberapa cindera mata sebagai hadiah untuk sanak saudara di sana.

Baru Azaf akan beranjak dari sisi ranjang yang ia tempati, satu dering telepon terdengar kembali dari hp yang sedang ia charge, melihat nama panggilan masuk yang tertera di display layarnya, Azaf segera mengesser tombol hijau keatas.

"Hallo yon"

"Eh, udah bangun lo zaf?"

"Udah lah, geblek,yakali belum bangun, telpon lo nggak gue angkat" , Azaf bisa merasajan aura merepotkan dari panggilan Reon kali ini

 ROW LINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang